Tidak pernah terpikirkan dalam benak Aurora akan menjadi pelakor dalam hubungan rumah tangga seseorang notabene nya rumah tangga keluarga nya sendiri? bagaimana tidak dirinya pernah melakukan ' ONE NIGHT STAND ' dengan seorang pria bernama Arthur dan pria itu menjadi ayah tirinya.
Kaget dan tidak percaya itu yang Aurora Gabriella Vincci rasakan dan dia berpikir Arthur sudah melupakan kejadian satu tahun yang lalu itu namun semuanya salah.
Ternyata Arthur menikahi ibu Aurora karena memiliki tujuan tertentu bukan memikat hati Aurora. awalnya Arthur kaget ternyata sang anak tiri nya wanita yang selama ini dia cari-cari.
Karena tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman Aurora memutuskan untuk pergi ke Kota J berkarir disana agar terhindar dari jeratan Arthur yang semakin menggila padanya.
Tapi suatu hari Arthur menemukan keberadaan nya dan meminta Aurora untuk menjadi istrinya sebagai bentuk tanggung jawab dan kerja sama dalam mengungkapkan penyebab kematian Allard.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Mau tidak mau Allard ikut menuju ke kantor polisi ia di interogasi secara detail mulai dari aktivitasnya permasalahan dan penyebab kematian Chaterine semua Allard cerita dari dirinya bertengkar hebat, masalah perselingkuhan dan saat Chaterine pergi begitu saja.
" Jadi seperti itu pak. " ucap Allard mengakhiri ceritanya.
" Maaf Tuan Allard, kami mendapat bukti lebih kuat, mungkin anda bisa mengajukan permasalahan ini pada hakim di persidangan. " ucap polisi itu.
" Saya tidak bersalah Pak polisi, saya tidak pernah membunuh istri saya sendiri. beri saya waktu satu bulan saya akan mencari pelakunya. " ucap Allard memohon.
" Baiklah, kalau begitu saya beri Tuan Allard waktu satu bulan mencari tahu siapa pelakunya maka anda akan terbebas dari kasus kematian Nona Chaterine. " ucap pak polisi.
" Ya, akan saya buktikan saya tidak bersalah pak polisi. " ucap Allard pasti.
...✿ ✿ ✿ ✿...
Semenjak kepulangan dari kantor polisi Allard mulai bergerak ia memberi perintah pada anak buah nya mencari pelaku tersangka kematian Chaterine. tapi baru 3 minggu kemudian hasil nya kembali luput Allard menjadi gundah sekarang. apa ia harus menerima dirinya di penjara? kalau ia dipenjara bagaimana dengan anak nya Aurora? siapa yang ingin mengurusnya?
Pikiran Allard terjatuh pada Silvia sosok wanita selingkuhan nya itu, sepertinya ia bisa meminta tolong pada wanita itu jika sewaktu-waktu dirinya dituduh bersalah padahal bukan dirinya yang membunuh Chaterine.
Setelah pertengkaran hebat waktu itu Silvia lebih banyak mengurung diri dan melamun di tempat kerja efek dari teror yang semakin memuncak bagaimana tidak? ia sering sekali mendapat pesan yang tidak logis, kotak berisikan terkadang kalajengking, takut mati dan foto nya yang tertuliskan ' Death' .
Hampir setiap hari mendapat teror yang semakin ekstrim terakhir adalah seseorang mengirimkan nya makanan berisikan belatung hidup. ia sudah tidak sanggup lagi saat ini ia memutuskan lebih baik mengakhiri hidupnya saja.
Dia sudah berkali-kali mengalami pelecehan gara teror-teror tidak jelas itu, entah bagaimana bisa para lelaki yang tidak ia kenal mengetahui paspor apartemen nya dan melecehkan nya terus menerus.
Sedangkan Silvia tidak pernah memiliki masalah dengan pria siapapun itu, dan sepertinya malam ini puncak nya bagi seorang Silvia. ia mendengar suara pintu yang diketuk dan bunyi bell.
Dengan was-was wanita itu melihat dilayar monitor, ah dia tukang air keran yang biasa Silvia panggil untuk memperbaiki wastafel apartemen nya.
" Silahkan masuk pak. " ucap Silvia ramah menyambut.
" Terimakasih Mbak. " ucap pria itu.
Lelaki itu segera memperbaiki keran wastafel di dapur apartemen Silvia sembari wanita itu menyiapkan secangkir minuman yang ia letakan diatas meja. biasanya mereka akan mengobrol sebentar karena memang sudah akrab saking seringnya Silvia memanggil lelaki itu memperbaiki keran rumahnya.
" Duduklah pak, biasa kita minum dulu. " panggil Silvia.
" Aduh, Mbak. jadi enak saya nya dikasih minuman pula. " ucap lelaki itu terkekeh pelan.
" Eh saya mau ke kamar mandi dulu ya, kebelet nih. " ucap Silvia buru-buru.
" Yo, Mbak gak apa-apa. " ucap lelaki itu sedikit menyeruput secangkir minuman itu.
Saat Silvia pergi kedalam kamar mandi pria itu menuangkan sesuatu didalam cangkir Silvia lalu mengaduknya. setelah nya Silvia keluar dari kamar mandi dan mereka kembali berbincang hingga minuman di cangkir Silvia habis.
Mungkin sekitar 10 menit barulah Silvia merasa tubuhnya begitu lemas dan pandangan mulai berkunang-kunang tidak lama dari itu seorang pria masuk kedalam apartemen Silvia.
Silvia yang menyadari mencoba memberontak saat pria berpakaian serba hitam menggunakan masker sarung tangan serta hoddie menutupi kepalanya ia mencengkik Silvia menggunakan tali hingga gadis itu berhenti bernafas.
lelaki berpakaian serba hitam itu segera melancarkan aksinya menggantung tubuh Silvia seolah ia memang bunuh diri.
" Ini bayaran kamu, jangan katakan pada siapapun mengenai ini atau kau habis ditangan saya. " ucap pria berpakaian hitam itu memberi uang segepok di lapisi amplop putih.
" Sa-saya tidak akan mengatakan apapun terimakasih. " ucap lelaki berprofesi tukang keran itu segera pergi dengan tergesa-gesa.
Pagi harinya banyak sekali pihak polisi dan para detektif berkumpul di apartemen Silvia dan juga para tetangga yang penasaran. bertepatan dengan Allard yang hari itu mendatangi Silvia bersama Aurora dalam gendongan nya.
Allard menghampiri segerombolan ibu-ibu disana.
" Ini ada apa ya ibu-ibu? " tanya Allard.
" Oh ini Pak, si Silvia itu ditemukan bunuh diri sama tetangga sebelah. " ucap salah satu ibu-ibu disana.
DEG...
Syok? jelas? tidak percaya? apa lagi. bagaimana bisa wanita yang dikabarkan baik-baik saja tiba-tiba bunuh diri tanpa sebab apalagi yang Allard dengar dari pihak karyawan teman wanita itu ia baru saja mengadakan party di apartemen nya dan kali ini wanita itu ditemukan meninggal.
SHIT!
Kali ini harapan Allard sudah tidak ada lagi, ia sudah mendapat jalan buntu sebelum berperang sedang di tempat lain kedua makhluk berbeda jenis kelamin itu tertawa senang merayakan kemenangan mereka.
" Apa sudah senang sekarang Laura. " ucap Jacob mereka saling menuangkan wine didalam gelas.
" Tentu saja, akhirnya tikus-tikus itu berhasil aku singkirkan. dan kini misi ku hanya tinggal satu. " ucap Laura.
" Apa yang akan kau lakukan mendapat hati Allard lagi? " tanya Jacob.
" Mungkin aku akan memanfaatkan momen ini, aku masih butuh bantuan mu Jacob dalam menangani kasus Allard. " ucap Laura.
" Kau tenang saja, semua akan beres di tangan ku. " ucap Jacob bangga.
" Kalau gitu aku pergi dulu. " ucap Laura beranjak dari duduknya.
" Kau akan kemana? " tanya Jacob.
" Aku akan mempersiapkan diriku untuk bertemu dengan pria itu seminggu lagi sebelum ia ditangkap Hahahaha.... " ucap Laura diakhiri tawa nya yang terdengar puas.
SATU MINGGU KEMUDIAN.
Allard bangun tepat di pagi hari ini, kepalanya sedikit pusing setelah memikirkan dan mencari dimana si pelaku sebenarnya dan sore nanti merupakan hari dimana waktu nya telah habis besok ia harus pergi ke kantor polisi.
Sial! apa yang harus ia lakukan sekarang! kalau ia kabur sama saja ia menjadi buronan polisi dan semakin dicurigai kalau ia tidak kabur dirinya akan tertangkap siapa yang akan mengurus Aurora nantinya?
Tidak lama pintu rumahnya diketuk seseorang kebetulan para pembantu saat ini tengah berlibur di karenakan hari minggu jadilah Allard yang membukakan.
KLEK...
DEG...
Betapa terkejutnya Allard saat melihat wanita yang telah ia sakiti hatinya kini muncul kembali dihadapannya.
" Ada apa kamu kemari lagi Lau? " tanya Allard mencoba menormalkan ekspresi terkejutnya.
" Aku sudah lihat berita nya di media, aku turut berduka dan juga tentang kamu yang jadi buronan udah kesebar Allard? kamu sama anak mu baik-baik aja kan? " tanya Laura sok peduli.
Allard tidak percaya mendengar nya ia mengambil ponselnya dan benar saja ia membaca di media sosial terutama di lambe turah.
" Kita bicara didalam saja Laura. " ucap Allard membuka kan pintu.
Kini mereka berdua duduk di sofa berhadapan satu sama lain.
" Allard, kamu gak mungkin kan bunuh istrimu sendiri ? " tanya Laura pura-pura.
" Aku tidak pernah membunuhnya Lau, sumpah aku juga tidak tahu kenapa bisa sampai diriku dituduh yang tidak-tidak. " jawab Allard.
" Tapi aku yakin kamu gak bersalah, kamu sudah dapat pelaku nya siapa? " tanya Laura lagi.
" Belum, aku sudah bersusah payah mencari pelakunya tapi tidak dapat ditemukan. sepertinya aku harus menerima diriku kali ini. " ucap Allard.
" Kau gila Allard! bagaimana dengan anakmu? kau orang kaya, seharusnya informasi semudah itu kau bisa mendapatkan nya. " ucap Laura.
" Tidak semudah itu Laura, aku sudah mencoba berkali-kali seperti ada seseorang yang menutupi akses perbatasan nya dan aku tidak bisa menggali lebih dalam. " ucap Allard.
" Bagaimana kalau aku bantu? " tawar Laura.
" Apa kamu bisa? " tanya Allard ragu.
" Tentu saja, aku ada seorang kenalan dia memang orang nya bisa mencari semua informasi apapun sampai sedetail mungkin. " ucap Laura membuat Allard tergiur mendengarnya.
" Siapa dia? biar saya saja yang menghubunginya. " ucap Allard.
" Ah, untuk itu dia hanya tahu aku saja. dia tidak ingin dikenal siapapun termasuk orang penting seperti kamu dia kurang percaya takutnya dia dimanfaatkan. " alibi Laura.
" Hm, kalau begitu aku bisa minta bantuan dia? " tanya Allard.
" Tentu saja bisa tapi ada syaratnya. " ucap Laura menyeringai.
" Apa? " tanya Allard.
" Nikahi aku Allard. " ucap Laura mantap.