Anabella Poetry Nhoel namanya. Nhoel adalah nama marga dari keluarganya. Anak itu hidup piatu tanpa ibunya. Di masa kecil, ia tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu.
Hanya Ayah, ayahnya Leonardo Nhoel yang berperan sebagai Ayah sekaligus ibu. Jangan lupakan pengasuhnya. Anabella diasuh oleh seorang bibi.
Hingga suatu ketika, ada kejadian yang tak terduga. Banyak lika-liku kehidupannya hingga mempertemukannya dengan seseorang yang dipanggilnya dengan sebutan Om Papa.
"Om Papa, kalau aku dewasa nanti, aku ingin punya pasangan seperti om papa yang romantis."
"Aamiin, semoga Tuhan mempertemukan mu dengan pasangan seperti om papa mu ini."
Benih cinta tumbuh tatkala ciuman pertamanya. Ciuman yang sebenarnya hanya latihan, tapi merubah segala dunia Anabella. Padahal, Om Papa sudah mempunyai istri.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Silahkan baca ya... Ini novel request dari pembaca yang saya coba untuk dikembangkan.
Happy reading...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Unchi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35
Setelah acara tangis menangis tadi. Kini tibalah saatnya Anabella meninggalkan orang-orang yang disayanginya.
Anabella hanya pergi berdua bersama om papanya. Tak ada kalimat apapun yang terlontar dari bibir Arkan saat ia mengantarkan Anabella. Padahal Anabella ingin, mereka saling mengobrol seperti biasanya. Namun sepertinya tidak bisa, sebab Arkan lebih memilih bungkam dan menghindari Anabella.
Tak jarang, sebenarnya Arkan juga mencuri pandang ke arah Anabella melalui ekor matanya. Sebagai orang tua, Arkan juga tak rela berjauhan dengan Anabella. Tapi Arkan tak ingin seperti dulu lagi. Arkan takut akan kesalah pahaman ini semakin berlanjut. Meskipun Arkan yakin, Anabella tak sungguh-sungguh mencintainya. Mungkin Anabella hanya sebatas mengaguminya saja. 'Semoga saja begitu,' batin Arkan mencoba positif thinking.
Keduanya telah sampai di bandara Soekarno-Hatta. Hanya sebatas di sinilah Arkan mengantarkannya. Karena nanti waktu sampai di Jepang, ada orang yang menjemput Anabella. Jadi Arkan percaya, Anabella pasti aman-aman saja di negara yang sering disebut sebagai negeri matahari terbit itu.
Sebelum benar-benar check in, mata Anabella sudah mulai berkaca-kaca. Ia ingin pergi seperti tak sanggup saja. Tanpa menatap Arkan, Anabella menarik kopernya dengan cepat.
Hatinya seperti tercabik-cabik, padahal tak ada yang menyakitinya. Terlalu patah memang, saat Anabella tahu dia mencintai orang salah. Tapi bukankah cinta itu suci?
Arkan terdiam membisu menyaksikan itu semua. Ingin sekali Arkan mengejar dan memeluk Anabella sebagai tanda perpisahan mereka. Tapi Anabella sepertinya terlanjur marah karena sikap Arkan akhir-akhir ini padanya. Jadi, Arkan hanya pasrah jika Anabella membencinya.
Seperti ada sesuatu yang tertinggal, Anabella menurunkan egonya. Ia membiarkan kopernya ia letakkan di sembarang tempat. Anabella menolehkan kepalanya, lalu berlari ke arah Arkanu Sanjaya.
Arkan sempat menarik sudut bibir atasnya. Itu tandanya Anabella tak marah padanya. Dengan cepat Arkan menyambut kedatangan sang putri. Membukakan kedua tangannya lalu mereka berdua berpelukan.
"Aku pasti merindukan Om papa," ujar Anabella di sela-sela isak tangisnya.
"Om papa pasti juga merindukanmu bunga Liliku," balas Arkan sambil mengusap punggung Anabella.
"Belajarlah yang sungguh-sungguh. Berikan selalu kabar baik buat kita. Dan Om papa yakin, kamu pasti menemukan tambatan hatimu di sana," ucap Arkan yang membuat Anabella melepaskan pelukannya.
"Enggak Om papa, cintaku hanya buat Om papa. Tenang aja, Anabella tak akan merusak rumah tangga kalian. Anabella cukup sadar diri. Biar cinta ini Anabella pendam sendiri dalam hati. Sampai jumpa suatu saat nanti Om papa. Ku harap Om papa selalu bahagia." Anabella mengusap air matanya.
Kali ini ia benar-benar pergi meninggalkan Arkan. Hati Anabella sudah lega, semua perasaan yang ia pendam selama ini akhirnya ia utarakan juga. Saatnya ia menyongsong hidup barunya di negeri sakura. Belajar yang sungguh-sungguh agar ia mendapatkan prestasi yang gemilang. "Sampai jumpa lagi Indonesia."
***
Kepergian Anabella beberapa hari yang lalu, membuat Arkan merasa kesepian. Arkan mulai menyadari, betapa berharganya peran Anabella dalam hidupnya.
Sebab, seperti sekarang ini. Arkan hanya duduk sendirian di taman belakang. Dulu saat belum terjadi tragedi kissing itu, keduanya sering bercanda di taman belakang.
Arkan memang tak sendirian sekarang. Ia mempunyai istri. Namun sayang, istrinya juga sibuk sendiri. Akhir-akhir ini, Fasha sering pulang malam. Disuruh meninggalkan pekerjaannya juga tidak mau.
Bu Yulia sampai kewalahan menghadapi Fasha. Padahal dulu sebelum Bu Yulia menikahkan Fasha dengan Arkan, Bu Yulia sudah berpesan agar Fasha mau menjadi ibu rumah tangga saja. Tapi kenyataannya yang didapat Bu Yulia sangat berbeda. Fasha lebih mementingkan pekerjaannya ketimbang mengurus rumah dan suaminya.
Setengah hati Bu Yulia sebenarnya kecewa dengan sikap Fasha. Tapi bagaimana lagi, beliau tak mau terlalu mengekang Fasha. Ya, itu ibu Yulia lakukan demi kedamaian semuanya. Apalagi Fasha tengah mengandung, jadi Bu Yulia ingin Fasha melakukan hal ia sukai untuk sementara waktu. Karena nanti di bulan ke-5, Bu Yulia akan bersikap lebih tegas untuk Fasha. Semua demi kesehatan ibu dan calon cucunya.
***
Fasha tengah sibuk berganti pakaiannya. Sang designer ternama sedikit curiga akan fisik Fasha yang terlihat kurus daripada biasanya. Maklum, semenjak kehamilannya nafsu makan Fasha berkurang. Ia hanya makan buah atau salad sekaligus susu hamil untuk mengisi perutnya. Untuk makanan berat, Fasha belum bernafsu. Nasi-pun juga sulit tertelan baginya. Jika dipaksakan, yang ada malah muntah.
Melihat fisik Fasha yang berubah. Sang designer memberanikan diri untuk bertanya. "Fasha, apa yang terjadi denganmu?" tanyanya.
Fasha memicingkan matanya. "Maksud Sis Maya apa?" Fasha balik bertanya.
"Sis amati, wajahmu menirus. Perutmu juga sedikit membuncit. Apa kamu hamil?"
DEG
Fasha mulai gelisah dengan kehamilannya sekarang. Padahal kehamilannya adalah anak yang diharapkan oleh keluarga dokter terpandang. Tapi kenapa seperti momok yang menakutkan bagi Fasha.
Bukankah anak adalah anugerah yang setiap pasangan dambakan setelah mereka menikah? Tapi kenapa ini sangat berbeda bagi Fasha. Seperti mau tapi tak mau. Galau dan bimbang yang ia rasakan saat ini.
Lagi, Fasha harus berbohong dan menutupi status kehamilannya. Ia menarik nafas, lalu tertawa renyah agar sang designer tak mencurigainya.
"Wahaha, mana ada aku hamil Sis. Kan sesuai perjanjian kontrak. Selama aku dikontrak, aku dilarang hamil. Ya nggak? Jangan khawatir gitulah, aku baik-baik saja. Dan aku tahu kok, aku harus mematuhi peraturan itu. Kalau nggak, nanti kena sanksi. Ya kan?" balasnya.
"Yap, itu kamu tahu resikonya. Tapi sekali lagi aku ingatkan! Hati-hati, soalnya posisimu saat ini sangat bagus di dunia modeling. Kalau bisa suruh suami doktermu itu, jangan dimasukkan ke dalam. Biar gak jadi. Wakakaka," canda sang designer.
Fasha hanya nyengir kuda. Mereka baru melakukannya sekali. Dan tak tahu mengapa, bisa langsung top cer begitu saja. Apa mungkin karena Arkan sudah lama tak melakukannya. Jadi otomatis, sesuatunya begitu kental. Hingga menyebabkan Fasha langsung hamil hanya dengan sekali sentuhan.
"Aish," Fasha berdecih. Pikirannya terlalu merajalela sampai kemana-mana.
"Astaga, apa yang aku pikirkan? Harusnya aku memikirkan tentang kehamilanku ini, agar orang lain tak mengetahuinya." ucapnya dalam hati.
***
Sementara itu, Arkan menatap kosong ke arah pintu kamar Anabella. Sekilas bayangan masa lalu melintas dibenaknya.
Dulu ia dan Anabella selalu bercanda bersama. Anabella yang tegar meskipun ditinggal oleh kedua orangtuanya. Disiksa oleh paman dan bibinya.
Arkan ingat bagaimana Anabella selalu ingin bermanja dengannya. Bahkan Anabella sempat iri, minta dicium seperti saat ia selalu mencium kening mantan istrinya dulu.
Sungguh semua kenangan itu ingin Arkan ulangi. Tapi suasana sudah berbeda. Anabella sudah remaja, dirinya sudah menua diterpa oleh usia.
Meskipun sudah berumur 40 tahun. Namun Arkan masih terlihat sangat muda. Bayangkan kalau dokter Arkan itu adalah Lee Minho. Ya memang Lee Minho visualnya. Jadi jangan salahkan jika gadis remaja seperti Anabella menyukainya. Bukan hanya Anabella saja sebenarnya. Kalau dihitung-hitung, banyak wanita yang ingin mendekatinya. Namun Arkan enggan. Iebih menutup pintu hatinya waktu itu.
Lalu, apakah sekarang Arkan mampu membuka hatinya untuk Fasha?
Bersambung.
kasihan annabell , 🥺🥺🥺