HANA HUMAIRAH ALDRICK gadis cantik berhijab yang sangat ahli dalam bela diri dan juga sangat pintar terpaksa menjadi bodyguard seorang CEO karna permintaan dari orang yang telah membesarkannya.
ARGA MAHESYA PUTRA ADMADJA
seorang CEO diperusahaan milik ayahnya. Semenjak menjadi CEO ia selalu mendapatkan teror bahkan ada yang melakukan percobaan pembunuhan terhadapnya. Karna hal itu orangtuanya mencarikannya seorang bodyguard yang akan selalu bersamanya.
"Hahaha ... mama pasti bergurau bukan? aku dijaga oleh seorang perempuan? yang benar saja"
"Sombong sekali anda tuan, dengan sekali gerakan aku bisa mematahkan kaki anda itu" batin Hana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatma Yulita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berakhir
" Assalamualaikum " Ucap Arga saat memasuki rumahnya.
" Waalaikumsalam " Ucap orang-orang yang sudah berkumpul di ruang tengah. Disana sudah tampak keluarga William, leon dan Maryana. Maryana berdiri lalu menghampiri Arga. Arga mencium punggung tangan Maryana lalu setelah itu beralih pada Leon setelah ia menghampirinya.
" Apa Papa sudah baikan? " Tanya Arga.
" Ya seperti yang kau lihat nak?" Arga menganggukkan kepalanya.
" Ma! Arga akan mandi dan berganti pakaian dulu "
" Baiklah nak "
Setelah itu, Arga segera pergi menuju lantai dua menuju kamarnya. Sesampainya di kamar, Arga langsung masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya, rasanya ia tidak sabar lagi mengakhiri masalah ini. Hanya sekitar 30 menit Arga sudah turun dengan pakaian santainya membuat ketampanan bertambah berkali-kali lipat. Clarissa tak berkedip sama sekali saat melihat Arga, Arga yang merasa terus saja dipandang bergidik ngeri.
Saat ini, semua orang sudah berkumpul di meja makan. Saat makan malam, tak satupun yang bersuara, hanya ada keheningan sampai selesai makan. Setelah selesai makan, semua orang berkumpul diruang tengah, inilah saat yang Arga tunggu, inilah waktunya ia mengakhiri semuanya.
" Ekhem ... jadi tuan Leon, kita langsung saja ya " ucap Tuan William
" Ya silahkan, apa yang ingin kau bicarakan denganku tuan William? " tanya Leon
" Soal perjodohan antara putriku dan putrimu, apa sebaiknya kita bicarakan lagi tuan?"
" Ya kau benar, tapi ..."
" Tapi apa? "
" Sekarang aku mau semua keputusannya biarlah anak-anak yang menentukannya, ini adalah kehidupan masa depan mereka, kebahagiaan mereka, jadi aku ingin merekalah yang menentukan untuk melanjutkan perjodohan ini atau ... tidak " jelas Leon.
" Shitt... ada apa dengan tuan Leon, ada apa dengan tua bangka ini, jika dia menyerahkan semuanya pada Arga, tentu saja Arga akan menolakku " kesal Clarissa dalam hati.
Clarissa menyenggol lengan William, seakan mengerti William pun mencari cara agar Leonlah yang memutuskannya.
" Tuan Leon, memang ini adalah kehidupan masa depan mereka, tapi kita sebagai orang tua harus selalu mendukung kedua anak kita, kau dan aku sudah berteman sejak lama dan anakku juga anakmu sudah berteman sedari kecil, bahkan mereka juga sudah menjalin hubungan, bagaimana kalau kita langsung saja menikahkan mereka, mereka pasti tidak akan keberatan satu sama lainkan "
" Tapi aku keberatan tuan William! "
" Tapi Arga kau dan Clarissa---"
" Aku dan Clarissa tidak memiliki hubungan apa-apa, apa kau tidak ingat tuan William, sedari awal aku sudah menolak perjodohan ini dan anda sudah tau alasannya tuan " Ucap Arga memotong ucapan tuan William, Arga menyeringai menatap Clarissa. Clarissa menelan ludah kasar saat Arga menatap tajam kearahnya apa lagi melihat seringai Arga membuat nyali Clarissa seketika menciut.
" Dan lagi tuan William, kenapa anda sangat memaksa aku untuk menikahi putrimu? " lanjut Arga
" Ak ... aku, ekhem ... Clarissa sudah lama mencintaimu Arga---- "
" Tapi aku tidak mencintainya sama sekali! baiklah sepertinya semuanya sudah jelas, aku menolak perjodohan ini dan tidak akan ada pernikahan antara aku dan Clarissa dan semuanya sudah selesai, aku akan keatas masih ada beberapa pekerjaan yang harus aku kerjakan " Setelah mengucapkan itu, Arga segera beranjak dari sana. Clarissa sudah menangis didalam dekapan mamanya, Utari. Tapi Arga tak menghiraukannya sama sekali.
" TIDAK ARGA! KAU HANYA BISA MENIKAH DENGANKU! KAU HANYA MILIKKU ARGA! MILIKKU ! " teriak Clarissa.
Arga membalikkan tubuhnya, kembali menghadap kearah Clarissa.
" Apa hakmu mengatakan itu? " ucap Arga terdengar sangat tajam dan dingin.
" Pasti kau menolakku karna perempuan murahan itukan? Hana! pasti kau menolakku karna ****** itukan? "
Semua orang sangat terkejut dengan ucapan Clarissa, terutama Leon dan Maryana, sekarang mereka sudah tau sifat asli Clarissa, untung saja mereka tidak menikahkan Arga dengan wanita yang salah.
Arga menggeram marah, ia benar-benar sudah tersulut emosi, wajahnya sudah merah, tangannya sudah terkepal kuat, sekarang emosinya sudah berada dipuncak. Ia berjalan mendekat kearah Clarissa dengan tatapan membunuh.
" Katakan sekali lagi apa yang sebut barusan! " ucap Arga benar benar tajam dan dingin.
" KAU MENOLAKKU KARNA SIHANA WANITA MURAHAN ITUKAN, ****** ITUKAN!"
Plak ...
" KAU YANG ******! KAU SUDAH TIDUR DENGAN BANYAK PRIA! KAU WANITA MURAHAN! BERANINYA KAU MEMFITNAH HANA! " Bentak Arga setelah tangannya melayang di wajah mulus Clarissa. Leon dan Maryana tidak pernah melihat Arga semarah ini, Utari sudah memeluk erat tubuh putrinya itu, sedangkan William hanya bisa diam, entah apa yang ia pikirkan saat ini.
Setelah itu Arga segera berbalik hendak pergi dari sana, namun lagi-lagi Clarissa mencari masalah. Ia mendorong Utari lalu mengambil pisau buah yang terletak diatas meja dan mengarahkannya ke tangannya. Semua orang berteriak, sekarang utari sudah menangis sejadi-jadinya. Maryana pun sudah sangat takut dan hanya sudah terisak dalam dekapan Leon.
" Jika kau tidak menikah denganku maka aku akan melukai diriku disini " Ancam Clarissa.
" Jangan nak! mama mohon! jangan lakukan hal konyol seperti itu! " ucap Utari
" Iya Clarissa! kau tidak pantas seperti ini demi laki-laki yang sama sekali tidak mencintaimu, bahkan dia tidak menghargai mu " Ucap William yang sekarang berusaha mengambil pisau ditangan Clarissa.
Arga kembali membalikkan badannya, amarahnya masih berada dipuncak tapi ia berusaha untuk menenangkan dirinya.
" Lakukan saja jika kau mau, itu bukan urusanku, mau kau tiada atau hidup tidak ada hubungannya denganku " Arga mengangkat bahu acuh, lalu melenggang pergi dari sana.
Hancur sudah harapan Clarissa, melihat Clarissa yang lengah William dengan cepat mengambil pisau yang sudah berada ditangan Clarissa. Clarissa terduduk meratapi nasibnya.
" Hiks ... Arga ... kenapa ... KENAPA!! kenapa kau seperti ini padaku hiks ... kau hanya milikku, ya kau harus jadi milikku! jika aku tidak bisa memilikimu maka tak akan aku biarkan orang lain memilikimu! " Setelah mengatakan itu, Clarissa segera bangun dari duduknya dan berlari keluar dari rumah, Utari dan William yang melihat putri mereka berlari keluar segera mengejarnya.
Arga sekarang sudah berada di kamarnya, ia merebahkan tubuhnya diatas ranjang dengan menatap langit-langit kamarnya.
" Akhirnya semuanya berakhir, aku harap dia tidak menggangguku lagi "
Bersambung ...