NovelToon NovelToon
Boss Kekasih Adikku

Boss Kekasih Adikku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:12.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yudhi Nita

Valeria bahagia ketika sang adik, Cantika diterima sebagai sekertaris di sebuah perusahaan. Setelah 3 bulan bekerja, Cantika menjalin hubungan dengan pimpinannya.

Ketika Cantika mengenalkan sang pimpinan kepada Valeria, dia terkejut karena pria itu adalah Surya, orang yang dulu pernah menjalin cinta dengannya sewaktu SMU, bahkan pernah merenggut keperawanannya.

Apakah yang Valeria lakukan selanjutnya? Apa yang akan terjadi pada mereka? Apakah hubungan mereka akan berlanjut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhi Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 35

"Lagu itu kan pas kalau dinyanyiin ke kondangan mantan," celotehnya lagi.

"Emang, kudu gitu?" tanyaku sambil memindah tayangan televisi lagi, karena lagunya udah habis.

Aku lupa tentang volumenya, alhasil pembawa berita di televisi seperti teriak marah-marah.

"Adududududuh..." ujarku sambil tergesa menekan tombol volumenya.

Dia tergelak melihat kelakuanku, "Eh kalau kamu yang nyanyiin lagunya, aku bakal balik ke mantanku," katanya sambil melirikku.

"Emangnya siapa mantan kamu?" tanyaku tanpa memperdulikan lirikannya.

"Ada, lah. Someone special. Eh, curhat boleh dong yah. Mantanku itu, cinta pertamaku dari saat aku menjebol lubang lahirku," ceritanya lambat-lambat, seperti sengaja biar aku mendengarkan.

"Ga tau ya, kenapa aku menyukainya, mungkin aku kena pelet." katanya sambil membersihkan kuku.

Aku melotot tapi segera mengembalikan mata ke ukuran biasa, eh belum tentu aku juga, kenapa sih GR amat kali ini? batinku.

Lanjutnya, "Sampai sekarang, aku belum bisa melupakannya, kadang pengen nangis karena dia kok sepertinya acuh tak acuh, tapi kan aku cowok, kata mama cowok ga boleh nangis, padahal ya aku udah ngomong tentang perasaanku sama dia. Udah lama lho aku menantinya, 11 tahun," dia menekankan kata 11 tahunnya.

Aku masih tak bergeming, mata lurus sejajar dengan acara televisi yang tak kusadari tidak aku pindah-pindah lagi tayangannya, tapi ga paham acaranya.

"Menurutmu, cewek itu masih suka ga ya sama aku?" tanya dia mengagetkanku.

"Mmm... Ga tau juga ya?" kataku sambil mengangkat bahu.

"Kan kamu cewek, masa ga tahu?" desaknya.

"Ya, tapi kan aku bukan cewek itu."

"Oh gitu..."

Kulirik dia yang menerawang ke layar televisi, mungkin dia sama sepertiku, acara televisi ga masuk ke pikiran kami padahal mata terpancang ke sana. Sepertinya dia masih berpikir sesuatu.

"Kalau kamu adalah cewek itu, kamu gimana?" Kalimat itu yang akhirnya keluar dari mulutnya setelah dia berpikir sesaat.

Sekarang, tinggal aku yang mikir. Mbok ya ada sesuatu gitu yang menyelamatkan aku dari situasi ini. Bibirku komat-kamit berdoa memohon pada Tuhan.

"Gimana? Lama banget mikirnya? Ngapain itu bibir monyong-monyong??" tanya dia kaget sewaktu melihatku.

Aku segera mengatupkan mulut, "Kamu aja nunggu 11 tahun, kan? Apalagi aku suruh jawab 2 menit doang, ya wajar kalau belum bisa jawab."

"Jadi, kamu masih perlu waktu buat jawab aku?" tanya dia penuh harap.

"Kok, jadi aku sih pelaku utamanya?" aku merengut sambil menggeser 45 derajat dudukku menghadap padanya.

Kami sekarang saling berhadapan, dia menatapku lekat, "Kan aku udah bilang, andai kamu yang jadi ceweknya, umurku udah 29 tahun lho. Mamaku pasti pengen menimang cucu."

"Lha terus, kok jadi kayak aku yang bertanggung jawab? Ya kamu lamar Cantika, dong. Dia kan calon kamu, adikku itu," tercekat kata-kataku seperti tertahan di kerongkongan.

"Oh, jadi gitu."

Dia kembali melihat acara televisi, tanpa berceloteh lagi. Aku sangat merasa bersalah. Kami hanya terdiam seperti patung yang sedang menatap layar, bercengkrama dengan batin masing-masing.

***

"Besok aku mau pulang ke Jakarta," kata Surya keesokan harinya.

Ada rasa perih yang mendesir saat merasakan kehilangan dia di sekitarku.

"Orang tuamu?"

Singkat saja aku mengeluarkan kata-kata agar tidak terlihat sedih. Pasti aku akan mewek jika ucapanku kepanjangan.

"Mereka masih di sini selama seminggu," jawabnya juga singkat.

"Ya udah, aku berangkat dulu."

Aku segera berbalik dari hadapannya, agar bisa menutupi kegundahan yang terjadi di hati. Tidak ada kemesraan lagi, aku cuek, tetapi berharap. Sungguh aneh bila seseorang berhubungan dengan kata cinta. Kebetulan aku mengalami keanehan ini, inginku wajar-wajar saja, tetapi malah harus menjalani cinta yang terselubung, yang hanya Tuhan dan aku mengerti.

Aku pun uring-uringan di kantor. Bu Magda seperti menangkap lagi ketidak beresan di mimik wajahku.

"Kamu kenapa lagi, Val? Marahan sama..." kata-katanya terputus saat akan menyebut sebuah nama.

"Ga apa-apa, Bu," jawabku singkat dan berlalu dari hadapannya.

Bu Magda hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Aku menyelesaikan pekerjaanku, tetapi kali ini ingin berlama-lama di kantor. Aku ga sanggup melihat dia pergi. Orang-orang di kantor tidak berani menyapaku, karena raut mukaku sedang sedih, tidak bisa ditarik senyumnya. Kali ini aku tidak bisa professional. Sungguh, biar saja aku ga peduli lagi dengan kata itu.

Kembali ke apartemen, ternyata semua telah rapi, tak kulihat dia di sana. Tak ada lagi sosok yang menemaniku, berceloteh menggodaku. Kucari di dapur lalu kamar mandi, tidak lagi kutemukan. Hanya sebuah kunci ruang apartemen samping miliknya, tergeletak di atas meja dengan sebuah pesan yang tulisannya sangat aku kenal.

*Dear Valeria,

Maaf aku menunggumu ingin berpamitan, tetapi kamu belum pulang juga. Tiket pesawat ke Jakarta telah aku pesan tadi malam, jadi aku harus segera berangkat.

Makasih atas semuanya. Maaf jika selama aku di sini merepotkanmu.

Surya*.

Kulipat kertas itu dan memasukkannya di buku agendaku. Tanpa mengganti baju aku merebahkan diri di tempat tidur. Bau parfum Surya masih tertinggal, membuat pikiranku melayang-layang entah kemana.

***

Kota Munich yang indah, tetapi tidak mampu mengurangi kesedihanku. Hari-hari aku lalui dengan rasa hampa, seperti tidak ada gairah untuk melakukan apa saja. Padahal dulu ketika aku sendirian, aku selalu bersemangat dimana pun aku berada.

Lia yang melihatku, sempat merasa kesal. Dia bahkan melemparku dengan remote saat aku tidak menanggapi ceritanya. Sekilas hanya kudengar dia sedang dekat dengan seorang cowok blasteran Jerman-Indonesia.

"Kamu kenapa sih?" tanyanya jengkel.

Aku hanya mengerucutkan bibir sambil menggeleng.

"Ya udah, aku pulang dulu. Eh, tadi di kamar mandi ada arloji cowok. Kamu lagi ada hubungan sama seorang cowok?" tanya dia lagi.

Tanpa menjawab pertanyaannya, aku segera berlari ke kamar mandi. Ya, itu arloji milik Surya. Kuambil arloji itu, lalu menyimpannya di sebuah kotak kayu.

Lia yang sedari tadi memperhatikanku, tersenyum menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Biasa, soal cinta memang misteri."

*********

Hay readers, makasih buat yang suka, yang kasih dukungan berupa like, comment yang membangun, rate 5 dan vote makasih banyak yaa... Semua itu bikin semangat penulis, love u readers, semoga bisa memberikan karya yang terbaik untuk kalian 😘

Valeria

1
chayra77
dggfjj
Nenie Chusniyah
luar biasa
💞DARRA💞💖
Luar biasa
christina paya wan
sampai bab ini jln ceritanya masih stuck di serapan,berangkat kerja,pulang kerja,berehat mlm..
Lis Mika
hebat karyamu
Lis Mika
hebat.Ceritanya juga oke
muli ana
suka ceritanya, bagus, alur cerita gampang di mengerti
Kacong Kacung
Kecewa
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Sabaku No Gaara
astaga cantikaaaaa....
Anisah
Luar biasa
Christy Ling
bagus
Anita 123
eapq
🇮🇩A Firdaus🇰🇷
cerita nya kok jadi bertele-tele ya malah jadi greget
AR Althafunisa
😭😭😭😭😭😭
AR Althafunisa
ya Allah Cantika... bersyukur masih bisa punya anak ya walau cara dapatnya salah, bersyukur Denis baik mau bertanggung jawab dan sabar. Banyak orang-irang kepingin hamil aja susah 😭😭
berharap anaknya ga cacat semoga, berkali-kali mencoba digugurin 😌😩
AR Althafunisa
Jadikan Denis orang sukses Thor 😩
AR Althafunisa
kasihan Denis 😭😭😭
AR Althafunisa
Ini tiga-tiga ngeselin, Hellen si gatel, dan Surya terlalu ga peka apa emang maunya. Si Val lagi, apa-apa ga ngomong. kalau dia ngomong kan si Surya bisa waspada kalau dijebak 😩
AR Althafunisa
yawelah... Cantika beres datang si Ellen apa telen 😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!