NovelToon NovelToon
Dibuang Calon Suami Dan Menjadi Kekasih Bos!

Dibuang Calon Suami Dan Menjadi Kekasih Bos!

Status: tamat
Genre:CEO / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 5
Nama Author: Rositi

Hanya karena selalu menolak ajakan ciuman terlebih tidur bersama dari Rendan sang calon suami, Zee harus menerima kenyataan pahit lantaran pria itu justru terbiasa melakukannya dengan Cheryl, sahabat baik Zee sendiri.

Zee hancur sehancur-hancurnya terlebih walau sudah kepergok, Rendan tetap membela Cheryl dan malah menyalahkan Zee yang bagi pria itu tidak becus membahagiakannya. Lebih menjengkelkan lagi, kenyataan pak Samsudin—papah Zee yang memiliki penyakit jantung, dimanfaatkan Rendan untuk memperlakukan Zee semena-mena. Zee dipaksa menerima pengkhianatan yang Rendan dan Cheryl lakukan. Namun Zee yang telanjur sakit hati sekaligus jijik, memilih mengakhiri hubungan mereka.

Di waktu yang sama, Devano selaku bos Zee dan terkenal sangat kejam, menghubungi Zee. Devano yang tengah dituntut keluarganya untuk segera mengenalkan sang kekasih, meminta Zee mencarikan wanita yang bisa disewa untuk dijadikan kekasih pura-pura. Dalam hitungan menit, Devano memberi waktu sesingkat itu lantaran pak Restu sang papah tengah kritis. Namun setelah Devano mengetahui kandasnya hubungan Zee dan Rendan, Devano langsung mengajak sekretarisnya itu bekerja sama.

Menjadi kekasih pura-pura bos menyebalkan yang selalu membuat dunianya jungkir balik, Zee sungguh tak menyangka, dirinya mampu membuat pria kejam itu benar-benar jatuh cinta kepadanya.


[Merupakan kisah anak-anak dari novel : Menikah Dengan Suami Sahabat Karena Dijebak]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35 : Masih Kalah Jauh

Rayyan mengawasi ruang kerja Devano dengan tidak bersemangat. Sekretaris terbaru Devano tengah membereskan setiap barang-barang Devano dari sana, menyimpan semuanya ke dalam dus besar yang juga tampak kokoh.

Di sana tidak ada tanda-tanda kehidupan lain, selain mereka berdua. Sesekali, Rayyan yang berdiri di depan jendela belakang meja Devano, juga mengawasi konter meja sekretaris di depan sana, dan sebelumnya menjadi tempat kerja Zee. Suasana di sana benar-benar terasa mati karena penghuni yang awalnya selalu meramaikan keadaan sudah tak ada lagi. Termasuk ketika akhirnya Rayyan mengawasi setiap lorong perusahaan, semuanya tampak lesu. Alasan mereka buru-buru membungkuk hormat kepada Rayyan pun seolah hanya bagian dari formalitas.

“Kalian harus tetap semangat! Saya pastikan, saya akan membuat perusahaan ini menjadi lebih baik lagi!” yakin Rayyan, tapi semuanya kompak memberikan tanggapan berupa senyum masam sambil mengangguk sungkan kepadanya. Semuanya tampak begitu pasrah dan menurut saja asal tidak kena marah.

Sekitar satu jam kemudian, Rayyan yang diantar oleh sang sopir, sengaja turun di depan gang menuju kontrakan Zee. Penuh ketenangan ia melangkah, membiarkan kakinya yang mengenakan sepatu pantofel kulit hitam mengkilap, menjejaki suasana terbilang ku*muh yang ada di sana.

Beberapa lalat hijau beterbangan minggir, seolah sengaja memberi Rayyan jalan. Rayyan yang memakai setelan jas lengkap dengan dasi, refleks menahan geli ketika menyaksikannya. Rayyan juga menjadi kerap meringis ketika sorot mentari siang ini, membuatnya yang sudah di hadapan pintu kontrakan Zee, kepanasan. Punggung Rayyan serasa dibakar, selain pria lemah lembut itu yang sudah langsung berkeringat hebat.

Pak Samsudin menjadi orang yang membukakan Rayyan pintu, setelah beberapa kali, Tuan Muda yang sesungguhnya itu, mengetuk pintu. Pak Samsudin tak mengenali Rayyan, walau pria pemilik senyum manis penuh daya pikat di hadapannya mengaku sebagai teman Zee.

“Mmm ... Zee-nya, ada, Om?” tanya Rayyan sungkan.

“Kalau kamu memang temannya, kenapa kamu enggak tahu Zee ada di mana?” Sayangnya, pak Samsudin tidak mau kecolongan. Seberapa pun manis senyum Rayyan, juga santunnya pria itu dalam bersikap, pak Samsudin tetap berjaga-jaga. Terbukti, Rendan yang ia kenal sangat sopan, malah dengan begitu keji melukai Zee. Lain dengan Devano yang walau dari sikapnya begitu kejam, malah menjadi pria yang selalu memberi Zee uluran tangan.

Pertanyaan pak Samsudin langsung membuat Rayyan celingukan, kebingungan. Rayyan sengaja menghela napas pelan sekaligus dalam, guna meredamnya. “Tadi saya sudah telepon, saya sudah kirim WA juga, tapi kebetulan belum ada yang dibalas, Om.” Ia berusaha meyakinkan pria yang ia yakini telanjur mencurigainya.

Pak Samsudin mengangguk-angguk paham dan masih menatap Rayyan penuh keseriusan. “Ya sudah, kalau boleh tahu, nama kamu siapa? Nanti saya sampaikan kepada Zee.”

Baru Rayyan sadari, dirinya belum mengenalkan diri. Hingga setelah meminta maaf penuh sesal sambil tersenyum tak berdosa, ia segera menjabat tangan kanan pak Samsudin. Ia sengaja melakukannya secara paksa karena tangan pak Samsudin tetap dibiarkan di sisi tubuh.

“Nama saya Rayyan, Om. Saya teman Zee dan awalnya, kami bekerja di kantor yang sama!” ucap Rayyan masih meyakinkan.

Mendengar nama Rayyan disebut, pak Samsudin langsung mengenalinya. “Oh, ... jadi kamu yang namanya Rayyan?” sergah pak Samsudin yang juga langsung balas menjabat tangan Rayyan. Tak lupa, ia juga tersenyum sebagai wujud dari rasa ramah-tamahnya.

Tak kalah hangat, Rayyan juga sampai tersenyum semringah. “Iya, Om! Saya Rayyan!” Jauh di lubuk hatinya, Rayyan tidak menyangka, ternyata papah Zee mengenal namanya. Dengan kata lain, ada kemungkinan pak Rayyan mengetahui sepenggal kisah tentangnya dan bisa jadi, itu masih dari Zee.

“Kamu yang saudaranya Devano, kan?” lanjut pak Samsudin yang kemudian juga sampai mengajak Rayyan masuk ke dalam kontrakannya.

Mendengar nama Devano disebut, senyum di wajah Rayyan perlahan surut. Rayyan tidak bo*doh, dan langsung curiga bahwa pak Samsudin juga mengetahui informasi seputar Rayyan berikut hubungannya dengan Devano. Bisa jadi, kabar Rayyan yang mengambil alih perusahaan juga sampai terdengar. Walau begitu, ia tak

lantas pergi sebelum memastikannya sendiri. Ia segera masuk dan sebisa mungkin bersikap ramah guna mendapatkan hati pak Samsudin.

Sejauh ini, semua orang tua selalu ingin melihat anaknya mendapatkan yang terbaik. Lebih-lebih orang tua sekelas pak Samsudin yang Rayyan yakini akan memiliki banyak mimpi agar Zee memiliki kehidupan lebih baik lagi. Alasan tersebut juga yang tidak menyurutkan tekad Rayyan mengambil hati pak Samsudin dan Rayyan yakini akan membuatnya lebih mudah mendapatkan Zee.

“Nak Rayyan mau minum apa?” tawar pak Samsudin.

“Tidak usah repot-repot, Pak!” yakin Rayyan sopan dan memang sudah duduk setelah dipersilahkan oleh pak Samsudin.

“Ya sudah kalau begitu,” balas pak Samsudin yang berangsur duduk. Toh di tengah meja ada satu nampan berisi air mineral kemasan gelas dan dua toples camilan.

Rayyan lagi-lagi tersenyum sopan. “Kalau boleh tahu, Zee ke mana, yah, Om?”

“Zee, ... Zee sedang diajak cek kesehatan ke rumah sakit oleh Devano. Soalnya akhir-akhir ini, kepala Zee sering pusing dan dia juga sering jatuh,” ucap pak Samsudin yang kemudian berkata, “Devano ... dia pria yang sangat bertanggung jawab. Walau tampangnya garang tegas begitu, hatinya selembut air yang sekadar digenggam pun tidak akan pernah menyakiti yang menggenggamnya. Jadi, pas dengar Devano harus kehilangan pekerjaan yang selama ini dia perjuangkan tanpa kenal waktu, ... rasanya beneran sedih. Apalagi setelah tahu ternyata yang mengambilnya orang seperti kamu yang harusnya enggak sembarang melukai.”

Rayyan langsung tidak berkata-kata mendengar apa yang baru saja pak Samsudin sampaikan kepadanya. Rayyan tak hanya merasa dihakimi. Karena pria itu juga serasa tersambar petir di siang bolong. Tak menyangka, pak Samsudin tetap mendukung hubungan Zee dengan laki-laki yang tulus sekaligus mengurus Zee. Padahal Rayyan jelas-jelas telah pak Samsudin ketahui telah mengambil posisi Devano. Padahal Rayyan berpikir dirinya bisa menggeser Devano. Status terbarunya sebagai CEO yang menggantikan Devano, bisa membuat pak Samsudin dengan mudah memberinya restu.

Pak Samsudin menghela napas pelan, terus begitu demi meredam detak jantungnya yang sudah langsung kacau akibat kenyataannya yang menjadi emosional. Sebab sejauh ini, ia memang telanjur menyayangi Devano. Ia telah menganggap Devano seperti anaknya sendiri apalagi orang tua Devano juga sangat peduli kepada Zee.

“Namun ya enggak apa-apa. Mungkin memang sudah begini jalannya. Mungkin Tuhan ingin mengangkat derajat Devano melalui kasus kalian. Om percaya, Devano laki-laki kuat. Dia laki-laki hebat! Melalui kemampuan sekaligus pengalamannya, dia pasti bisa lebih lagi dari yang pernah dia raih sata menjadi CEO yang posisinya kamu ambil alih!” yakin pak Samsudin yang juga menyemangati dirinya sendiri untuk lebih mendukung Devano lagi.

Berkaca-kaca pak Samsudin menatap Rayyan sembari mengulas senyuman. Tak beda dengannya, Rayyan juga berkaca-kaca. Namun tentu saja, alasan mereka mengalaminya berbeda. Ketika pak Samsudin karena yakin akan keberhasilan Devano, Rayyan malah karena menahan malu yang melahirkan banyak rasa gelisah bahkan ketakutan.

Lagi, Rayyan masih kalah jauh dari Devano. Bahkan walau bukan Devano langsung yang mengatakannya, malahan orang lain dan itu pak Samsudin yang melakukan.

1
Jane Elizabeth
jadi ketawa terus baca bab ini....
ibeth wati
ngakak banget seperti berkaca pada masa laluku lucu banget pantesan dulu almarhum BPK cuma senyum aja pas AQ tengkar sama suami😆😆😆
Misaza Sumiati
Rayyan jahat banget , betul wajah bayi hatinya iblis
Misaza Sumiati
Rayan dari kecil kan sudah cengeng ,
tidak tahu balas Budi Rayan padahal waktu kecil di sayang p. Restu
Sami
ya ampun thorr ,,kram perutku🤣🤣🤣
Chris Antono
Luar biasa
Cia Sanu
keren
Andini Hana Fakhirah
Luar biasa
Deuis Lina
Rayyan dan devano bisa kerjasama ,,,
Prihati Hidayah
keren deh Vano
Sun Flower
Luar biasa
Memyr 67
posisi memang bisa diambil alih. tapi kecerdasan itu milik pribadi yg hakiki. siapapun bisa meniru tapi tak akan pernah bisa menyamai.
Memyr 67
bagus zee selamat dari cowok sgoblog rendan
Memyr 67
isengnya zee menggemaskan
Memyr 67
ini othor pinter bener bikin cerita. membuat aq tidak bisa skip chapter. takut ada yg kelewat.
Memyr 67
halu rendan. dah bikin ayah mantan hampir meninggal, masih berharap ma mantan.
Memyr 67
kalau bapaknya zee sampai mati, kasuskan saja itu si rendan. kan dah jadi 'pacar" bos
Memyr 67
calon suami nggak tau diri
Nur Alimi
seraso pecak nonton FTV SCTV aku 🤣🤣🤣kocak nian
Palembang hadir☝️☝️
Ayanih
ko mirip...aku juga gitu kalo lagi rewel gak mau didiemin bawa ke kamar mandi guyur air
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!