seorang pemuda yang memiliki paras tampan juga disebut-sebut Pria sempurna berumur 29 Tahun belum pernah menjalin hubungan dengan Wanita manapun.
"Tuan? saya sudah membereskan wanita jal*ng itu." ucap sang Asisten dengan wajah sangar dan kepala Botak.
"hmm??! apa kau belum menemukan Gadisku?" tanya Pria itu dengan mata terpejam.
Asisten Botaknya itu hanya mematung dan sebuah tatapan tajam menghunus padanya.
"cari sampai dapat..! kau sudah banyak mengecewakanku." titah Pria itu dengan sorot mata membunuh.
Asisten Botak hanya menghela nafas pasrah, dengan deskripsi Tuan nya saat berusia 10 Tahun diselamatkan oleh seorang Gadis cantik yang katanya punya kekuatan hebat diluar nalar anak seumurannya, dimana Asisten Botak bisa menemukan ciri-ciri gadis itu? apakah Pemuda Tampan yang akrab dipanggil Dewa itu akan menemukan sosok Cinta Pertamanya? Ikuti Kisahnya ya??
mohon dukungannya ??! Terimakasih...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mengikuti Sya
Sya terus melangkah pergi membuat Inul, Tini dan Ekan saling pandang geram.
"lihatlah wanita sok itu? dia mengabaikan kita." pekik Ekan dengan marah.
Inul yang paling tak senang melihat kepergian Sya yang begitu sombong, mereka bertiga menatap tajam Sya yang melanjutkan pekerjaannya sebagai Sales sepatu.
"nggak bisa di biarkan gitu aja Nul, dia harus diberi pelajaran." kompor Tini.
"siapa bilang kita harus melepaskannya gitu aja?" seringai Inul.
"nah gitu dong..! selama ini kita baik-baik aja tuh tanpa dia, padahal dia dari bagian gudang tapi belagunya minta ampun udah melebihi kita para seniornya." geram Ekan di angguk-in setuju oleh Tini dan Inul.
"kita akan beri dia pelajaran siapa Bos disini." kata Inul sambil menyibakkan rambutnya.
Inul meminta rekannya untuk melanjutkan pekerjaannya lalu Ia pergi ke Ruangan Disiplin.
"Apa??" Pria Tua yang mendapat laporan Inul memukul meja mendengar nya.
"kau yakin dia terlambat?" tanya Bosko dengan marah.
"sangat yakin pak." jawab Inul.
inilah yang membuat Inul begitu sombong dan angkuh karna begitu dekat dengan atasannya, Ia pandai menjilat berbeda dengan Sya yang apa adanya saja.
"cepat kau panggil dia!" titah Bosko dengan tegas.
"baik Pak." jawab Inul dengan kepala tertunduk sopan lalu pergi menghampiri rekannya dengan raut wajah bangga.
"bagaimana?" tanya Ekan penasaran.
"pasti berhasil kan?" sambung Tini yang yakin Inul tak pernah gagal menjilat.
"siapa dulu dong." kata Inul dengan pongah membuat Tini dan Ekan tersenyum lebar memuji kecerdasan Inul.
Inul berjalan ke arah Sya yang sedang menyusun Kotak sepatu dari ukuran kecil yaitu 36 sampai ke atasnya.
"heii? anak gudang?" Inul menendang kaki Sya yang membuat Sya menoleh ke kaki Inul.
"apa kau tak punya sopan santun? apa salahnya panggil nama? kau buta ya? perlu aku perkenalkan diri?" sembur Sya dengan memperlihatkan name tag nya ke Inul di tatap aneh oleh beberapa Orang yang lalu lalang disana.
"pekerja nggak bisa baca bagaimana bisa diterima di Supermarket ini coba?" bisik beberapa pengunjung lainnya yang melewati Sya dan Inul.
Inul mengepalkan tangannya menatap nyalang ke Sya, "kauu?? jangan berlagak sok berkuasa disini ya? aku cuma mau bilang kalau kau itu dipanggil sama Pak Bosko." teriak Inul dengan marah.
Sya menaikkan sebelah alisnya, "kau mengadu kan? sama suami simpananmu yang ke sekian itu?" tuduh Sya dengan sinis.
Inul membelalak, "sialan kau..?" Inul berusaha menampar Sya namun di tepis langsung oleh Sya hingga Inul terjatuh membuat Tini dan Ekan terkejut segera mengejar Inul serta membantunya berdiri.
"kita lihat siapa yang paling berkuasa disini." kata Sya segera menghubungi Pak Bagas dan melaporkan keluh kesahnya pada Inul yang mengadukannya ke pihak Disiplin padahal Ia sudah izin pada Pak Bagas.
"kalau begitu biar Bapak yang bilang ke Bosko." kata Bagas lalu Sya mematikan panggilannya meledek Inul dan kawanannya.
"kalian cuma bisa menjilat remah-remahnya aja coba deh deketin pemimpinnya langsung." ejek Sya dengan seringainya lalu berbalik meninggalkan Inul makin geram.
Inul berdiri lalu melepas heelsnya dan melemparnya ke Sya yang dengan sigap menangkap heels yang hendak mengenai kepalanya.
Sya memutar kepalanya ke arah Inul dan Ia dengan seringainya melempar heels Inul ke lantai sampai patah dan tak bisa di gunakan lagi.
glekk...!
Inul, Tini dan Ekan menelan ludah melihat hal itu.
"jangan coba-coba usik aku..! aku sedang nggak mood melayani kalian." ancam Sya dengan penuh peringatan lalu kembali memasuki Toko Penjualan Sepatu untuk kembali bekerja.
"Nul?" panggil Tini.
"kita hubungi preman bayaranku untuk menghabisinya nanti pulang kerja." ucap Inul dengan benci lalu menepis tangan kedua temanya dan pergi meninggalkan lokasi itu.
di tengah ramainya Orang di Supermarket itu ada sepasang mata tajam melihat adegan itu sembari mencengkram Ponsel yang ada Foto Dewa tengah memperhatikan Sya dengan begitu intens di Acara yang sama ketika Ia menghadiri acara Perusahaan berdua dengan Amara.
"ternyata memang benar Sya selingkuh dariku." gumam Aldo dengan tangan terkepal kuat sampai buku-buku jarinya memutih tak disangka Sya yang membodohinya selama ini.
Aldo bersalah telah mengabaikan Sya yang sudah berubah jadi cantik dan super seksi sehingga menarik perhatian Dewa, saat Aldo tak memberi perhatian pada Sya karna asik bersama Amara membuat Aldo tanpa sadar memberi celah buat Dewa tertarik pada Sya.
"sejak kapan Tuan Dewa tertarik padanya?" gumam Aldo dengan geram.
Aldo marah tapi bagaimana caranya Ia mendapatkan Sya lagi kalau saingan Aldo sekelas Dewa yang terkenal dengan kekejamannya di dunia bisnis.
"mau kemana dia?" gumam Aldo mengikuti Sya yang melangkah pergi.
Sya berjalan tenang ke Toilet Wanita sementara Aldo menunggu Sya di luar Toilet sembari melihat sekeliling sekiranya tempat itu aman karna tempat ini pasti akan banyak wanita.
Aldo tak kunjung melihat Sya keluar pun berinisiatif masuk ke Toilet Wanita, Sya duduk di atas Kloset yang di tutup sambil memainkan Ponsel untuk mencari berita tentang pembuli tadi.
"untung deh nggak ada berita yang aneh mengenaiku, lagian siapa juga yang akan percaya sama mereka? pasti di anggap Orang gila." batin Sya tersenyum lega.
Sya menaikkan sebelah alisnya mendengar suara langkah kaki yang terbilang aneh seperti suara sepatu laki-laki Sya memiringkan pandangannya ke arah bawah pintu toilet nya lalu melihat sepasang sepatu pantofel yang jelas milik Pria masuk ke Toilet Wanita.
"Yah..! si cabul mana lagi ini masuk ke Toilet Wanita." batin Sya dengan cepat membuka pintu Toiletnya dan membanting Pria itu.
"dasar Cabul...! kenapa kau masuk ke Toilet Wanita hah?" teriak Sya dengan muka memerah tapi ketika melihat siapa yang tengah kesakitan itu membuat Sya membekap mulutnya syok malah segera melarikan diri dari sana.
Sya terus berlari hingga beberapa kali Ia hampir terkilir karna heelsnya, tiba-tiba Sya mematung di tempat sembari berpikir.
"ehhh?? kenapa aku yang lari? aku kan nggak salah." Sya memukul kepalanya sendiri yang lari karna tak sengaja mengeluarkan sedikit kekuatannya untuk menjatuhkan pria cabul itu.
"haiiishhh!! ngapain si tukang selingkuh itu ngikutin aku sampai masuk Toilet wanita?" gerutu Sya dengan geram.
Sya kembali melangkah tapi mendengar suara teriakan Aldo yang berjalan tertatih-tatih ke arahnya sedangkan Sya tak peduli.
Sya mulai jengah dan marah di ikuti terus.
"dasar brengsek..! ngapain kau mengikutiku hah? apa kau nggak terima aku campakkan begitu?" maki Sya balik badan dengan berani kembali melangkah ke Aldo.
Aldo meringis, "kenapa kamu begitu kuat Sya? sejak kapan kamu bisa membanting Orang? punggungku terasa remuk."
Sya berdecih dan meludah kesamping dengan jijik, "nggak usah sok perhatian deh..! aku bilang apa hah? pertunangan itu batal dan kau juga berselingkuh sama Amara ya teruskan aja kenapa mengejarku?" kata Sya dengan tatapan tajam.
"Sya aku minta maaf.! aku tergoda sesaat." kata Aldo melembut.
Sya menaikkan sudut bibirnya dengan geram, "aku nggak nyangka dia lebih brengsek dari puncak-puncaknya pria brengsek di muka bumi ini." batin Sya.
Sya tertawa keras lalu menatap datar Aldo, "dasar bajingan tukang selingkuh.!!."
Aldo terperanjat kaget, Aldo terlihat seperti seorang pencuri yang tertangkap basah.
"la--lagian aku mana tau kalau kamu sudah berubah." bela Aldo malah menyalahkan Sya yang tak memberitahunya.
Sya menatap jijik Aldo yang berusaha merayunya bahkan ingin menjelaskan sesuatu yang sudah jelas salah tak akan mungkin bisa diubah lagi.
MAIN KEROYOKAN AJA BANGGA..CUUIIHH..😠😠😠