ANAK GENIUSKU

Lee Ryder memandangi Margot Evans dengan serius saat mereka hendak berangkat liburan ke Anaheim.

Tiba-tiba Aaron Lee menyeruak masuk ke dalam ruangan sembari membawa boneka Dinosaurusnya.

Berlarian kecil penuh ceria sambil memanggil nama Margot Evans.

''Margot Evans !", panggilnya dengan nada cadelnya.

Margot Evans menolehkan kepalanya kepada bocah lima tahun itu.

Dia tersenyum cerah pada Aaron Lee sembari setengah membungkukkan badannya ke arah bocah kecil itu saat dia berlari kepadanya.

"Sayang !", sahut Margot Evans.

Margot Evans merentangkan kedua tangannya seperti biasanya.

"Ada apa kamu mencariku ?", ucap gadis cantik itu.

"Ayah mengajak kita naik kereta cepat !", pekiknya senang.

"Oh, iya !? Benarkah itu ?", sahut Margot Evans.

"Iya !", kata Aaron Lee.

Bocah lima tahun itu lari berhamburan ke dalam pelukan Margot Evans.

"Kau pasti sangat senang, bukan ?", ucap Margot Evans.

Gadis cantik itu mendekap tubuh Aaron Lee seraya tertawa senang.

"Tentu saja ! Aku sangat senang sekali !", sahut Aaron Lee.

"Syukurlah ! Kalau kau sangat senang mendengarnya kita akan liburan !", kata Margot Evans.

"Ayo, Margot ! Kita segera pergi keluar !", ucap Aaron Lee.

"Kau tahu kemana kita akan liburan sayangku ?", kata Margot Evans.

"Tidak !", sahut bocah lima tahun itu singkat.

"Benarkah kau tidak tahu kita akan pergi liburan kemana ?", tanya Margot Evans.

"Ayah tidak memberitahukan kepadaku karena dia hanya berkata kita akan liburan naik kereta cepat", sahut Aaron Lee.

Aaron Lee berdiri di depan Margot Evans sambil memainkan boneka Dinosaurus kesayangannya tanpa fokus memperhatikan ke arah Margot Evans yang sedang memeluknya.

"Sayang sekali... Akupun juga tidak tahu kalau begitu... Kemana kita akan berlibur sekarang...", kata Margot Evans.

"Iya... Ayo, Margot Evans ! Kita keluar dari rumah sekarang sebab ayah pasti sedang menunggu kita !", kata Aaron Lee.

"Oh, iya !?", sahut Margot Evans.

Gadis cantik itu melirik pelan ke arah Lee Ryder yang berdiri di dekat lemari besar sehingga Aaron Lee tidak dapat melihatnya meski dia berdiri di tengah-tengah ruangan.

Margot Evans tersenyum simpul sembari menciumi Aaron Lee.

"Baiklah ! Kita pergi sekarang, mungkin ayahmu sudah menunggu kita diluar sana !", lanjut Margot Evans.

"Woah !? Ayo ! Ayo !", pekik Aaron Lee senang.

Bocah kecil itu melompat-lompat penuh riang gembira dengan boneka Dinosaurus ditangannya.

"Ayo ! Ayo ! Ayo !", ucapnya ulang.

Ekspresi wajah Aaron Lee tampak gembira sekali saat dia mendengar ucapan Margot Evans.

Dia menarik tangan Margot Evans menuju keluar ruangan rumahnya.

Margot Evans berjalan sambil mengedipkan salah satu matanya ke arah Lee Ryder saat dia melewati laki-laki yang setiap harinya mengganggu dirinya.

Tersenyum menggoda kepada pria tampan itu seakan-akan dia ingin membuat Lee Ryder kesal.

"Baiklah ! Baiklah ! Kita berangkat sekarang !", ucap Margot Evans. "Apakah kamu benar-benar tidak melihat ayahmu, sayang ?", sambungnya.

Gadis muda itu menahan tawanya ketika Lee Ryder menatapnya dengan serius.

Berpura-pura jika pria tampan itu memang tidak sedang berada di dalam rumah bersama dengannya.

Margot Evans berlari kecil mengikuti Aaron Lee yang menggandeng dirinya ketika mereka keluar rumah sedangkan Lee Ryder berdiri memandangi mereka berdua yang telah berlalu darinya.

"Aih !? Dasar gadis nakal !", gumam Lee Ryder. "Bisa-bisanya dia menggodaku !?"

Lee Ryder menyisir rambutnya ke arah belakang ketika dia berjalan pelan menuju keluar ruangan rumahnya.

"Apa dia sengaja menegaskan bahwa aku memang tidak ada di dalam ruangan rumah ini !?", ucapnya pelan.

Pria tampan itu terus melangkahkan kakinya sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana kainnya.

Langkah kakinya yang panjang memungkinkan dia cepat sampai keluar rumah, menyusul Margot Evans serta Aaron Lee yang telah berlari didepannya.

"Fuih !?", desahnya pelan.

Dilihatnya Margot Evans serta Aaron Lee yang berdiri di samping mobil dengan penuh canda ria.

"Pagi !", sapa Lee Ryder kepada keduanya.

Margot Evans memalingkan wajahnya ke arah Lee Ryder yang berjalan menghampiri mereka.

Raut wajah Lee Ryder tampak kusut masai saat melangkahkan kakinya.

"Ayah !", panggil Aaron Lee.

Bocah lima tahun itu lalu berlari mendekati ayahnya yang berjalan santai ke arah mereka berdua.

Pagi Aaron Lee !", sapa Lee Ryder. "Apakah kamu sudah lama menunggu ayah ?", sambungnya.

"Ayah ! Ayah ! Kita akan pergi kemana ? Apa kita benar-benar naik kereta cepat ?", tanya bocah kecil itu.

Aaron Lee berdiri sambil meraih tangan ayahnya.

"Kita akan liburan Aaron Lee !", sahut Lee Ryder.

Lee Ryder langsung membungkukkan badannya seraya mengangkat tubuh Aaron Lee ke dalam gendongannya.

"Kita akan naik kereta cepat ?", kata Aaron Lee.

"Benar !", sahutnya seraya tersenyum. "Kita akan naik kereta cepat ! Apakah kamu menyukainya ?"

"Tentu, ayah ! Aku sangat menyukainya !", jawab bocah kecil itu.

"Syukurlah..., kalau kamu menyukai rencana ayah...", ucap Lee Ryder.

"Tapi kita akan liburan kemana ?", tanya Aaron Lee seraya menggoyangkan boneka Dinosaurusnya.

"Nanti kamu akan tahu sendiri ! Kemana kita akan liburan dan pastinya kamu akan suka sekali !", sahut Lee Ryder.

"Mmmm..., tapi kenapa ayah tidak mengatakannya sekarang kemana kita akan liburan !?", ucap bocah kecil itu.

Pandangan Aaron Lee terfokuskan pada boneka Dinosaurus yang ada ditangannya tanpa memperhatikan ayahnya.

"Ayah tidak bermaksud merahasiakan apapun darimu rencana kita liburan. Kemana ? Dimana ? Kita akan berlibur !", jawab Lee Ryder.

Lee Ryder berjalan ke arah mobil yang telah lama terparkir di halaman rumah sambil menggendong Aaron Lee.

"Itu bukanlah kejutan yang menarik lagi jika aku memberitahukan tujuan kita berlibur !", kata Lee Ryder. "Dan bukan lagi surprise !", sambungnya.

"Aku tahu itu, ayah...", sahut Aaron Lee. "Tapi aku sangat penasaran sekali !"

Lee Ryder tertawa kecil saat mendengar ucapan putra kecilnya.

"Kamu sangat lucu sekali, Aaron Lee !", ucap Lee Ryder.

''Bukan aku anak ayah !? Tentu aku sangat keren sepertimu, ayah !'', jawab Aaron Lee.

''Kamu bisa saja !'', sahut Lee Ryder sambil tertawa keras.

Lee Ryder membuka pintu mobil untuk masuk, dia menurunkan Aaron Lee ke atas jok kursi mobil lalu mendudukkannya.

''Duduklah dengan tenang ! Karena kita akan berangkat ke stasiun sebentar lagi !'', ucap Lee Ryder.

''Iya, ayah !'', sahut Aaron Lee.

Lee Ryder memasangkan sabuk pengaman kepada Aaron Lee.

Dia menutup pintu mobil dan berdiri di dekat pintu mobil sembari melirik ke arah Margot Evans.

Ditariknya tangan gadis cantik itu cepat kemudian diciumnya bibir merah Margot Evans dengan mesranya.

Kaca mobil yang gelap tidak memungkinkan Aaron Lee untuk dapat melihat suasana diluar karena Lee Ryder berdiri tepat disamping pintu mobil sehingga menutupi pandangan dari dalam mobil.

Diciumnya bibir Margot Evans dalam-dalam hingga gadis cantik itu gelagapan karenanya.

''Uhk !'', gumam Margot Evans.

Namun, Lee Ryder tidak memperdulikan keluhan Margot Evans yang berusaha melepaskan dirinya dari pelukan pria tampan itu.

Lee Ryder menahan tubuh Margot Evans ketika dia mencium mesra bibir gadis cantik itu tanpa memberinya kesempatan untuk menghindar darinya.

Terlihat senyuman tipis menghiasi sudut bibir Lee Ryder saat dia mencium mesra Margot Evans.

Ada kebahagiaan yang terpancar keluar dari wajah Lee Ryder saat dia berhasil membuat Margot Evans tak berdaya dalam dekapannya serta serangan ciuman mesranya.

Arti sebuah kemenangan besar bagi Lee Ryder sebagai seorang pria yang mampu menundukkan perempuan pujaan hatinya.