Cinta Untuk Majikan Tampan

Di perjalanan pulang Devan termenung mengingat kejadian tadi. Pantas saja sang mama kekeh tidak mau merestui hubungannya dengan Dewi, rupanya karena teman-teman mamanya itu omongannya sangat keterlaluan. Devan jadi kesal sendiri bila mengingat obrolan mereka tadi. Tak terasa mobil yang di tumpangi nya telah sampai depan rumah.

" Vin, ingat apa yang saya perintahkan tadi. Saya harap besuk kamu sudah mendapatkan semua data-datanya "

" Baik bos "

Devan pun segera turun dari mobil, kakinya melangkah menuju pintu utama rumahnya. Saat akan memasuki rumah, netranya menangkap sosok sang mama yang tengah menonton tv di ruang keluarga. Hati Devan sedikit melunak, ia jadi mengerti perasaan ketakutan yang di alami mamanya. Namun bukan berarti membuatnya menyerah pada Dewi. Ia tidak peduli omongan orang di luar sana, ia berhak mengejar kebahagiaannya.

Mama Nabila yang melihat putranya segera mengalihkan perhatiannya dari televisi.

" Kamu sudah pulang Van ? " sapa sang mama.

Devan tersenyum samar sambil melangkah mendekati sang mama dan menyalaminya. Kemudian ia kembali melanjutkan langkahnya menuju lantai atas. Hati mama Nabila menghangat mendapati senyum samar di bibir putranya. Ia berharap putranya akan bisa kembali seperti dulu lagi.

🌸🌸🌸🌸

Sebulan telah berlalu, namun tidak ada tanda-tanda mama Nabila akan merestui hubungannya dengan Dewi. Sering Devan mencoba berbicara dengan mamanya, namun selalu berakhir dengan penolakan. Semua itu membuat Devan frustasi. Devan yang sudah lama tidak bertemu Dewi, terlihat semakin kacau. Walaupun ia selalu menyempatkan diri menghubungi sang kekasih, namun itu semua tidak mampu mengobati rasa rindunya.

.

.

Pagi hari di meja makan keluarga Aditama sudah nampak dipenuhi oleh menu sarapan. Terlihat mama Nabila yang terlihat sibuk meladeni suaminya. Monica dan Alex juga sudah duduk manis menikmati sarapannya.

Dari arah tangga nampak Devan yang sudah rapi tengah berjalan menuruni tangga. Manik mata sang mama mengamati penampilan putranya yang berbeda. Wajah tampan Devan yang dulu selalu mulus, kini nampak di tumbuhi brewok di sekitar rahangnya. Lingkaran mata yang menghitam membuat penampilan Devan semakin buruk. Belum lagi rambut yang sedikit panjang, membuat penampilannya seperti preman pasar.

Mama Nabila merasa sedih melihat penampilan putranya yang semakin berantakan.

Apakah Devan sangat frustasi atas ketidak setujuannya terhadap hubungannya dengan Dewi?

Hati mama Nabila tiba-tiba berdenyut nyeri memikirkan itu semua.

" Van ayo sarapan, papa tidak mau kamu jatuh sakit ", kata papa rehan tegas. Pasalnya sudah beberapa hari ini Devan tidak ikut sarapan, ia beralasan tidak nafsu makan.

Devan melirik sekilas sang papa, kemudian melangkah mendekati meja makan.

" Biar mama ambilkan Van ", kata sang mama yang di angguki Devan pelan. Monica yang duduk di depan kakaknya, menatap sang kakak dengan perasaan sedih. Ia sering membantu sang kakak membujuk sang mama, namun mamanya itu selalu diam membisu. Mungkin mamanya butuh waktu untuk bisa menerima hubungan kakaknya.

🌸🌸🌸🌸

Malam harinya, mama Nabila yang tidak bisa tidur beranjak duduk di tepian ranjang. Tangannya meraih botol air minum di atas nakas. Ia menghela napas panjang mendapati air di dalam botol telah habis. Dengan langkah malas ia turun dari ranjang.

" Mama mau kemana ? ", tanya papa rehan yang terbangun karena merasakan pergerakan istrinya.

" Mau ambil air minum pah ",

" Berani sendirian ", goda papa rehan.

" Berani lah pah, memang mama anak kecil apa ", sewot mama Nabila yang mulai berjalan keluar kamar.

Saat sudah berada di luar kamar, mata mama Nabila tidak sengaja menatap ke arah kamar Devan yang sedikit terbuka. Karena penasaran ia pun melangkah mendekati kamar sang anak. Di intipnya suasana dalam kamar itu, namun putranya tidak nampak di dalam sana. Dengan pelan ia memasuki kamar Devan, kosong tidak ada Devan di sana. Bahkan pintu kamar mandinya terbuka lebar.

Apakah Devan belum pulang ? Namun jam di dinding kamar putranya menunjukkan pukul setengah dua dini hari. Tiba-tiba perasaan tidak enak menghinggapi perasaannya. Ia segera keluar dari kamar putranya dan berjalan menuruni tangga menuju dapur.

Saat tiba di dapur, ia kembali menemukan keanehan di sana.

" Siapa yang membuka pintu penghubung dapur dan halaman belakang ? Jangan-jangan maling ? " gumamnya mulai tidak tenang.

Mama Nabila berjalan mendekati pintu yang terbuka itu. Manik matanya menangkap secercah cahaya dari arah kamar Dewi pembantunya dulu.

" Bukankah kamar itu kosong " batinnya heran.

Dengan takut-tskut mama Nabila mendekati kamar itu dan membukanya. Setelah pintu itu terbuka lebar, mama Nabila tertegun mendapati pemandangan di depannya. Nampak Devan yang tengah tidur meringkuk memeluk baju seseorang. Hati mama Nabila semakin mencelos ketika menyadari baju siapa yang tengah di peluk putranya.

Ya itu baju Dewi yang tidak sengaja di tinggalkan pemiliknya.

Wajah putranya yang tampan itu terlihat menyedihkan. Sebegitu menderitanya kah putranya itu. Tiba-tiba hati mama Nabila terasa nyeri bagaikan di hujam ribuan belati. Ia membekap mulutnya sendiri untuk meredam suara Isak tangisnya. Ia merasa telah menjadi ibu yang jahat, yang tega mengorbankan kebahagiaan putranya demi egonya.

" Maafin mama Van, maafin mama yang jahat ini. Mama minta maaf ", ia pun luruh terduduk di lantai. Menangis tergugu meratapi kesalahannya yang membuat putranya menderita.

Di tengah Isak tangisnya, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya.

" Papa " mama Nabila menatap suaminya yang tengah berdiri di belakangnya.

" Pah, Devan pah ", kata mama Nabila menghambur dalam pelukan suaminya.

" Mama ibu yang jahat pah, mama yang membuat Devan menderita seperti itu ", kata mama Nabila menangis tersedu-sedu di dalam pelukan papa rehan. Papa rehan membelai lembut punggung sang istri.

Karena tidak ingin mengganggu tidur putranya, papa rehan merangkul sang istri masuk ke dalam rumah. Di dudukkannya mama Nabila di kursi meja makan. Kemudian ia berjongkok di hadapan sang istri, dan menggenggam tangannya erat.

" Sekarang mama tahu kan Devan sangat menderita ", mama Nabila mengangguk sambil terus menangis.

" Kasihan Devan mah, selama bertahun-tahun baru sekarang ia bisa membuka hatinya lagi. Apa mama tidak bisa melihat raut bahagia di wajah putra kita. Senyum yang selama delapan tahun papa tunggu, akhirnya bisa muncul di wajahnya ma " , kata papa rehan yang matanya mulai berkaca-kaca. Sebagai seorang ayah ia juga kawatir melihat putranya tak kunjung menikah. Namun ia tidak ingin menampakkan kekawatirannya itu pada semua orang.

" Apa mama tega merenggut kebahagiaan putra mama sendiri ",

" Papa mohon restui lah hubungan mereka mah, demi kebahagiaan putra kita ", kata papa rehan yang mendongak menatap istrinya yang wajahnya di basahi oleh air mata. Dengan pelan mama Nabila menganggukkan kepalanya. Melihat itu papa rehan segera memeluk istrinya.

" Mama sayang sama Devan pah, mama gak mau melihat Devan terluka untuk kedua kalinya. Mama akan merestui hubungan mereka, mama janji pah. mamah janji ", kata mama Nabila terisak-isak di dalam dekapan suaminya.

Di sudut lain, nampak Monica yang tengah mengintip dari tangga. Ia tak kuasa menahan air matanya. Akhirnya mamanya menyadari juga kesalahannya. Ia kemudian kembali ke kamarnya, tidak jadi mengambil air minum.

" Semoga setelah ini akan datang banyak kebahagiaan untukmu Kak", batin Monica sambil menyeka air matanya.

🌸 like, komen dan vote nya kakak ☺️🌸