Mengisahkan tentang seorang gadis muda yang bernama Mutiara Sanjaya atau biasa di sapa Ara, Ara adalah anak pertama dari seorang pengusaha yang cukup ternama bernama Surya Sanjaya
Ara juga mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Berliana Sanjaya atau biasa di sapa Nana, Nana terlahir dari pernikahan papanya yang kedua. Hal tersebut bisa terjadi karena mama kandung Ara meninggal dunia saat melahirkan dirinya
Suatu malam Ara di jebak oleh mama Tania dan Nana menyebabkan dia harus kehilangan kehormatan nya dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal
Pria tersebut adalah Raditya Mahardika seorang CEO muda yang paling di segani di kota tersebut
Hasil hubungan satu malam tersebut membuat Ara mengandung seorang anak yang menjadi kekuatan bagi dirinya, di awal kehamilannya Ara pun merasa sangat terpuruk tetapi orang di sekitarnya membuat dia bangkit kembali
Apakah takdir akan mempertemukan kembali dirinya dengan sang pria pada malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bimbang
Mereka pun kini sudah tiba di kediaman keluarga Vira, suasana haru pun tercipta di tengah-tengah mereka semua yang baru saja tiba di sana. Karena melihat keadaan mamanya Vira yang sudah terlihat jauh lebih kurus dan hanya bisa berbaring di tempat tidur
"Maafin Gilang sama Merry ya mah, maaf karena kami baru pulang sekarang" berkaca-kaca
"Ga apa kok sayang" tersenyum
Mamanya Vira menoleh dan menemukan sosok Ara
"Kamu sudah mau pulang sayang?" dengan suara yang lemah
"Ya tante, maaf ya aku terlambat pulangnya"
"Kamu pulang aja tante udah senang kok sayang, mana cucu kesayangan tante?"
"Aku di sini oma" menyelip di antara para orang dewasa sambil tersenyum
"Cucu kesayangan oma, oma senang sekali bisa ketemu kamu secara langsung sayang"
"Kalau oma harus banyak makan dan minum obat yang teratur ya, supaya oma bisa temenin aku main di sini. Karena mulai sekarang Fafa yang akan rawat oma"
"Iya sayang oma pasti nurut semua omongan kamu"
Cukup lama juga mereka saling melepaskan rindu dan akhirnya mereka pun kembali ke kamar mereka untuk beristirahat sejenak, sedangkan Vira yang sedang berada di kantor memutuskan untuk langsung pulang saat mendengar Daffa sudah tiba
Saat Vira tiba sudah pasti tidak ada lagi kesempatan Ara dan Daffa untuk beristirahat, karena Vira akan selalu mengajak Daffa bermain saat berada di dekat anak tampan itu
"Sayang nanti sore ikut mami ke mall ya"
"Ga akh mami, Fafa mau temani oma aja"
"Tapi kan mami mau beliin Fafa mainan"
Daffa sudah menunjukkan wajah tidak suka dan Ara pun mengerti maksud anaknya
"Ga usah Vir"
"Kenapa?"
"Daffa memang ga pernah suka mainan anak-anak"
"Jadi apa yang dia suka dong?"
"Apa yang anak mami suka mami pasti beliin?" menatap ke arah Daffa
Daffa sudah mulai merubah ekspresi wajah dari tidak suka menjadi tersenyum
"Fafa suka komputer mami"
"Kok aneh sih anak mami suka sama barang begituan, kan kamu masih kecil sayang" menatap ke arah Daffa sambil mengerutkan keningnya
"Aku juga ga ngerti Vir"
"Oke mami beliin kamu laptop baru, gimana?"
"Setuju" menjawab dengan cepat
Vira menggaruk kepalanya sedangkan Ara hanya bisa tersenyum, mereka hanya tau bila Daffa memainkan laptop yang pernah di berikan oleh Gilang untuk bermain game. Tanpa ada yang tau keahlian anak kecil itu yang sebenarnya
Setelah itu Ara dan Vira menghabiskan waktu untuk saling bercerita, sedangkan Daffa memilih untuk menemani oma pertama yang dia punya
Sore itu sesuai janji Vira membawa Daffa ke sebuah mall terbesar di kota itu, sedangkan Ara memutuskan untuk tidak ikut karena masih harus merapikan barang-barang bawaan mereka. Sesampainya di salah satu mall terbesar di kota itu Vira pun langsung membawa Daffa untuk memilih laptop yang dia inginkan, sebelum kembali Vira membawa Daffa untuk makan di salah satu rumah makan yang berada di sana
"Gimana mall di sini bagus kan?"
Daffa menjawab dengan menggelengkan kepalanya
"Kenapa?"
"Terlalu berisik mami, orang yang datang terlalu banyak"
"Ini perasaan aku aja, apa memang benar Daffa bersikap seperti orang dewasa ya?"
"Yah namanya juga ibu kota sayang pasti ramai dong, apalagi ini mall terbesar di sini"
Daffa hanya menjawab dengan senyuman malas, dan mereka pun mulai menyantap makanan yang sudah mereka pesan. Tiba-tiba saja ada seseorang yang menghampiri meja mereka
"Apa kabar Vir?" tersenyum
"Ya ampun kenapa bisa ketemu dia sih? jangan sampai dia tau kalau Daffa anak dari Ara"
"Baik kak" tersenyum sinis
Dan ternyata orang tersebut adalah Dion
"Aku boleh gabung di sini ya?"
"Kan masih banyak meja yang kosong kak, kenapa harus di sini sih? nanti kalau tunangan kamu lihat jadi salah paham" dengan nada suara yang sinis
"Ga lah, ga akan ada masalah apapun sama dia. Lagi pula kita sudah lama ga ketemu aku mau ngobrol sama kamu"
Tanpa menunggu persetujuan dari Vira terlebih dahulu Dion langsung ikut mendudukkan dirinya di sana, dia hanya berharap setelah sekian lama Vira mendapatkan kabar dari Ara
Selama ini Vira selalu berbohong kepada Dion bahwa dia tidak pernah mengetahui kabar tentang Ara, selain permintaan dari Ara karena Vira sendiri pun kecewa terhadap Dion
Untuk mengurangi rasa canggung Dion memesan makanan dan ikut makan bersama mereka, Dion masih belum menyadari bahwa ada seorang anak kecil yang sedari tadi menatap dia dengan tatapan malas
"Udah lama juga ya kita ga ketemu, gimana kabar kamu?"
"Yah begini lah kak, mau gimana lagi?"
"Oh ya, gimana apa kamu sudah dapat kabar dari Ara?"
"Tuh kan, aku sudah tau tujuan awal dia ke sini. Kalau dulu aja aku ga mau kasih tau apalagi sekarang setelah kak Dion tunangan dengan Nana"
"Mau ngapain lagi sih kak Dion tanya tentang Ara? sekarang kak Dion sudah tunangan sama Nana kak. Nana loh kak!! apa ga ada perempuan lain selain dia? dia itu adiknya Ara!! jadi udah lah ga usah cari tau lagi tentang Ara!!"
"Itu sebuah kesalahan Vir, aku ga ada niat untuk tunangan sama Nana"
Vira menampilkan senyuman sinis ke arah Dion dan tatapan mata yang tajam
"Aku ga mau tau apa yang sudah terjadi di antara kalian berdua kak, yang aku tau sekarang kak Dion sudah tunangan sama perempuan lain. Jadi tolong jangan pernah cari tau tentang Ara lagi" dengan tegas
"Kalau kamu tau tentang dia tolong kasih tau aku Vir, aku cuma mau minta maaf sama Ara. Aku juga mau dengar penjelasan dari dia secara langsung tentang malam itu"
"Kenapa baru sekarang kak? dulu kamu kemana kak saat Ara butuh kamu? saat itu dia ga perduli sama semua pandangan orang kak, dia cuma butuh kamu mendengarkan penjelasan dia saat itu" menatap tajam
Ekspresi wajah Dion dari memelas langsung berubah menjadi serius karena ucapan dari Vira
"Berarti kamu pernah komunikasi sama Ara dong, kok kamu bisa tau?"
"Sial, kenapa jadi aku yang keceplosan ngomong? gara-gara emosi jadi lupa buat tahan omongan. Aduh ini mulut kenapa sih bodoh banget"
Daffa terlihat memiringkan kepalanya melihat Vira yang berhasil terjebak oleh Dion pada saat itu, dia pun langsung mengambil sikap untuk menyelamatkan keadaan yang ada. Karena dia bisa menyimpulkan dari percakapan antara Dion dan Vira
"Mami aku sudah selesai makan, ayo pulang. Kalau kita kelamaan nanti papi bisa kangen sama aku" dengan polosnya
Vira pun langsung menatap kagum ke arah Daffa seolah melihat Daffa sebagai sang penyelamat, sedangkan Dion baru tersadar adanya seorang anak kecil di antara mereka
"Anak kamu ya Vir?"
"Apa ga bisa dengar dia panggil aku apa kak?"
Vira sudah mulai bangkit dari duduknya
"Ayo sayang kita pulang, nanti papi kangen sama kamu"
"Tunggu Vir" memegang salah satu tangan Vira
"Setiap orang punya kehidupannya masing-masing kak contohnya kak Dion sekarang, jadi aku harap stop cari tau tentang Ara. Sampai kapan pun aku ga akan pernah bilang apapun tentang Ara" dengan tegas
Dion hanya bisa terdiam mendengar ucapan Vira dan mulai melepaskan tangan Vira
"Ayo sayang kita pulang, nanti papi kamu nyariin, aku duluan ya kak makanan ini biar aku yang bayar" sambil tersenyum
Vira pun mengulurkan tangannya ke arah Daffa dan Daffa pun ikut memainkan perannya sebagai seorang anak yang polos dan penurut
Dion masih terduduk di tempat yang sama dengan perasaan yang hancur, karena semua ucapan Vira ada benarnya. Dia menjadi bimbang bila nanti suatu saat dia bertemu dengan Ara, dia atau Ara yang harus memberikan sebuah penjelasan?
smgt trs
tapi jgn terlalu baik.sb klau lemah dgn mudah nya kamu di tindas. jadi lah wanita yg kuat di mata mereka. aku sbgai wanita ibu tunggal akan mendukung mu. smgt thor
1 malam bersama dan berdekatan wajah pun gk tau. waktu berciuman psti kan ttp wajah nya. dunia novel mmg nyleneh. smgt ae thor