NovelToon NovelToon
Dendam Dan Hasrat Sang Mafia

Dendam Dan Hasrat Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Cintamanis / Mafia / Balas Dendam / Konflik Rumah Tangga-Pembalasan dendam / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial / Tamat
Popularitas:422.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: pinkanmiliar

(🔥 Zona Romansa 21🔥)

Season 1 - Dibesarkan sebagai saudara tiri, membuat Eldric dan Eryn saling jatuh cinta hingga akhirnya menjalin kasih secara diam-diam tanpa diketahui Edward, ayah Eldric. Namun sebuah kecelakaan tragis membuat keduanya terpisah.

Enam tahun kemudian, Eldric yang ternyata masih hidup, kembali menemui Eryn. Kesalahpahaman yang terjadi membuat Eldric ingin balas dendam terhadap Eryn dan Eric, sahabat Eldric.

Eldric menjelma menjadi bos mafia paling berkuasa di wilayah Amerika Latin dengan julukan El-Black.

Season 2 - Mengalami banyak kemalangan sejak kecil membuat Noah menjelma menjadi Red Devil yang ditakuti banyak orang dunia bawah. Dikuasai oleh dendam, ia bertekad menemukan orang yang sudah membuat keluarganya menderita. Dan juga mencari gadis yang sudah menolongnya di saat Red terpuruk 10 tahun lalu.

Pencarian Red berakhir pada gadis bernama Ilena Adams, yang adalah putri dari pembunuh ibunya. Bisakah Red membalas dendam jika hasratnya juga membara ketika menatap mata teduh Ilena?

*Beberapa part mengandung adegan dewasa dan kekerasan. Harap pembaca bijak menyikapi. Terima kasih.

Kisah ini berlatar di Amerika Latin, so anggap saja kalian sedang membayangkan sebuah drama telenovela, hehe.

Jangan lupa dukungannya untuk karya receh Emak yg satu ini.

©2022 pinkanmiliar

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pinkanmiliar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Holiday Surprise

Black kembali ke hotel usai berpamitan pada teman-teman dan rekan bisnisnya. Sebenarnya orang-orang itu sengaja menahan Black untuk menggagalkan malam pertama mereka. Bagi Black mungkin bukan suatu masalah. Tapi untuk Eryn, Black akan meminta maaf pada istrinya supaya tidak marah. Black tahu Eryn adalah wanita yang baik.

Black tiba di kamar dan melihat kamar itu telah gelap. Itu artinya Eryn telah terlelap. Pria itu tersenyum mendapati istrinya tidur memeluk guling. Itu adalah kebiasaannya sejak dulu. Eryn beralasan jika ia takut ditinggalkan.

Dulu saat kecil, ia memiliki trauma karena ditinggal di sebuah panti asuhan. Dijanjikan akan dijemput namun hingga menunggu bertahun-tahun pun tidak ada yang pernah menjemputnya. Hingga akhirnya keluarga Albana mengadopsinya. Namun ketakutan masa kecilnya masih menghantui. Dan dengan memeluk guling, ia seolah sedang memeluk seseorang dan merasa tidak sendirian. Eryn kecil yang malang.

Black membersihkan diri terlebih dahulu sebelum naik ke tempat tidur. Kemudian ia memindahkan guling yang dipeluk dan menggatinya dengan tubuhnya.

"Eungh?" Eryn melenguh dan sedikit membuka matanya.

"Kau sudah pulang?" lirihnya.

"Iya. Maafkan aku karena aku meninggalkanmu."

"It's okay. Bagaimana pestanya?" Sambil terpejam Eryn bertanya.

"Mereka sengaja menahanku agar kita tidak melakukan malam pertama."

Eryn terkekeh. "It's ridiculuous. We dont need that."

"Yeah. I'm sorry for Noah. Kita pasti bisa menemukan dia dan kembali bersama."

"Tidak apa. Aku juga tadi terlalu emosional. Aku minta maaf."

"Baiklah. Tidurlah kembali. Besok kita akan bersenang-senang menaiki ferry."

Eryn tersenyum kemudian merapatkan tubuhnya ke tubuh Black. Pria itu menghujani Eryn dengan banyak kecupan di wajahnya.

...🌿🌿🌿...

Keesokan harinya, Eryn telah bersiap dan membawa beberapa pakaian untuk ia bawa. Black meminta Carlos untuk menangani semua urusan pekerjaan selama ia pergi berbulan madu.

"Carlos tidak ikut?" tanya Eryn.

Black tertawa. "Tentu saja tidak. Kita yang akan liburan kenapa dia harus ikut?"

"Oh, kupikir kau tidak akan bisa hidup tanpa dia," canda Eryn.

"Aku tidak akan bisa hidup tanpamu. Itu baru benar."

Eryn mengerucutkan bibirnya.

"Jika kau sudah siap segeralah turun. Aku akan menemui Luiz dulu."

"Iya, baiklah." Eryn meraih ponselnya dan menghubungi Carlos. Selama ia dan Black pergi, Eryn ingin meminta Carlos melakukan sesuatu.

"Ada apa, Nona?" tanya Carlos ketika dirinya bertemu Eryn sembunyi-sembunyi.

"Dengar, aku ingin meminta tolong padamu."

"Minta tolong apa?"

"Tolong kau awasi Enrique. Aku tahu ini konyol. Tapi firasatku tidak bisa terus kuabaikan. Kumohon carilah bukti jika memang dia tidak bersalah. Tapi jika bersalah, kita harus menghukumnya dan menanyainya. Kenapa dia sampai melakukan ini?"

"Apa ada lagi, Nona?"

"Hanya kau yang kupercaya, Carlos. Aku yakin kau benar-benar setia pada El. Dan kau tidak akan mengkhianatinya."

Carlos terdiam. "Apa ada yang Nona curigai selain Enrique?"

"Hmm, entahlah. Kurasa dia tidak bekerja sendirian. Pasti ada seseorang di belakangnya. Kuharap kau bisa menemukan orang itu setelah kami kembali."

"Baik, Nona. Mari kuantar! Tuan Black sudah menunggu."

"Terima kasih, Carlos. Dan jangan lupa kabari aku jika kau menerima kabar tentang Noah."

"Iya, Nona, jangan khawatir."

...🌿🌿🌿...

Seoul, Korea Selatan

Seorang pria paruh baya sedang duduk di kursi kebesarannya sambil menatap tajam ke arah anak buahnya yang sedang tertunduk. Pria itu menunggu apa yang akan di katakan oleh anak buahnya.

"Bagaimana? Apa kau sudah melakukan pekerjaanmu?" tanya pria paruh baya itu.

"Tuan Kim, aku sudah menemukan sedikit tentang pencarian yang tuan perintahkan."

Pria paruh baya itu mendengarkan dengan seksama.

"Apa itu?" tanyanya.

"Ada sedikit jejak mengenai putri Tuan. Kami telah mencarinya di Kolombia seperti yang Tuan katakan. Tapi dia sudah tidak tinggal disana lagi. Lalu, ada kabar jika putri Tuan pindah ke Meksiko. Namun kami sudah mencarinya disana dan tidak menemukannya."

Pria paruh baya bernama Kim Hyun Jeong itu menggeram kesal.

"Kalian cari terus keberadaannya! Dan pastikan dia dalam keadaan selamat."

"Baik, Tuan. Tapi..."

"Tapi apa?"

"Putri Anda telah memiliki seorang putra."

"Apa katamu?!" Pria itu terperanjat kaget.

"Jadi, aku sudah menjadi seorang kakek?" lanjutnya.

"Benar, Tuan."

"Kalau begitu cari mereka berdua! Aku ingin kau membawa mereka berdua kemari!"

"Baik, Tuan. Aku pamit undur diri."

"Iya, silakan."

Sepeninggal anak buahnya Hyun Jeong mengusap wajahnya kasar.

"Maafkan aku, putriku. Aku pikir kau telah meninggal. Maafkan ayah, nak. Ayah janji kita akan segera berkumpul kembali," gumam pria itu.

...🌿🌿🌿...

Pulau Sisilia, Italia

Eryn terbangun dari tidurnya karena merasakan sebuah mimpi buruk. Tubuhnya berjengkit kaget.

"Haaahhh, haaahhh." Eryn mengatur napasnya.

"Ada apa, sayang?" Black menghampiri Eryn karena melihat wanita itu terbangun dari tidurnya.

"Aku mimpi buruk, El."

Black menyeka keringat di pelipis Eryn.

"Jangan takut! Aku ada disini."

Eryn mengangguk kemudian menghambur memeluk Black. Hanya ada mereka berdua di kapal ferry itu bersama dengan beberapa kru kapal saja.

"Kau bau masakan!" ucap Eryn.

Black meringis. "Aku sedang memasak." Ia menggaruk tengkuknya.

"Kau? Memasak? Are you sure?"

"Yeah. Aku hanya ingin memberimu sebuah kejutan. Tapi sepertinya malah aku yang terkejut karena melihatmu bermimpi buruk."

"No. Ini bukan apa-apa. Kalau begitu mana masakan buatanmu? Aku sudah tidak sabar ingin mencicipinya."

Eryn menggandeng tangan Black keluar dari kamar dan menuju ke meja makan. Eryn langsung duduk di salah satu kursi dan menanti Black menyajikan masakannya.

Dengan sedikit ragu Black meletakkan piring berisi makanan di depan Eryn.

"Ayolah, sayang. Kau tidak perlu malu. Aku yakin masakanmu ini enak," ucap Eryn berusaha meyakinkan Black.

"Terima kasih. Silakan dimakan!"

Eryn langsung mengambil sendok dan menyendok beberapa. Satu suap berhasil masuk ke mulutnya.

"Hmm?" Eryn membulatkan mata menatap Black.

"Tidak enak ya? Kalau begitu jangan dimakan! Biar aku panggilkan chef kapal saja untuk memasak," sesal Black.

"No! Ini enak, sayang. Aku bersumpah!" Eryn melanjutkan makannya.

"Benarkah?" Black masih tidak percaya.

"Iya! Cobalah kau juga makan!" Eryn menyuapkan makanan untuk Black.

"Buka mulutmu!" perintahnya.

Dan makan siang hari itu pun dipenuhi canda tawa oleh kedua insan yang sedang di mabuk asmara.

...🌿🌿🌿...

Milan, Italia

Rose sedang memandangi foto kebersamaannya dengan Black selama beberapa tahun ini. Ia sengaja membuat sebuah album karena ingin mengenang kebersamaan mereka.

Ketakutan akan kehilangan sosok seorang sahabat sudah mulai dirasakan Rose ketika Black berhasil melacak keberadaan Eryn, wanita yang dicintai Black.

"Aku tahu saat ini akan terjadi, El. Kau memang bukan milikku dan tidak akan pernah jadi milikku." Rose mengusap foto empat tahun lalu. Selama ini Rose selalu mengikuti kemanapun Black pergi dan singgah.

"Apa aku egois jika aku menginginkan lebih, El?" gumamnya.

Rose menggeleng pelan. "Tidak! Aku tidak boleh egois. Kau sudah menemukan apa yang kau cari. Dan aku ikut bahagia untukmu."

Rose menutup lembaran album itu dan menyimpannya di laci. Sesaat setelahnya ponselnya bergetar. Sebuah panggilan dari Roma. Itu pasti tentang ayahnya.

"Iya, Brigitta. Ada apa?" jawab Rose.

"Nona, ayah Nona meminta agar nona pulang ke rumah."

"Apa ayah sakit lagi?"

"Sepertinya Tuan sangat merindukan Nona. Pulanglah, Nona. Aku harus berhasil membujuk Nona agar mau kembali pulang. Jika tidak..."

"Apa pekerjaanmu yang jadi taruhannya?"

"Begitulah, Nona."

Rose melirik jam tangannya.

"Baiklah. Aku akan pulang setelah pekerjaanku selesai. Bye!"

Rose menutup panggilan telepon lalu menghela napasnya.

"Apa lagi yang ayah inginkan kali ini?" gumam Rose.

...🌿🌿🌿...

Roma, Italia

Rose tiba di sebuah rumah besar milik keluarga Blanco. Baru kemarin rasanya Rose menginjakkan kakinya disini. Namun ayahnya berhasil membawanya kembali ke rumah.

Rose disambut oleh Brigitta, kepala pelayan yang sudah puluhan tahun bekerja pada Don Juan Blanco.

"Selamat malam, Brigitta. Dimana ayahku?" sapa Rose.

"Tuan Blanco ada di ruang kerjanya. Ada seorang tamu yang datang, Nona."

"Baiklah. Aku akan ke kamarku dulu. Sampaikan pada ayahku jika aku telah sampai."

"Baik, Nona."

Rose berjalan melewati Brigitta dan menuju kamarnya. Sebelum masuk ke kamar, ia menatap pintu ruang kerja ayahnya.

"Siapa yang datang di jam segini?" batin Rose. Ia melirik jam tangannya yang tertera sudah pukul sepuluh malam.

"Tidak biasanya ayah menerima tamu di malam hari. Mungkin ada hal yang penting." Rose kembali melangkah dan masuk ke dalam kamarnya.

Kamar yang jarang ia sentuh karena ia selalu bepergian atau lebih memilih menetap di Milan. Rose merebahkan dirinya dan menatap langit-langit kamarnya.

"Anggap saja aku sedang berlibur disini," desah Rose pelan sambil memejamkan matanya.

Sayup-sayup terdengar suara orang berbincang di luar kamarnya.

"Jangan-jangan tamu ayah sudah pergi," duga Rose.

Ia turun dari tempat tidur dan keluar kamar. Benar saja. Ayahnya. Baru saja mengantarkan seseorang turun ke lantai bawah.

"Siapa dia?" Rose tidak bisa melihat orang itu dengan jelas karena posisinya membelakangi.

Rose terus memandanginya hingga akhirnya orang itu berbalik dan menyalami ayahnya.

"Hah?!" Rose terkejut melihat sosok yang menjabat tangan ayahnya.

Sosok itu melihat kearah Rose dan mengedipkan matanya sebelum keluar dari rumah. Rose berbalik badan dan memegangi dadanya.

"Itu kan ... Eric? Apa yang dia lakukan disini bersama ayahku?"

Rose segera masuk ke dalam kamarnya dan mencari ponselnya.

"El?" Hanya itu yang Rose ingat saat ini. Ia harus menghubungi Black.

"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar servis area. Cobalah beberapa saat lagi."

"Sial! Dia pasti sedang berada di laut lepas. Tidak ada sinyal disana."

Rose berpikir sejenak.

"Carlos!" Rose segera menekan nomor Carlos.

Telepon tersambung namun Carlos belum menjawab.

"Dia pasti sedang ada di klub. Dia tidak akan mengangkat panggilannya."

Rose terduduk lesu. Pikiran-pikiran buruk seketika menghantuinya.

"Tidak! Ayah tidak mungkin bekerjasama dengan Eric untuk menghancurkan El kan?"

Rose memegangi kepalanya yang terasa pening.

...🌿🌿🌿...

1
Ran Aulia
👍👍👍👍👍

ceritanya bagus, berliku, banyak bawang 😩😩😩

terimakasih author ❤️❤️❤️👍👍👍
Emak Femes: Thanks udh mampir kak 🥰🥰🥰
total 1 replies
aurrorra
semangat berkarya. Mampir juga di karya ku ya."Ayah sambung anakku ternyata pria panggilan"
Susan Susanah
apa Andrew anak nya Lidia,,,
Susan Susanah
dr awal aku dh GK suka Ama ayah nya eryn,,dari awal
Susan Susanah
TK seharusnya Eric mati,,ko aku GK terima ya,,
Susan Susanah
apa rose adalah Adek El,,,dulu ayah El pernah bilang kalau istri nya meninggal bersama anak nya,,,apa mungkin Juan menculik anak nya ,,lalu di bilang sudah meninggal,
Susan Susanah
kan benar Eric sangat mencurigakan,,,gak salah tebakan ku,,
Susan Susanah
ini emak Ama bapak gak ingat anak nya ya,,GK mikir ank di mna
Susan Susanah
ko aku curiga ya Ama Eric,,
Fitri Nikmah
katanya mau d lanjut d novel baru thor..kok nggak ada..
Emak Femes: belom rilis kak, hehehe
total 1 replies
Anonymous
apakah mata black buat rose ??
Anonymous
gak tega black digantikan
Anonymous
masi byk pria lain yg di tampilkan thor...santa. Relakan carlos untuk rose
Anonymous
sebagai seorg asisten eric...sehrsnya kamu ga membocorkan apapun kepada siapapun...termasuk istrinya
Anonymous
bgs kisahnyaa
Anonymous
hahaha..iya yaaa
Anonymous
adikmu kah ??
Anonymous
ada brp nyawamu el ??
Anonymous
jgn jgn carlos yg pengkhianat
Anonymous
bingung thor...anak blm ketemu...apakah hati bisa tenang untuk jalankan pernikahan ??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!