"Sayang, kamu yang tenang ya disana. Kamu jangan khawatir soal Anak-anak. In shaa Allah kak Bian tidak akan pernah mengabaikan anak-anak kita. Kak Bian janji, akan selalu menjaga mereka, serta akan membahagiakan mereka dengan penuh kasih sayang. Bahkan apapun permintaan mereka akan kak Bian penuhi, itulah janji Kak Bian, Acha!" Itulah janji Rio dihadapan pusara istrinya, Cindy.
Ya dia Adalah Rio Febrian Yang kini berusia 33 tahun, dan berstatuskan seorang Duda yang memiliki anak kembar Empat. Semenjak istrinya meninggal, Rio langsung berubah menjadi Pria yang amat dingin dan tak berperasaan.
Namun ia begitu hangat untuk baby quadrupletsnya dan ia amat menyayangi mereka. Sehingga apapun yang menjadi keinginan anak-anaknya maka ia pun akan mengabulkan. Hingga suatu ketika putri kecilnya mengungkapkan keinginannya.
"Daddy, bolehkah Tante yang bermata Hijau itu menjadi Momy umna?" pinta gadis kecil yang berusia empat tahun.
Akankah Rio mengabulkan permintaan putri kecilnya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAMA SAYANG YUMNA.
*═══❉্͜͡💚Mutiara Hikmah.💚❉্͜͡═══*
KESABARAN...
Sebuah kata yang mudah untuk diucapkan. Tetapi terkadang sulit untuk diterapkan, menjadi penghibur hati. Saat deburan liku-liku hidup menghampiri. Menjadi penenang jiwa. Saat gundah gulana melanda, ia bukanlah diam tanpa kata.
Ia bukanlah kepasrahan tak bermakna. Ia juga bukanlah kebodohan menunggu waktu. Ia adalah pertanda istiqomah, keimanan dan ketaqwaan. Disaat menjalani rangkaian ujian kehidupan..
Ia adalah suatu yang tak pernah terbatas. Karena kunci utamanya adalah ikhlas. Walau pahit tapi berujung manis, terasa susah namun berbuah indah. Hadiahnya adalah syurga yang dirindukan. Dan Allah yang selalu bersamanya.
__sᴛᴏʀɪᴇs ᴏғ ᴛʜᴇ ᴅᴀʏ__
••┈┈••✾•◆❀◆•✾••💚••✾•◆❀◆•✾••┈┈••
Keesokan harinya.
Karena dihari pertama Yumna tidak dapat melihat Nazwa, membuat ia sedikit sedih. Sehingga hari berikutnya, ketika ia sampai dihalaman pondok ia langsung berlari menuju Aula pondok, tanpa berpamitan terlebih dahulu pada sang kakek yang telah mengantarkannya.
"Yaa, ampun Yumna? Kenapa tidak sabaran begitu sih?" keluh Harun, sedikit heran.
"Maaf ya Kek? Mungkin adik Umna sudah tidak sabaran ingin ketemu sama Aunty Azwa, kek," bela Yunda, yang sepertinya paham dengan perasaan saudara kembarnya itu.
"Iya, kakek maafin kok. Ya sudah sebaiknya Yunda juga masuk sana," balas Harun, sambil mengusap kepala Yunda.
"Oke kek! Unda masuk ya? Assalamu'alaikum kek?" ucap Yunda sambil meraih tangan sang kakek, lalu mengecupnya.
"Iya, nak belajar yang pintar ya, Wa'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatu"
Setelah salamnya dijawab Yunda pun berlalu meninggalkan sang kakek. Sedangkan sang kakak langsung meninggalkan halaman pondok, karena ia hendak mengantar kedua cucu laki-lakinya di pondok putra yang tak berapa jauh dari pondok putri.
...*****...
Sementara Yumna yang tadi begitu bersemangat saat hendak memasuki aula tempat mereka menjalani program. Langsung terdiam terpaku didepan pintu aula. Karena ternyata orang yang amat rindukan juga tak muncul di hari itu.
"Loh Yumna? Kenapa tidak memberi salam pada teman-temannya? Kenapa hanya berdiam diri didepan pintu saja, Yumna?" tanya salah satu wanita bercadar, yang bertanggung jawab dalam program saat itu.
"Assalamu'alaikum, Ustadzah Khanza?" katanya terdengar lemah.
"Wa'alaikumus salam, Ada apa dek? Kenapa wajahnya sedih begitu?" tanya wanita bercadar yang dipanggil Khanza oleh Yumna
"Ustadzah Khanza? Kenapa Mama Azwa tidak datang lagi?" tanya Yumna, masih terdengar lemah.
"Mama Azwa?" Nampak Khanza sedang berpikir sejenak. Namun karena sepertinya ia pernah mendengar dari teman sejawatnya akhirnya ia tahu, anak kecil yang telah memanggilnya Mama.
"Ooh.. Ustadzah Yumna ya dek?" tanya Khanza lagi.
"Iya Ustadzah! Kenapa Mama tidak ada lagi? Umna kangen sama Mama," balas Yumna yang kini matanya telah berkaca-kaca. Sepertinya rasa rindu yang ia pendam saat ini sudah tak bisa dibendungnya lagi. Sehingga membuat ia tak mampu menahan air matanya lagi.
Khanza yang meliha itu pun tak sampai hati, ia langsung memeluk gadis kecil itu, "Jangan menangis dek, malu loh dilihat teman-temannya" ucapnya sambil mengusap kepala Yumna. Namun sepertinya Yumna tidak memperdulikan perkataannya. Membuat ia akhirnya menyerah karena tidak tega melihat Yumna yang menangis hingga tersegukan.
"Baiklah, baiklah, Ustadzah antar kamu sama Ustadzah Yumna, tapi jangan nangis lagi dong Dek,"
Mendengar perkataan Khanza dengan spontan Yumna, langsung menghapus air matanya, "Umna sudah tidak menangis lagi kok Ustadzah! Tuh air matanya juga udah nggak ada," katanya, sambil ia membersihkan sisa-sisa air mata yang ada.
Khanza tersenyum gemas melihat Yumna, saking ia ingin melihat sahabatnya, anak itu bisa melakukan apapun yang dia minta, "Maaf Ustadzah Yumna. Maaf kalau ana tidak bisa memegang amanah Anti," batin Khanza, yang sepertinya ia dapat amanah untuk merahasiakan keberadaannya.
"Ayoo dong Ustadzah, ketempat Mama Azwa! Kan Umna sudah tidak menangis lagi," pinta Yumna, sambil ia menghentakkan tangan Khanza, membuat ia tersadar dalam lamunannya.
"Eh! Maaf Dek, ya sudah ayo Ustadzah antar," ajaknya sambil ia menggandeng tangan Yumna, lalu mereka pun beranjak meninggalkan aula.
Lalu Khanza pun membawa Yumna, kesebuah kawasan pondok-pondok kecil, yang berada didekat perkebunan teh, masih diarea pondok. Nampaknya pondok-pondok kecil itu memang tersedia untuk para pengajar saja. Dan salah satunya milik Naazwa.
Sesampainya di salah satu pondok Khanza langsung mengetuk pintu pondok tersebut, seraya ia mengucapkan salamnya. "Assalamu'alaikum Ustadzah?" ucapnya, dan tak berapa lama, pintu pun terbuka.
"Wa'alaikumus salam warahmatullahi wabara.." balas seorang wanita yang baru saja membuka pondok tersebut. Namun salamnya menggantung tatkala ia melihat seorang anak kecil yang berdiri disampingnya Khanza.
"Yumna?!" sentak wanita itu yang tak lain adalah Naazwa, lalu pandangannya langsung beralih dan mengarah ke Khansa, "Ukhty Khanza?" ucapnya lagi, dengan tatapan yang sepertinya ia meminta penjelasan pada Khanza.
Khanza yang sepertinya paham dengan tatapan Naazwa, ia pun langsung mengatupkan kedua tangannya "Afwan yaa ukhty, Ana tidak tega melihat Yumna menangis. Jadi Ana membawanya kemari, sekali lagi maaf ya Ukhti, Ana tidak amanah," ucapnya, nampak ia merasa bersalah.
"Ooh, tidak ya sudah tidak apa-apa ya ukhti, kalau begitu Syukron sudah mengantar Yumna," ucap Naazwa.
"Na'am Ukhty, kalau begitu ana pamit Assalamu'alaikum," Pamit Khanza.
"Wa'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatu," Setelah Naazwa membalas salam, Khanza pun beranjak meninggalkan Yumna dan Naazwa, yang terlihat masih berada di depan pintu pondoknya Naazwa.
"Ayo masuklah Yumna?" ajak Naazwa, sembari ia ingin meraih tangan si kecil, yang wajahnya terlihat masih tertunduk, nampaknya ia paham dengan pembicaraan antara Naazwa dan Khanza. Saat tangan Naazwa hampir menyentuh tangannya, Yumna langsung memindahkan tangannya kebelakang tubuhnya, membuat Naazwa kaget.
"Yumna? Ada apa Nak?" tanya Naazwa bingung.
"Kenapa Mama, menghindar dari Umna? Apakah Mama, hiks..hiks..sudah tidak sayang lagi sama Umna? Sehingga Mama, tak ingin bertemu lagi sama Umna, hiks..hiks.." Tangis Yumna pecah, ia terlihat begitu sedih, saat ia mengetahui, kalau orang yang amat ia rindukan itu, sedang sengaja menghindar darinya.
"Tidak Yumna, tidak seperti itu, Mama sayang Yumna kok, hanya saja.." jelas Naazwa, namun langsung di potong oleh Yumna.
"Bohong! Mama bohong! Kalau sayang Mama tidak akan menghindari Umna! Huhuhu, Mama bohong.. huhuhu!" seru Yumna yang tangisnya semakin kencang. Lalu ia pun berlari pergi meninggalkan pondok Naazwa. Membuat Naazwa merasa bersalah.
"Yumna! Tunggu Nak!" panggilnya dan ia pun langsung mengejar gadis kecil yang sedang menangis itu. Karena memang langkah kaki Yumna lebih kecil, itu memudahkan Naazwa untuk meraih tubuhnya.
"Maaf Yumna, maafkan Mama!"
...┈┈••✾•◆❀◆•✾••┈┈...
JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR TERUS YA Guys..🙏🥰 Bonusin author dong dengan VOTEnya, jangan pelit Oke😉 dan jangan lupa juga ya berikan LIKE, Hadiah, Bintang 🌟 serta komentarnya ya guys Biar novel ini bisa bersinar 😉 Oke guys 🥰 Syukron 🥰😘.
Oh iya Guys, selagi menunggu Up Author yuk mampir ke karyanya temannya Author, ceritanya seru loh, cus cekidot 👇
Dan jangan lupa tinggalkan jejaknya juga ya Syukron 🥰🙏