Kakak readers tersayang, tolong jangan di boomlike ya! Budayakan kasih like setelah membaca. Terima kasih 🙏🏻
Saat dia dicampakkan oleh kekasihnya, dia bertemu dengan seorang lelaki yang kemudian menjadi suami sirinya.
"Dengar! Meski kita sudah menikah, tapi kamu jangan berharap banyak padaku, karena aku sudah memiliki seseorang yang aku cintai," Dave Sky Pradipta
"Aku tidak keberatan jika kamu menceraikanku sekarang juga. Lagipula pernikahan kita hanya siri," Sevia Kireina Dzakiya
Pernikahan yang awalnya dijalani tanpa cinta, tetapi saling menguntungkan untuk keduanya, mampu menumbuhkan benih-benih cinta tanpa disadari oleh Sevia dan Dave.
Sampai pada saat cinta semakin berkembang dalam pernikahan rahasia mereka. Keduanya sepakat untuk mengungkapkan perasaan di hari yang telah di tentukan. Namun ternyata, hari itu adalah awal dari perpisahan yang tidak mereka harapkan. Sementara tanpa Sevia ketahui, dia telah mengandung anaknya Dave. Mungkinkah cinta dapat menyatukan mereka kembali ataukah hanya menjadi sebuah kenangan yang tak akan terlupakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon thatya0316, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Hukuman
Setelah dari ruangan Dave, Rama pun bergegas untuk memanggil Sevia seperti apa yang Dave minta. Namun, saat sampai di bawah dia sedikit terkejut mendengar perdebatan istri bosnya dengan seorang perempuan yang dia tahu salah satu staf produksi. Rama langsung mempercepat langkahnya saat melihat perempuan itu seperti akan menampar Sevia.
Grep
Rama langsung menangkap tangan Ines yang sudah mengayun di udara lalu berkata, "Apa yang kamu lakukan? Kalian berdua ikut saya ke ruang HRD."
Ines dan Sevia nampak kaget mendengar suara asisten direkturnya. Mereka langsung diam membeku takut mendapatkan surat peringatan karena sudah membuat keributan di area kerja. Tanpa bicara lagi, keduanya langsung mengikuti Rama yang sudah berjalan di depan.
Rama langsung membawa kedua gadis itu ke HRD. Sementara dia kembali menuju ke ruangan Dave karena tadi dia dipanggil untuk segera menghadap. Sampai di ruangan bosnya, Rama pun maenghela napas dalam sebelum masuk ke dalam ruangan.
"Rama, coba ku dengarkan!" suruh Dave saat melihat asistennya masuk.
Rama pun hanya mengikuti apa yang Dave katakan. Dia langsung menghampiri Dave yang sedang menonton video CCTV tempat tadi terjadi keributan.
"Menurutmu Ines ini mending kita pecat saja atau jangan? Coba kamu tanyakan kinerjanya pada manager produksi," suruh Dave.
"Oke! Tapi Dave, kalau kita terus memecat orang yang berurusan dengan istrimu, apa tidak masalah?" tanya Harry
"Yang lebih kompeten dari dia banyak Harry, kenapa harus pusing mencari orang baru. Kita tinggal membuka lowongan pekerjaan lalu training. Udah urusannya kelar." Dave tidak mau ambil pusing dengan karyawan yang suka mencari masalah dengan sesama karyawan sehingga dia tidak segan mengeluarkan karyawan yang menurutnya bermasalah.
"Oke, kalau itu sudah keputusanmu." Harry pun langsung berlalu pergi untuk kembali ke ruang HRD.
"Harry, nanti Sevia suruh ke sini!" teriak Dave saat asistennya membuka pintu.
Ya ampun! Aku tidak menyangka Dave akan sebucin itu sama operator produksi. Jauh-jauh dia kuliah ke luar negeri, mentoknya hanya suka sama operator, batin Harry.
Saat sampai di ruang HRD, terlihat Ines dan Sevia sedang menandatangani surat peringatan. Rupanya HRD sudah menentukan hukuman apa yang cocok. Terlihat Ines beranjak pergi setelah dia menandatangi surat peringatan dari HRD meninggalkan Sevia yang masih menggoreskan tintanya.
"Sevia, setelah urusan dengan HRD selesai kamu ikut saya!" suruh Harry.
"Baik Pak!" jawab Sevia.
Sevia langsung mengikuti Rama saat urusannya dengan HRD sudah selesai. Baru kali ini dia mendapat surat peringatan. Apalagi dia langsung mendapatkan surat peringatan satu. Saat sampai di ruangan Dave, gadis berambut sebahu itu langsung duduk di pangkuan Dave tanpa memperdulikan Harry.
"Dave, masa aku dapat surat peringatan. Padahal kan dia yang memulai," rengek Sevia.
Bukannya menjawab, brondong tampan itu malah menyuruh Harry pergi dengan kode tangannya. Harry hanya menghela napas dalam sebelum dia kembali ke ruangannya sendiri.
Ternyata gadis itu sudah terkontaminasi oleh Dave. Lihat saja, sekarang dia sudah tidak malu-malu lagi, batin Harry.
Selepas kepergian Harry, Dave segera mengunci pintu dengan remote control begitupun dengan tirai. Merasa sudah aman, Dave pun langsung meraup candunya. "Kamu sukses menggodaku, Via."
"Dave, ah ... Aku harus kerja." Sevia melenguh dengan apa yang suaminya lakukan.
Saat sudah merasa puas, Dave pun langsung melepaskan istrinya dan merapikan kembali baju Sevia yang kancingnya sudah terbuka.
"Itu hukuman buat kamu karena sudah memperdebatkan batang milikku dan si brengsekk itu," ucap Dave setelah dia selesai mengecap candunya.
"Bilang saja kamu doyan, gak usah pura-pura hukuman." Cebik Sevia, "sini bayarannya! Kamu bermain di jam kerjaku Dave. Kalau atasan aku minta ganti rugi, aku gak ada duit buat membayarnya."
"Istriku ternyata mata duitan ya! Baiklah, berapa yang kamu mau?" tanya Dave dengan mengeluarkan dompetnya.
"Setengah dari isi dompetmu," jawab Sevia.
Dave langsung mengeluarkan uang kertas berwarna pink dan menyuruh Sevia untuk menghitungnya. Setelah gadis itu menghitung jumlah uang yang ada di dompet suaminya, wajahnya langsung cemberut.
"Dave, masa hanya ada segini?" tanya Sevia merasa tidak percaya karena hanya ada dua puluh lembar uang kertas. Seandainya dibagi dua berarti dia hanya mendapatkan satu juta.
"Isi dompetku memang hanya segitu. Kalau kamu ingin uang banyak, bukan di dompet Sayang, tapi saldo rekeningku." Dave menoel hidung Sevia gemas. Membuat Sevia diam mematung. Namun, bukan masalah uang yang membuat Sevia terdiam tetapi ucapan Dave yang memanggilnya sayang.
Seandainya Dave sudah bisa membuka hatinya untukku, alangkah bahagianya aku bisa dicintai olehnya. Namun, aku tidak boleh banyak berharap. Dia hanya mencintai tubuhku tapi tidak dengan hatiku. Maafkan aku Dave, jika aku menyimpan perasaan padamu, batin Sevia.
...~Bersambung~...
...Dukung terus Author ya kawan! Klik like, comment, vote, rate, gift dan favorite....
...Terima kasih!...