Desain Cinta CEO Dingin

Bab 35

Sudah 1 tahun berlalu hari-hari yang di jalani oleh Shakila yang begitu membosankan menurut nya.

Terlebih lagi, dia tidak bisa menggunakan uang dari ayahnya karena selalu ada saja yang terjadi jika dirinya melakukan sesuatu yang bukan dari aturan villa. Apapun caranya, jika dia berhasil membeli hp baru untuk menghubungi seseorang, maka hp tersebut langsung hilang sebelum di gunakan. 

Edgar sudah mengatur segalanya untuk Shakila agar tidak kecolongan. Bahkan Shakila tidak diizinkan memiliki teman, shopping, keluar villa, bahkan membeli makan pun tidak diizinkan dengan alasan akan mengganggu kinerjanya. 

Shakila semakin curiga terhadap segala sesuatunya yang ada di negara M.

"Apakah Edgar memang sudah mengatur semuanya bahkan dari hal terkecil pun yang ada di negara ini? Kenapa aku merasa kalau aku selalu di awasi dimanapun aku berada." Gumamnya ketika sedang melihat sekeliling proyek.

Seketika Shakila menemukan ide yang membuatnya senang.

"Baiklah. Jika itu memang sudah di aturkan, aku akan bersabar 1 tahun lagi." Ucapnya sambil menyeringai licik.

***

Dalam beberapa bulan terakhir, Lyn hanya tinggal di mansion Edgar untuk fokus pada desain perhiasan yang di minta Edgar. 

Saat di ruang keluarga, Edgar berbicara serius dengan Lyn.

Saat itu, Edgar seperti menahan kekesalannya. Lyn menjadi sedikit takut dengan Edgar. Namun karena Lyn tahu Edgar tidak mungkin menyakitinya, Lyn hanya diam menunggu perintah Edgar untuk berbicara karena takut akan menyinggungnya juga.

Percakapan mereka di mulai dengan Edgar yang berbisik di telinga Lyn.

"Lyn aku berpesan, apapun yang terjadi, tetap lah disini dan jika kamu takut, peluklah aku. Oke."

Mendengar kata terakhir wajah Lyn menjadi merona. Jika orang lain melihatnya akan terlihat Edgar sedang menggoda Lyn saat ini.

"Baiklah, aku ingin mengatakan padamu tentang sebuah rahasia disini."

Edgar bersuara dengan tegas saat melihat Lyn dengan tajam dengan tangan yang melipat di dada. Lyn yang dilihat seperti itu pun hanya menunduk.

"Dengarkan ini, aku akan mengatakannya, tapi kau harus diam. Jika tidak, maka…"

Dor.. dor..

Terdengar 2x tembakan di ruangan itu.  Sontak saja itu menjadikan semua orang yang ada di mansion itu berhamburan dan begitu ribut.

Lyn begitu ketakutan dan menangis dalam diam, ingin sekali ia lari dari ruangan itu, tapi pesan dari Edgar adalah untuk tetap diam di tempatnya.

Setelah keributan sudah tidak terdengar lagi, Edgar berusaha menenangkan Lyn dalam pelukannya.

"Maaf membuat mu takut. Sttt.. semua baik baik saja." 

Setelah Lyn tenang, Edgar perlahan menjelaskan bahwa tindakan ini adalah cara untuk menangkap sang penyusup.

Berawal sebuah kamera digital yang di ambil oleh Madi setelah turun dari rooftop. Edgar menangkap pergerakan itu menjadi curiga di buatnya. Saat diinterogasi, Madi mengatakan bahwa video itu adalah tugas tambahan dari ayah Edgar. Dan setelah di selidiki oleh Milo, memang benar apa yang di katakan oleh Madi. Namun, Milo yang mempunyai insting yang tajam dapat merasakan ada sesuatu dibalik tugas itu. Milo memutuskan untuk melakukan penyelidikan rahasia di mansion Edgar dan dengan sengaja menambahkan cctv tersembunyi di setiap ruangan yang terpasang cctv.

Setelah berminggu-minggu mengawasi, anak buah Milo menemukan ada cctv yang di hapus di ruangan tertentu dibanding cctv tersembunyi Milo. Jika melibatkan cctv, tentu saja seorang yang bertugas di bagian cctv lah yang membantunya. 

Setelah di ketahui bahwa Madi sang kepala kebersihan dan Bara salah satu pengawas cctv yang terlibat, Edgar dan Milo menyusun rencana untuk penangkapan.

Saat Edgar melepaskan tembakan pertama, itu adalah untuk mengejutkan Madi agar keluar dari persembunyiannya. Kemudian tembakan kedua dilepaskan Edgar sebagai kode untuk semua para pekerja pria dan para pengawal agar segera bertindak melakukan pengepungan kepada 2 orang tersangka yang ada di mansion itu. Sedangkan untuk semua pekerja wanita, mereka sudah ada di tempat yang aman sebelum acara dimulai.

Semua sudah diatur oleh Edgar sedemikian rupa. Keduanya berhasil diringkus dan segera di bawa ke ruang bawah tanah yang ada di gudang tak jauh dari mansion dimana Milo sedang menunggu.

Setelah menceritakan tentang keributan itu, Edgar mengantar Lyn ke kamarnya untuk beristirahat sampai jam makan malam tiba.

Sebelum keluar dari kamar Lyn, Edgar tiba-tiba teringat sesuatu yang ingin di katakannya.

"Kapan kamu akan menikah?"

"Hah?" Lyn bingung saat Edgar tiba-tiba menanyakan kapan dirinya menikah.

'apa aku tidak salah dengar kan?' batin Lyn.

"Yocelyn, kapan kamu akan menikah. Maksudku apa kamu sudah memikirkan di usia berapa kamu akan menikah?"

"Kakak, kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal itu. Untuk menikah tentu saja aku masih jauh untuk memikirkannya, bahkan tidak ada dalam pikiranku sama sekali karena yang ada dalam pikiranku sekarang hanyalah cara bertahan hidup."

"Bertahan hidup?" Edgar mengernyitkan keningnya.

"Iya, bertahan hidup dari kejahatan Shakila. Ketika kakak membicarakan pernikahan, sudah pasti aku tidak akan tinggal di mansion ini lagi mengingat akan ada seorang nyonya muda yang akan menempati mansion ini. Itu sebabnya aku harus terus berpikir agar bisa bertahan hidup untuk memenuhi kebutuhaku dalam mencapai mimpiku kelak."

"Bagaimana jika nyonya muda itu adalah dirimu?"

Lyn terdiam dengan wajah bodohnya kemudian tertawa yang membuat Edgar menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hahaha.."

"Kakak, berhentilah membuatku berkhayal. Lagipula aku tidak berani berpikir untuk menjadi nyonya muda di mansion ini, aku tidak pantas."

'sudah kuduga dia merasa tidak pantas. Baiklah aku akan mencari cara agar dia mengerti bahwa dia sangat pantas untukku.' batin Edgar.

"Baiklah kita lupakan pertanyaan tadi. Sekarang aku ingin mengganti pertanyaan. Saat di taman Trocadero, bukankah kamu mengatakan selain balas dendam kepada Shakila, kamu ingin menjadi desainer profesional yang mempunyai brand sendiri?."

Lyn mengernyitkan keningnya mencoba mengingat kata-katanya.

"Ya benar."

"Kalau begitu kenapa tidak kita mencobanya dari sekarang saja."

"Maksudnya?" Lyn semakin bingung.

"Mempunyai brand sendiri.. kenapa harus menunggu balas dendam dulu. Shakila sedang mendapat hukuman dariku, tidakkah kamu mencobanya selagi dia jauh disana?"

Ya, Lyn sangat ingin segera meraih mimpinya agar hidupnya tidak membebani siapapun lagi setelah sukses. Dengan adanya Edgar di dekatnya, mimpinya akan tercapai sekejap mata tanpa harus khawatir dengan tingkat kegagalan yang tinggi. Namun, Lyn tidak ingin serakah, bagaimanapun Edgar sudah memberikan banyak bantuan untuk hidupnya.

Dan juga Shakila, dia adalah kakaknya yang mau tak mau harus Lyn sendiri yang mengurusnya. Lyn tidak ingin membebani Edgar lebih jauh lagi karena Edgar adalah sang pewaris tunggal dimana beban Gretc ada di pundaknya.

"A-aku hanya ingin merampungkannya satu persatu. Masalah Shakila sudah ada sejak dulu sebelum aku mengejar mimpi, itulah kenapa aku ingin menyelesaikan Shakila dahulu setelah itu aku akan memikirkan mimpiku."

"Perlukah aku yang membereskannya?" 

Lyn melihat wajah Edgar dengan mata polosnya.

"Sebenarnya di hari kamu menawarkan diri, aku dan Milo sedang menyelidiki Shakila tentang gagalnya pendaftaran Paris Fashion. Namun, kehadiranmu yang tiba-tiba membawa berkah bagi saham brand CL membuatku terlena, sampai aku mengetahui bagaimana kejahatan Shakila padamu. Jika bukan karena aku yang ingin mendukungmu untuk balas dendam, Shakila sudah ku lenyapkan saat itu juga jika memang terbukti dialah penyebab kegagalan itu."

"Mempunyai brand sendiri memang mimpiku, tapi.. itu tidak harus, aku akan menggapainya dengan usahaku sendiri; dengan tanganku." Lyn tersenyum ceria. "Bagiku, kehidupan kakak harus berjalan dengan baik mengingat kakak adalah pewaris satu-satunya disini. Urusan membalas Shakila, biarkan kupikirkan nanti. Aku yakin, aku bisa mengalahkannya."

Edgar hanya menghela nafasnya lesu. 

'kenapa kepolosannya membuatnya sulit mengerti sih.' Batin Edgar.

***