Cerita ke sekian... semoga berkenan dihati...
Cerita ini fiktif belaka ..jika ada kata-kata yang menyinggung Author minta maaf....
Nisa Ardina 23th seorang gadis kampung merantau ke kota untuk mengadu nasibnya setelah dikhianati sang kekasih dengan teman sekolahnya.
Greyvin Maleek Hermawan seorang CEO dari " Angkasa Corp " di paksa menikah dengan pilihan sang Kakek namun dia menolak dan lebih memilih menikahi sang sekretaris .
Bagaimana kisah mereka.. ikuti terus kisah mereka
Jika ada kesamaan tempat, nama, bukan kesengajaan .
Terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# Bertemu
" Nisa gw mau cari ayam dulu kamu cari udang, biar kita cepet kelar Nis.."
" Oke... tapi, cari ayam yang jantan nggak mau aku kalau ayam nya nggak jantan, yang ada nanti lembek kaya bubur bayi... hehe.. "
" Dasar edan... ya udah sana, kamu juga ambil udang nya juga liat liat, jangan di campur jantan sama betina..
" Emang kenapa?
" Nanti beranak tuh udang karena di dalam plastik mereka kawin..
" Sue loh.... ehhh... kan udang betelor bukan beranak Oon..!!
" Hahaha... iya lo aja oneng, gw kan ngetes IQ lo Nis... "
" Ehhh... ehhh.. dia tes gw katanya, enak aja Otak gw nggak jongkok kayak lo..!!
" Enak jongkok dari pada duduk, lebih ada sensasinya... hehehe..
" Lo kata lagi.. bo*er ...!!! udah lah gw ke tempat si udang lo ke tempat si ayam nanti kita ketemu di si telor oke..!!
Nisa dengan cepat langsung melangkah ke bagian Ikan-ikan segar di supermarket itu.
" Ini mana Udang jantan.. mana yang betina.. orang sama-sama punya kumis..?? hahhhh...!!
" Kalau udang betina itu malu-malu kalau yang jantan pastinya harus perkasa..!!
Bisik seseorang pada kuping Nisa.
" Hahhh... emang iya?.. kok....
Belum selesai Nisa bicara, dia berpikir kalau suara yang begitu familiar buatnya, dan segera dia menoleh ke sampingnya
" Massss....!!! Kok kamu disini? trus ngapain kamu disini, katanya nganterin mama kamu belanja?
" Haii... satu satu dong nanya nya? aku nganter mama belanja buat di apartement,trus kamu katanya sama Jannah mana Jannahnya?
" Ohh.. Jannah lagi cari ayam jantan"
" Kamu ada-ada aja, trus kamu ngapain tadi cari udang jantan sama betina?
" Hahaha.. takut ketuker kalo ketuker berabe nanti udangnya beranak di plastik"
" Weiii.. mana ada udang beranak, emang bakso..!! ada ada aja kamu..!! ya udah.. mas juga mau beli udang.. kita pilih yang fresh yaa..
Mereka akhirnya memilih udang-udang yang masih fresh untuk mereka beli.
" Cukup kamu cuma segitu?.
" Cukup sih.., lagian besok Jannah pulang kampung,jadi masak juga buat aku doang"
" Berarti kamu sendiri, atau aku jemput aja ya.. kamu tinggal di apartement..?
" Nggak usah lah, besok Jannah juga berangkatnya malam ... "
" Ya udah.. besok mas mau kemakam papa,kamu nggak papa kan mas nggak temuin kamu?
" Nggak papa, kita chatt aja kalau nggak telpon aja mas, pasti mas besok sibuk kan sama keluarga mas?
" Iya sih, maafin mas yaa.. kamu percaya kan sama mas?
" Iyaa.. aku percaya.. yang penting mas jaga hati mas.. dan jaga pandangan mas sama yang bukan muhrim"
" Iya sayang... 'cup'..
Grey tak tahan melihat sang istri, entah kenapa dia sangat rindu pada istri dadakannya itu. hingga dia tak sadar langsung reflek cium pucuk kepala Nisa.
" Mass.. ihhh.. nanti ketauan mama kamu"
" Nggak akan sayang, mama paling udah di Cashier.. Kamu udahan belum belanjanya?
" Udah sih, ini Jannah juga udah di Cashier kita kesana deh.."
Akhirnya Grey dan Nisa beriringan menuju Cashier.
" Grey... kirain kamu masih lama, itu tante nyuruh aku nyusul kamu.. "
" Hemmm..
Nisa terkejut dengan kedatangan seorang gadis yang dia tahu adalah calon tunangan sang suami.
Nisa lalu langsung pergi dari dua orang yang saling bertatapan.
" Aku lagi ambil udang trus ketemu Nisa...
Saat Grey menoleh kesampingnya, sosok Nisa sudah tak ada lagi.
" Dia udah pergi Grey.. bagus lah, aku tau dia sekretaris kamu kan ? udahlah.. paling dia juga belanja sama pacarnya, bahkan mungkin suaminya. "
Grey dengan cepat melangkah ke arah sang mama tak menggubris omongan Anggi membuat Anggi kesal dibuatnya dan ternyata posisi mamanya di depan Antrian Nisa.
Nisa dan Grey saling bertatapan, ada rasa kecewa di hati masing-masing,ingin rasanya Grey menjelaskan pada istrinya namun tal mungkin sekarang, karena ada sang mama juga Anggi.
Anggi sudah berdiri memutar di depan Cashier, dan Grey sengaja menerobos antrian menuju sang mama tepat di depan Nisa dan Jannah.
" Mah, mama duduk saja di sana.. biar Leek yang bayar, mama pasti capek kan?.
" Oke ya udah mama tunggu di depan "
Mama Catrine menuruti perkataan sang putra untymuk menunggu di depan.
Saat menyebutkan total pembelanjaan Grey dia. melirik Nisa.
" Mbak sekalian belanjaan nona ini hitung biar sekalian saya yang bayar. "
" Nggak usah Mr Grey, saya sama Nisa udah ada anggaran buat belanja. "
Jannah menolak dengan halus keinginan Grey.
" Nggak papa Jane, taruh barang nya semua
dan biar sekalian hitung, lumayan uang anggaran kamu buat tambah ongkos bensin pulang kampung besok. "
" Mr Grey tadi teman saya bilang kalau kita ada anggaran, jadi Mr Grey nggak usah repot-repot buat bayarin banjaan kami .. "
" Nisa.. ingat perintah saya itu Mutlak dan surga... Mmmpttttff..
" Diem nggak !!! iya, oke fine.. kamu selalu benar Mr Grey..!!
Sebelum Grey berbicara yang tidak-tidak Nisa dengan cepay membungkam mulut Grey walaupun dia harus menjinjit menutup Mukut Grey, karena Grey sangatlah Jangkung buat Nisa, tinggi Nisa hanya sebatas dada Grey.
" Hadeuhh.. aneh nih orang berdua.. ada yang nggak beres sama mereka"
Jannah melihat tingkah Nisa juga Grey yang tak biasa membuat jiwa keponya meronta. Namun Jannah tahu, Nisa pasti akan vmcerita padanya jika waktunya tepat.
Setelah selesai membayar belanjaannya, mereka melangkah sama-sama keluar dari Supermaket.
" Heii.. sayang sudah selesai.. ini..
Mama Catrine melihat Jannah dan juga Nisa seperti menyelidik.
" Oh...ini...
"Siang nyonya saya Nisa sekertaris nya Mr. Grey kebetulan saya bertemu tadi, dan ini sahabat saya Jannah..
Nisa memotong pembicaraan Grey dan memerkenalkan dirinya pada ibu mertuanya sebagai sekretaris Grey.
" Kamu sekretaris yang menggantikan Tasya nanti? dan Kamu bukannya Escort girl itu.. jadi kalian...
" Maa... sudahlah, itu masa lalu.. dan jangan di ungkit lagi..
" Tapi.. sekretaris kamu itu sahabatnya perempuan itu... kamu nggak salah??
" Nisa saya duluan yaa... Ayo Anggi ,ayo mah... kita jangan buat kerusuhan"
Grey membawa sang mama nya pergi, Grey takut jika mamanya akan menyakiti hati Nisa.
.
.
Nisa dan Jannah sudah sampai rumahnya, dan Nisa sejak pulang dari Supermaket terlihat lebih banyak diam .
" Nisa.. maaf yaa... gara-gara...
" Sudahlah, ini bukan salah kamu juga.. aku oke.. nggak masalah. "
Nisa mencoba bersikap biasa dan tenang walaupun banyak yang yang dia pikirkan sekarang.
📞Imamku..
"Nis..nih ada telpon ,namanya sama.. dari tadi telpon kamu tapi, kamu nggak angkat.. "
Jannah menyodorkan ponsel Nisa ke depan Nisa dengan malas dia mengangkat panggilan itu.
" Assalamualaikum mas, ada apa?
" Wa'alaikumsalam kamu dimana?
" Aku.. aku di rumah, kenapa?
" Kenapa dari tadi mas telpon nggak diangkat-angkat, apa kamu sengaja membuat mas khawatir ..Hahhh !!
" Mas kok jadi bentak Nisa gitu, Nisa kan tadi bilang dan mas juga tau Nisa sama Jannah, udahlah.. aku nggak papa mas jangan Khawatir.. Assalamualaikum "
Klik.
Nisa menutup panggilan sang suami dan me non aktifkan ponselnya.
" Gw tau lo belum mau cerita, tapi.. seandainya kamu sudah nggak kuat.. lo tau harus cerita kesiapa, gw akan selalu dukung apa yang lo lakuin selagi bikin lo bahagia, dan di jalan yang benar.
Perkataan Jannah hanya ditanggapin dengan dingin oleh Nisa dan langsung pergi kekamarnya.
Bersambung.
nggggggg 🤭