Dihari ulang tahunnya yang ke 23 tahun Marlena Susianti atau yang sering di panggil Lena berharap hadiah spesial dari sang kekasih. Namun ternyata yang dia dapat tidak sesuai apa yang diharapkan. Lena justru mendapati kekasihnya sedang melalui malam panas dengan sahabatnya sendiri, Sherin. Karena kecewa, Lena pun berlari keluar dari apartemen kekasihnya secepat yang ia bisa untuk menghindar dari kenyataan pahit itu.
Rasa kecewa dan sakit hati membuat Lena pun putus asa hingga ia masuk ke sebuah club malam. Terlalu banyak menenggak alkohol membuat Lena akhirnya menghabiskan malam dengan seorang pria tampan yang tidak dia kenal sama sekali.
“Sayang.. Kamu milikku sekarang.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
Paginya
Seperti biasanya, Lena terbangun lebih dulu dari Erlan. Lena melenguh dan merenggangkan otot otot dalam tubuhnya. Saat itu lah Lena sadar dirinya tidak mengenakan sehelai benang pun. Hanya selimut tebal berwarna putih yang menutupi tubuh polosnya sekarang.
Ingatan Lena langsung kembali pada apa yang hampir saja terjadi semalam. Lena masih bisa merasakan bagaimana Erlan yang begitu lembut menciumnya, menggendongnya menaiki satu persatu anak tangga hingga akhirnya mendaratkan tubuhnya dengan lembut di atas ranjang. Lena juga masih bisa merasakan sentuhan lembut Erlan di setiap inci tubuhnya. Lena bahkan tidak sadar bagaimana semua kain yang melekat di tubuhnya lepas dari tubuhnya.
Pipi Lena langsung merona mengingat semua itu. Walaupun memang Erlan tidak benar benar menuntaskan keintiman itu. Ya, Erlan tidak sampai melakukannya karena memilih berhenti di tengah kemesraan itu. Erlan tersenyum lembut dan mencium keningnya lalu membenarkan posisi Lena di atas ranjang.
“Tidurlah sayang..” Begitu bisik Erlan seraya merengkuh tubuh polos Lena ke dalam pelukannya. Mereka berdua menutupi tubuh polosnya dengan selimut.
Lena menoleh kembali pada Erlan. Rona merah di pipinya sirna mengingat Erlan yang memilih berhenti di tengah aktivitas panas mereka.
“Apa dia tidak mau menyentuhku? Tapi kenapa? Bukankah dia bilang dia mencintaiku?” Beberapa pertanyaan mulai bersarang di benak Lena. Tentu saja, siapa yang tidak heran kalau suaminya menghentikan begitu saja kegiatan intim yang mereka lakukan sebelum ke inti tanpa sebab apapun. Padahal Lena sendiri yakin semalam Erlan juga sudah di kuasai oleh gairah. Namun Erlan tiba tiba menghentikan itu dan memeluknya kemudian menyuruhnya untuk tidur.
Lena menghela napas kemudian meraih tangan Erlan yang masih melingkar di perut ratanya. Lena berniat menyingkirkan tangan itu saat tiba tiba tangan kekar itu justru semakin erat memeluknya. Lena sadar, Erlan juga sudah terbangun dari tidur lelapnya.
“Tetap seperti ini sayang.. Setidaknya sampai beberapa menit lagi.” Gumam Erlan dengan suara serak khas orang yang baru bangun dari tidurnya.
Lena menelan ludah. Perasaanya tiba tiba menjadi tidak karuan. Lena bahkan mengira Erlan tidak benar benar serius ingin hidup dengannya.
Tidak perduli dengan apa yang Erlan katakan, Lena tetap melepaskan pelukan Erlan. Hal itu membuat kesadaran Erlan langsung penuh. Pria itu membuka kedua matanya lebar lebar dan mengeryit melihat Lena yang sama sekali tidak menuruti kemauannya. Lena tetap bangkit dari berbaringnya kemudian turun dari ranjang. Lena memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai lalu melangkah masuk ke dalam kamar mandi tanpa mengatakan apapun pada Erlan.
“Apa aku melakukan kesalahan?” Gumam Erlan bertanya tanya pada dirinya sendiri. Erlan tidak mengerti kenapa Lena tampak seperti sedang marah padanya.
“Apa karena semalam aku hampir kebablasan melakukan itu? Apa dia merasa di lecehkan?”
Erlan menelan ludah. Jika apa yang dipikirkannya benar, Erlan benar benar sangat menyesal karena tidak bisa menahan dirinya. Erlan merasa sangat bersalah jika Lena merasa di lecehkan olehnya.
Merasa tidak tenang, Erlan pun segera bangkit dari berbaringnya. Pria itu meraih celana pendeknya yang berada di atas nakas dan langsung mengenakannya kemudian turun dari ranjang. Erlan benar benar merasa sangat takut sekarang. Erlan takut Lena marah apa lagi sampai kecewa padanya. Itu adalah hal yang sangat Erlan takutkan.
Erlan terus mondar mandir di depan pintu kamar mandi dengan hanya mengenakan celana pendek saja. Sikap Lena pagi ini benar benar membuatnya takut.
Erlan mencoba mengingat ingat apa kesalahannya pada Lena semalam. Tapi Erlan sama sekali tidak merasa melakukan kesalahan apapun selain hampir melakukan itu pada Lena.
“Ya Tuhan.. Tolong hamba.. Hamba benar benar tidak bisa jika Lena sampai marah dan kecewa kemudian memutuskan meninggalkan hamba.” Batin Erlan gelisah sendiri.
Erlan menarik napas dalam dalam mencoba menenangkan dirinya sendiri namun itu sama sekali tidak berhasil. Lena membuat Erlan merasa kalang kabut sekarang.
Suara pintu kamar mandi yang di buka membuat Erlan menoleh dengan cepat. Dari balik pintu itu Lena keluar. Sesaat pandangan mereka bertemu hingga akhirnya Lena melengos enggan menatap Erlan lama lama.
Erlan terkejut lagi karena Lena yang melengos. Kentara sekali Lena sedang marah padanya. Tidak mau sampai masalah yang tidak Erlan ketahui asal muasalnya itu berlarut larut, Erlan pun menahan Lena dengan memeluk Lena dari belakang.
“Sayang..” Panggilnya.
Lena menghela napas kasar. Apa yang Erlan lakukan dengan menghentikan begitu saja aktivitas panas mereka semalam membuat Lena merasa sangat tersinggung.
“Aku minta maaf untuk semalam. Aku nggak bermaksud kurang ajar sama kamu sayang.. Aku khilaf semalam.. Aku nggak bisa mengontrol diri aku sendiri.” Lirih Erlan menempelkan dagunya di bahu Lena.
Lena mengeryit mendengarnya. Merasa butuh penjelasan atas permintaan maaf Erlan, Lena pun segera melepaskan pelukan Erlan kemudian memutar tubuhnya dengan cepat menghadap pada Erlan yang menatapnya dengan ekspresi wajah sendu.
“Apa maksud kamu Erlan?” Tanya Lena.
Erlan kebingungan sesaat. Ekspresi Lena saat bertanya menandakan bahwa dia tidak tau menahu tentang Erlan yang tiba tiba berkata demikian padanya.
“Semalam.. Aku tidak bisa menahan diri sayang.. Karena bagaimana pun juga aku adalah laki laki normal. Aku minta maaf kalau apa yang aku lakukan semalam kamu menjadi merasa di lecehkan.”
Lena menggelengkan kepalanya. Sekarang Lena tau kenapa tiba tiba Erlan menghentikan permainan mereka semalam.
“Aku tau aku tidak seharusnya melakukan itu sementara kamu saja belum siap untuk itu sayang.. Aku minta maaf. Tolong jangan marah. Aku janji aku nggak akan melakukannya lagi. Aku akan lebih berusaha mengontrol diriku sendiri lain kali.” Lanjut Erlan yang semakin membuat Lena tidak menyangka.
Lena sedikitpun tidak marah dengan apa yang Erlan lakukan padanya. Lena justru tersinggung karena Erlan mengurungkan niat menyentuhnya semalam. Karena bagaimanapun juga kewajiban seorang istri adalah melayani suaminya dengan baik saat mereka sedang bersama diatas tempat tidur.
“Jadi ini alasan kamu mengurungkan niat melakukannya semalam padaku Erlan?” Tanya Lena membuat Erlan langsung menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
“Kamu tau Erlan? yang kamu lakukan dengan menghentikan apa yang sudah seharusnya kamu lakukan itu membuat aku merasa di rendahkan sebagai seorang istri. Tapi kamu malah berpikir apa yang kamu lakukan semalam itu adalah pelecehan. Ya Tuhan Erlan.. Aku ini istri kamu, aku bukan orang lain.”
Sekali lagi Erlan terkejut. Kali ini karena apa yang di pikirkan nya tentang kemarahan Lena meleset sangat jauh. Lena marah bukan karena Erlan lancang menyentuhnya, tapi karena Lena mengurungkan niat menyentuhnya sampai ke inti.
“Jadi...”
“Aku ini istri kamu Erlan. Aku hak kamu, aku milik kamu. Dan apapun yang kamu mau selama itu tidak menyakitiku aku pasti akan dengan senang hati memberikannya. Termasuk hatiku juga tubuhku Erlan.” Sela Lena menatap Erlan dengan tatapan sedihnya.
Mendengar itu Erlan tersenyum. Erlan merasa seperti ada ribuan kupu kupu yang berterbangan di sekitarnya. Ucapan Lena membuatnya merasa sangat bahagia. Erlan tidak menyangka jika ternyata Lena mempunyai pemikiran seperti itu.
“Jadi aku boleh melakukannya sayang?” Tanya Erlan dengan wajah sumringah.
Lena menghela napas merasa kesal. Pemikiran Erlan benar benar terlalu banyak drama. Malas menjawab, Lena pun memutar tubuhnya hendak berlalu dari hadapan Erlan. Namun Erlan langsung meraih tubuhnya membopongnya dan membawanya menuju ranjang.
“Kyaaaa !!! Erlan aku udah mandi..!!!” Teriak Lena yang malah di sambut dengan gelak tawa bahagia oleh Erlan.
Erlan menghempaskan tubuh Lena di atas tempat tidur kemudian segera mengungkungnya.
“Erlan aku..”
“Kita lanjutkan yang semalam sayang. Baru setelah itu kita mandi berdua.” Sela Erlan yang kemudian langsung mencium bibir Lena dengan mesra.
Pagi itu Erlan benar benar melakukannya pada Lena dengan penuh cinta dan kelembutan.
Erlan hbat y,pdhl baby'ny blm staun...tp udh otw yg k 2....🤭🤭🤭