Menikah diam-diam dan harus merahasiakan hubungan tali kasih antara mereka. Bersandiwara seolah tidak saling kenal di hadapan publik.
Hubungan yang indah pada awalnya, namun harus berpisah karena keadaan.
Sang pria harus menikahi wanita pilihan orang tuanya tanpa bisa menolak.
"Cinta tidak harus memiliki, tapi cinta harus berkorban. Mungkin inilah saatnya, kamu harus korbankan cintamu, mas. Dan aku, cintaku tidak bisa memiliki dirimu."
Bagaimana kisah selanjutnya? Ikuti terus ya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naya siswanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Minta adik lagi
"Maafkan kakek!" ucap kakek saat berada di rumah Farhat.
"Maaf untuk apa kek?" tanya Bastian.
Wajah kakek terlihat murung dan sedih.
"Kakek sudah membunuh ibumu," jawab kakek sambil memandang wajah Sebastian.
"Apa?" tanya Farhat dan Sebastian secara bersamaan.
"Delisa sudah terlalu banyak melakukan kejahatan, dia sudah terlalu banyak melakukan kesalahan. Beberapa kali mendapat teguran, bukannya insaf dan bertobat, tingkahnya malah semakin liar. Kakek lelah menghadapinya, kakek juga sudah capek mengatasi setiap masalah yang dibuat olehnya. Kakek tahu ini salah, tapi kakek tidak tau harus berbuat apa. Semua hukuman tidak membuatnya jera sedikit pun," papar kakek.
"Di mana Delisa di makamkan, pa?" tanya Farhat.
"Di pemakaman yang jaraknya tidak jauh dari rumah," jawab kakek.
Kakek menyandarkan kepalanya di sandaran sofa, mata tuanya terpejam. Terlihat gurat lelah dan kesedihan di sana.
Farhat dan Sebastian memilih untuk pergi, memberi waktu agar kakek bisa menenangkan diri. Mereka tahu pasti kakek sedang tidak baik-baik saja saat ini.
Farhat mengajak Sebastian untuk pergi ke makam Delisa.
"Pasti berat bagi kakek melakukan ini," lirih Sebastian.
"Kakek tidak akan melakukan sesuatu jika belum dipikirkan secara matang. Kakek pasti sudah memikirkan ini sejak lama," tutur Farhat.
"Tapi, tidak dengan membunuh mama, pa." Kata Sebastian.
"Kita tidak tahu ada perseteruan apa antara mama dan kakekmu, Bas." tegas Farhat.
Sepulang dari pemakaman, Sebastian memilih pulang ke rumahnya. Dia tidak mau istri dan anaknya menunggunya terlalu lama.
"Papa pulang!" seru Sebastian saat memasuki rumahnya.
"Dia di kamarnya, sedang ngambek dan mogok makan." Adu Bu Asri seraya tersenyum.
"Apa ada yang membuatnya sedih?" tanya Sebastian.
"Tidak. Sama seperti waktu itu, dia menagih adik yang kalian janjikan." Jawab Bu Asri.
"Anak itu memang pintar," ucap Sebastian.
Dari arah luar kamar, terdengar sayup-sayup suara Hana sedang membujuk Galih.
"Nak, adik itu bukan boneka yang bisa kita beli di toko. Dia juga hadir tidak dengan cara instan, butuh waktu cukup lama. Jadi, kalo sekarang Galih minta adik, sembilan bulan ke depan adik Galih baru lahir." tutur Hana dengan lembut.
"Benar begitu?" tanya Galih memastikan.
"Mama benar, sayang. Butuh waktu untuk adik Galih lahir. Jadi, lebih baik Galih sekarang makan, setelah itu berdoa pada Tuhan. Minta apa yang Galih mau," Sebastian menjawab pertanyaan putranya dengan bahasa yang lembut.
"Baiklah kalo begitu, Galih mau makan dan setelah itu Galih mau berdoa. Besok Galih bilang ke teman-teman kalo adik Galih sedang otewe," cicit Galih sambil turun dari kasur dan berjalan ke luar kamar.
Asri sudah menunggu Galih, di hadapannya sudah ada sepiring makanan siap santap.
"Nenek, Galih mau makan. Tidak lama lagi Galih mau jadi seorang kakak, dan seorang kakak harus kuat supaya bisa melindungi adiknya " tutur Galih.
"Anak pintar," puji Bu Asri seraya mengusap lembut rambut Galih.
Dengan lahap Galih menyantap makanannya, hingga tidak butuh waktu lama untuk dia menghabiskan sepiring nasi beserta lauknya.
"Sepertinya dia benar-benar menginginkan seorang adik," ujar Sebastian dari ujung tangga.
"Aku takut dia berubah setelah adiknya lahir. Dia tidak benar-benar menginginkannya, dia melakukan semua ini karena teman sekolah yang selalu mengejeknya." Tutur Hana.
"Galih bukan anak yang seperti itu, sayang. Aku yakin dia akan menyayangi adiknya," kata Sebastian.
"Semoga saja," ucap Hana lalu berjalan menghampiri putranya.
klu lom otw" bikin dr tepung 🤭🤭
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
harus baca dri awal lg ini mah