Akibat tidak mau berhubungan badan membuat Scarlet dijual oleh kekasihnya sendiri pada seorang pria pecinta kebersihan.
Pertemuan tanpa sengajanya dengan Samuel membuatnya harus terjebak dengan Samuel selama dua tahun akibat perjanjian yang tidak dia inginkan sama sekali. Samuel menginginkannya karena hanya Scarlet satu-satunya wanita yang bisa bersentuhan dengannya oleh sebab itu dia menerima tawaran dari Darien, kekasih Scarlet yang ternyata telah menipu Scarlet.
Scarlet berusaha memberontak namun gagal sampai akhirnya dia memutuskan memanfaatkan kekuasaan yang Samuel miliki untuk membalas dendam pada Darien yang telah menjualnya dan pada orang-orang yang sudah menghina dan menginjak harga dirinya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Berharap Lebih
Scarlet pamit pergi setelah berbincang dengan suster Agnes dan Suster Maria. Dia juga bermain dengan anak-anak yang ada di sana dan membelikan makanan untuk mereka tentunya dengan uangnya sendiri. Sesungguhnya dia tidak mau pergi, dia ingin berada di sana karena dia tahu saat dia kembali ke rumah Samuel maka dia akan kembali menjadi boneka pria itu dan dia harus selalu melakukan apa saja yang Samuel inginkan namun, dia akan berterima kasih pada Samuel yang telah menyelamatkan panti asuhan.
Scarlet pergi ketika waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Mungkin dia akan tiba pukul delapan malam atau pukul sembilan nanti. Hari ini, dia benar-benar seperti kembali seperti dulu karena Samuel tidak mencarinya. Dia merasa bebas tanpa terikat oleh apa pun tapi ketika dia kembali ke rumah Samuel, rantai yang mengikat kakinya akan kembali terpasang.
Jarak halte bus lumayan jauh, Scarlet berjalan dengan santai menyelusuri trotoar. Dia ingin menikmati waktu kesendiriannya untuk sementara waktu bahkan dia berharap waktu terhenti untuknya. Jalanan yang sepi mendadak membuatnya takut pasalnya dia merasa ada yang mengikuti dari belakang. Scarlet berpaling, seorang pria membuntutinya dari kejauhan. Sial, jangan katakan ada penguntit.
Scarlet bergegas mempercepat langkah, dia bahkan berlari menuju halte bus karena dia takut. Pria yang mengikutinya pun mengejar, Scarlet semakin ketakutan karena dia pikir pria itu adalah penjahat.
"Jangan mengikuti aku!" teriak Scarlet tanpa menghentikan larinya.
"Tunggu, Nona!" pria asing yang tidak dia kenal memintanya menunggu tapi Scarlet yang takut justru semakin berlari kencang. Beruntungnya bus yang akan dia tumpangi sudah datang sehingga Scarlet tidak perlu bersusah payah menghindar apalagi bus itu langsung jalan karena tidak ada penumpang yang lainnya.
Scarlet memegangi dadanya sambil mengatur napasnya yang hampir putus. Hampir saja, padahal sejak dulu kawasan itu aman tapi entah kenapa sekarang sudah ada penjahatnya. Scarlet melihat ke belakang, pria yang mengejarnya tadi seperti sedang menghubungi seseorang. Jangan katakan pria itu adalah utusan keluarga Darien yang tidak terima karena Susan berada di dalam penjara gara-gara ulahnya tapi tebakannya salah karena pria yang mengejarnya itu tentu saja ingin bertemu dengannya.
Karena kejadian itu, Scarlet semakin waspada. Dia tidak mau berlama-lama lagi oleh sebab itu Scarlet tiba lebih cepat dari perkiraan. Pukul setengah delapan dia sudah tiba, Scarlet menghela napas ketika turun dari taksi yang dia tumpangi. Rumah megah itu adalah penjara yang akan mengurungnya selama dua tahun tapi dia sudah memutuskan untuk patuh jadi dia harus menikmatinya.
Dengan perasaan enggan dan berat, Scarlet melangkah masuk menuju sangkar emasnya. Scarlet membuka pintu dengan perlahan, dia bahkan ingin masuk dengan cara mengendap namun dia justru terkejut ketika Samuel muncul dari balik pintu.
"Kenapa baru kembali?" tanya Samuel.
"Aku, ehm?" Scarlet belum menyelesaikan ucapannya tapi Samuel sudah memeluknya sehingga membuatnya terkejut.
"Aku kira kau akan lari lagi dan tidak akan kembali," ucap Samuel.
"Aku sangat ingin lari darimu Samuel, tapi aku tidak bisa karena aku tahu apa yang aku lakukan hanya sia-sia saja."
"Sebaiknya tidak kau lakukan karena aku pasti akan menemukan dirimu mau sejauh apa pun kau lari, Scarlet. Sejauh apa pun kau lari bahkan ke ujung dunia sekali pun, kau akan tetap aku temukan!"
"Aku tahu, sebab itulah kenapa aku tidak lari. Aku lelah, bisakah melepaskan aku? Aku dari luar begitu lama jadi baju dan badanku kotor. Jangan sampai phobiamu kembali kambuh gara-gara aku!"
"Jika phobiaku kambuh maka aku akan menghukummu!" ucap Samuel.
"Aku tahu apa yang kau inginkan, Samuel," Scarlet melangkah mundur dan memandangi Samuel.
"Ijinkan aku mandi terlebih dahulu dan setelah itu, aku akan melayanimu sampai kau puas!" ucapnya lagi.
"Kenapa kau berkata seperti itu?" ekspresi wajah Samuel berubah, dia tampak tidak senang dengan perkataan yang baru saja Scarlet ucapkan.
"Apa aku salah? Memang itu peranku, bukan? Kau membutuhkan aku untuk menghangatkan ranjangmu dan aku mulai terbiasa dengan peran yang aku lakukan. Tidak perlu berpura-pura tidak enak hati, kau membeli aku memang untuk itu!" ucap Scarlet karena dia memang merasa jika dirinya adalah boneka mainan Samuel.
"Bodoh, jangan asal mengambil kesimpulan karena aku tidak membeli seorang ja*ang!"
"Apa artinya perkataanmu itu? Kau memang membeli aku sebagai kekasihmu selama dua tahun yang artinya, aku adalah ja*angmu selama dua tahun ke depan. Sekarang juga kau bisa melakukannya, aku tidak akan menolak jika kau tidak jijik!" entah kenapa dia jadi berbicara seperti itu dan memulai perdebatan yang tidaklah penting.
"Entah apa yang terjadi padamu tapi dengarkan aku baik-baik!" Samuel melangkah mendekat lalu mengangkat dagu Scarlet. Mereka berdua saling pandang, Scarlet tampak tidak mengerti dengan tatapan Samuel yang terlihat berbeda dari pada biasanya.
"Aku tidak menganggapmu sebagai ja*ang, Scarlet. Aku tidak menganggapmu sebagai penghangat ranjangku. Jika kau memang tidak mau, aku tidak akan memaksa tapi dengarkan perkataanku ini baik-baik. Bagiku kau wanita spesial dan kau tahu apa alasannya. Aku pun berubah pikiran, satu-satunya wanita yang bisa aku sentuh berada di dalam pelukanku saat ini lalu untuk apa aku melepaskannya? Kau cantik, aku juga menjadi lelaki pertama bagimu lalu apa yang kurang dari semua itu? Dari pada menjadikanmu sebagai kekasih bayaranku saja, bukankah lebih baik aku menjadikanmu sebagai istriku?"
"Apa?" Scarlet terkejut namun tatapan matanya tak lepas dari ekspresi Samuel yang tampak serius. Apa pria itu sedang mabuk sehingga berkata demikian ataukah dia yang sedang mabuk kendaraan?
"Aku tahu kau baru saja dikhianati, aku pun tahu kau pasti tidak akan percaya tapi aku akan membuatmu jatuh cinta padaku jadi bersiaplah, aku akan mengambil hatimu mulai sekarang," Samuel mengatakan hal itu agar Scarlet tidak menganggap dirinya ******* yang dia bayar karena dia tidak menganggap Scarlet sebagai ja*ang.
"Cinta?" Scarlet mendorong Samuel dan melangkah mundur, "Sebaiknya jangan berharap lebih karena aku tidak lagi mempercayai cinta!" ucapnya lagi.
"Aku tahu sulit, tapi aku akan membuktikan jika aku tidak seperti baji*angan yang telah menjualmu itu!"
"Berusahalah, aku tidak melarang tapi jangan berharap lebih dan jangan marah jika hasilnya tidak sesuai dengan harapan!"
"Aku tahu tidak mudah dan aku bukan orang yang akan menyerah begitu saja!" Samuel mendekati Scarlet lalu menggendongnya. Scarlet terkejut dan berteriak, tas yang dia bawa sampai terjatuh ke atas lantai.
"Turunkan aku, Samuel. Bukankah kau berkata tidak mau?"
"Memang tidak tapi aku ingin memandikanmu sampai bersih agar semua kotoran yang kau dapatkan dari luar tidak menempel di tubuhmu terlalu lama."
"Tapi kotoran itu sudah menempel padamu!"
"Itu berarti, kita harus mandi bersama. Kita harus saling membersihkannya sampai bersih, bukan?"
"Apa?"
"Jangan menolak karena aku sedang menunjukkan kesungguhanku padamu!"
Scarlet diam, tidak membantah. Entah apa yang terjadi tapi dia harap Samuel tidak kecewa karena rasa yang ada di hatinya sudah mati akibat pengkhianatan Darien. Ibaratkan sebuah rumput yang sudah kering, begitulah hatinya yang tak akan bisa disembuhkan lagi.
ga sgampang itu lah
Jalan ceritanya mudah di mengerti
minta Samuel untuk membuat Dariej mnyesal krn telah menjualmu