NovelToon NovelToon
Jangan Main HP!!!

Jangan Main HP!!!

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Dendam Kesumat / Hantu / Tumbal
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mapple_Aurora

Jangan main HP malam hari!!!

Itu adalah satu larangan yang harus dipatuhi di kota Ravenswood.

Rahasia apa yang disembunyikan dibalik larangan itu? Apakah ada bahaya yang mengintai atau larangan itu untuk sesuatu yang lain?

Varania secara tidak sengaja mengaktifkan ponselnya, lalu teror aneh mulai mendatanginya.

*

Cerita ini murni ide penulis dan fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, dan latar itu hanyalah karangan penulis, tidak ada hubungannya dengan dunia nyata.

follow dulu Ig : @aca_0325

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 : Ruang putih

Bayangan itu masih ada disana, Varania tidak mengalihkan sedikitpun tatapannya dari bayangan itu. Ia sudah berada di seberang jalan, umpatan dari pengendara tidak masuk ke telinganya.

Untuk suatu alasan yang tidak pasti, ketika Varania hanya berjarak beberapa langkah dari lampu jalan, bayangan itu terasa jauh. Dia memang ada di sana, Varania melangkah lebar dan dalam satu nafas berada tepat di bawah lampu. Bayangan itu tadi ada disini. Sekarang menghilang begitu saja.

Varania mengedarkan pandangannya, matanya menyipit kala melihat bayangan itu berada dekat tiang listrik. Varania menoleh sebentar ke rumahnya, lalu mengamati tempatnya berdiri dengan ekspresi rumit.

Bayangan itu berpindah dalam jarak yang sama.

Karena bayangan itu masih berada dalam jarak pandangnya, Varania menguatkan tubuhnya yang kembali terasa lelah untuk terus berjalan.

Varania menyusuri jalan, melesat melewati gang-gang kecil dan rumah yang berdiri berdekatan. Tanpa di sadari, kulitnya semakin pucat dan matanya kehilangan lebih banyak binar kehidupan.

Melewati banyak rumah dan bangunan yang di jadikan sebagai tempat jualan ataupun hanya sekedar tempat kosong tanpa penghuni, Varania akhirnya berhenti di belakang sebuah bangunan besar.

Bayangan itu sekarang menempel di dinding, Varania berdiri lima langkah dari bayangan itu. Mengamati tanpa berkedip sedikitpun, karena takut jika ia berkedip sebentar lalu bayangan itu menghilang.

Lima detik berlalu, bayangan itu perlahan mulai pudar lalu sebelum detik ke sepuluh bayangan itu menghilang. Mungkin masuk ke dalam dinding, mungkin juga pergi ke tempat lain.

"Dimana ini?" Varania seakan baru tersadar dari mimpi buruk, ia panik, dahinya berkerut bingung-tempat ini tidak asing.

Varania berjalan kearah kanan, memutari bangunan itu untuk sampai di bagian depan.

Rumah duka!

Ya, ternyata ia sekarang ada di rumah duka. Bayangan itu menuntunnya ke rumah duka, ke belakang rumah duka. Tapi, kenapa?

"Apa ada sesuatu yang ingin di tunjukkan oleh bayangan itu?" Varania menatap lekat pintu rumah duka, disini tidak ada siapapun, tidak ada salahnya ia masuk sebentar dan mencari tahu ada apa di dalam ruang jenazah yang tidak pernah terbuka untuk siapapun.

Varania membuka pintu seraya menoleh kanan kiri, lalu dengan cepat masuk ke dalam. Matanya terpaku ke kursi paling depan, seseorang duduk disana. Memakai gaun hitam dan rambut tergerai bebas.

Kepala orang itu bergerak perlahan, mata bulat hitamnya bertemu dengan mata Varania.

"Gladina?!" Varania tidak menyangka akan bertemu wanita cantik itu disini, terlebih lagi apa yang dilakukan duduk sendirian di dalam rumah duka.

"Vara?" Gladina pun tidak menyangka akan bertemu.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Bisik Varania, menatap was-was sekeliling rumah duka. Ruangan ini biasanya selalu kosong, hanya di isi saat-saat ada yang meninggal. Berada berdua dalam ruangan luas yang sudah menjadi tempat mengurus jenazah selama bertahun-tahun membuat bulu kuduk Varania berdiri.

"Aku merindukan Sam, barangkali duduk disini bisa mengurangi sedikit kerinduanku." Ujar Dina pelan.

"Baiklah. Tapi, kamu harus berjanji untuk tidak mengatakan kepada siapapun tentang hari ini." Kata Varania memperingatkan.

Dina mengangguk.

"Aku akan masuk kedalam ruang putih," kata Varania. Pintu putih yang tidak pernah dibuka oleh siapapun selain Birsha, jika saja bayangan itu tidak menghilang ke dalam dinding. Varania mungkin tidak akan memiliki keberanian untuk masuk kesana.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Dina,

"Yeah," Varania mengangguk lalu meninggalkan Dina sendirian, ia perlahan menarik gagang pintu putih.

Jantung Varania berdetak kencang, ia ketakutan tetapi sudah tidak bisa mundur. Ia harus tahu bayangan apa yang selalu menghantuinya.

Varania melangkah hati-hati melewati ambang pintu, tangannya mengecengkeram kuat ujung baju.

Ruangan dibalik pintu putih itu berwana serba putih, ruang itu di gunakan untuk memandikan serta mendadani jenazah.

Ada bak mandi serba putih di sudut ruangan, lemari berjejer menempel pada dinding, meja rias serba putih di depan cermin besar. Lalu sebuah ranjang putih di tengah-tengah ruangan.

Tidak ada yang aneh disini, semuanya normal kecuali warna putih yang membuat Varania tidak nyaman.

"Wow... ternyata seperti ini ruang putih." Pintu tiba-tiba terbuka, dan Dina menghampiri Varania sambil berdecak kagum.

"Ruangan ini bukan sesuatu yang harus di puji," ujar Varania dengan mata mengamati ruangan itu, tidak satupun terlewat, bahkan pintu putih yang hampir menyatu dengan warna dinding dan lemari.

Ada pintu dalam ruangan ini, kemana arahnya?

"Ruangan ini serba putih dan itu estetik," kata Dina.

"Kamu tidak merasa tidak nyaman dengan warna putih ini?" Tanya Varania, padahal ia sedikit pusing dengan warna putih yang mendominasi seluruh ruangan.

Dina mengangkat bahunya acuh, ia bertanya "apa yang kamu lakukan disini?"

"Aku sedang mencari sesuatu," bisik Varania, sekarang ia sudah sampai di depan pintu. Ia memberi isyarat supaya Dian diam. Ia punya firasat tidak baik pada pintu ini.

Varania membuka pintu sedikit, ia mengintip ke dalam dan saat itu juga tubuhnya menegang, matanya terbelalak tidak percaya.

1
gaby
Baru gabung, seperti bagus dr judul critanya.
Dini Anggraini
apakah yang mengutuk kota Ravenswood itu ibu kandungnya celine yang mati karena bunuh diri setelah tahu suaminya selingkuh dengan Mathilda ya bunda author sehingga dia mau siapapun yang menggunakan HP di malam hari akan mati seperti yang terjadi pada Samuel dan orang lainnya lagi. 🙏🙏🙏🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!