Melati, hanya seorang guru honorer di sebuah sekolah elite. Namun, dia harus terjebak dengan seorang Tuan Muda yang ternyata Ayah dari anak didiknya.
Menjadi istri bayaran, bukan salah satu dari cerita yang ingin dia lalui dalam hidupnya. Ketika dia harus menikah dengan pria yang hatinya terkunci untuk sebuah cinta yang baru dan sosok baru setelah kepergian istrinya.
Namun sial, Melati malah jatuh cinta padanya. Bagaimana dia harus berjuang akan cinta yang dia miliki. Dalam pernikahan yang semu, dia harus berjuang membuka kembali hati suaminya yang sudah terkunci rapat. Namun, di saat dia benar-benar ingin berjuang dalam cinta dan pernikahannya ini. Melati, harus menyadari satu hal tentang suaminya.
"Kau tidak akan pernah ada dalam tujuan hidupku. Jadi berhenti berharap lebih!"
Melati hanya bisa diam dengan menatap punggung Zaidan yang pergi menjauh darinya setelah mengucapkan kalimat yang benar-benar menghancurkan harapan rapuh yang sedang dia perjuangkan saat ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan
Hari dimana semua orang terlihat bahagia. Suasana yang terasa ramai dengan beberapa orang dari pihak perencana pernikahan yang berlalu lalang mempersiapkan semuanya. Bunga-bunga yang menjadi hiasan, tercium wanginya.
Seorang pria berdiri tegap menatap ke arah sekitar, semuanya sudah berjalan sesuai rencana. Tinggal dia memastikan pasangan pengantin yang siap memasuki ruangan ini.
Ares, kembali ke sebuah ruangan yang jadi tempat mempelai pria bersiap. Melihat Zaidan yang sedang duduk diam di sofa dengan sebuah ipad ditangannya. Masih mengurusi pekerjaan di hari pernikahannya. Hal itu membuat Ares menggelengkan kepalanya heran.
"Tuan, masalah pekerjaan biar saya saja yang mengurusnya. Anda hanya perlu bersiap untuk pernikahan anda ini"
Zaidan mendongak, mengalihkan pandangannya dari ipad ditangannya. "Memangnya kenapa? Pernikahan ini tinggal berjalan saja, aku tidak perlu memikirkan apapun tentang pernikahan ini"
Ya Tuhan, ingin rasanya aku menggeplak kepalanya itu jika aku berani. Ya, aku tahu jika pernikahan ini terjadi bukan karena cinta, tapi ... setidaknya jangan menunjukan juga jika dia tidak mencintai Melati. Itu akan sangat menyakiti Melati. Argh... Aku frustasi.
Zaidan akhirnya mematikan ipad ditangannya, memberikan pada Ares. Lalu, dia berdiri dari duduknya. Mengancingkan jas sambil berjalan ke arah pintu keluar. Berhenti sejenak, saat Ares masih diam di tempatnya dengan pikirannya sendiri.
"Bukannya kau datang kesini untuk menyuruhku bersiap? Kenapa kau malah diam disana!"
Ares mengerjap pelan, lalu dia segera berbalik dan mengikuti Zaidan yang berjalan duluan keluar ruangan. Mereka sampai di tempat acara. Sebuah karpet merah tergelar di depan semua para tamu undangan. Di ujung sana Melati sudah siap dengan digandeng Ibu dan juga adiknya. Gaun yang dia kenakan sangat pas dan terlihat indah ditubuhnya. Ares berada di belakang Zaidan, ancang-ancang jika Tuannya ini melakukan kesalahan.
"Baiklah, dua bintang kita pada hari ini sudah siap"
Suara pembaca acara mengisi keheningan ruangan sejenak karena terpesona dengan kedua mempelai. Semua wartawan dan para juru kamera langsung sigap mengambil gambar terbaik mereka. Hanya dari beberapa media terkenal yang bisa langsung datang kesini dan meliput acara pernikahan ini. Itu pun dengan syarat tidak terlalu menunjukan gambar jelas si istri Tuan Muda ini.
"Baiklah, Tuan Zaidan Fernandez silahkan anda jemput calon mempelai anda ini" teriak pembawa acara dengan penuh semangat.
Zaidan, si pria dengan wajah dingin dan datar itu mulai berjalan melewati karpet merah yang tergelar. Semua orang terpesona dengan wajah tampan dan tubuh tegap gagahnya itu. Banyak para gadis yang menjerit tanpa suara melihat itu, berharap dia yang bisa berada di posisi Melati saat ini.
Melati menunjukan senyuman terbaiknya, meski dia tidak bisa memungkiri jika dirinya sangat gugup dan tegang sekarang. Apalagi saat melihat tamu undangan yang tidak sedikit dan semuanya dari kalangan atas. Sungguh dia sempat cemas dan tegang berlebihan saat berada di ruang tunggu tadi. Beruntung Ibu dan adiknya mencoba untuk menenangkan.
Zaidan meraih tangan Melati dan mengaitkan di lengannya. Lalu mereka berjalan melewati karpet merah itu dengan Melati yang merangkul lengan Zaidan dengan anggun. Semua orang bertepuk tangan.
Duduk di depan pemuka agama, dan ikrar pernikahan terucap dari Zaidan. Semua orang bertepuk tangan saat pasangan pengantin ini telah resmi menjadi suami istri.
Di sudut ruangan, seorang perempuan cantik dengan wajah setengan eropa itu terlihat menatap tidak suka pada pasangan pengantin yang berdiri di pelaminan sekarang.
"Ck, kenapa dia bisa menikahi perempuan itu? Dimana dia mengenalnya?"
*
Senyuman yang terus terpancar di wajahnya benar-benar membuat dia lelah. Karena senyuman ini bukan tulus dari hatinya. Namun, Melati harus menunjukan sebuah kebahagiaan di wajahnya ini saat menyalami para tamu undangan yang tidak sedikit.
"Selamat ya Zaidan, akhirnya kamu benar-benar menikah lagi"
Zaidan tersenyum tipis, dia menerima uluran tangan dari Pamannya dan memeluknya. "Terima kasih Paman, sudah mau datang"
"Tentu saja, Paman pasti akan menyempatkan datang, karena ini adalah pernikahan ponakan kesayangan Paman" ucapnya sambil terkekeh.
Paman beralih menyelami Melati, mengucapkan hal yang sama. Melati pun tersenyum dan banyak mengucapkan terima kasih atas doa dan kedatangan Paman. Meski sedikit canggung, karena pasti semua anggota keluarga Fernandez ini bukanlah orang biasa. Sampai seorang perempuan berjalan ke arah mereka dengan anggun. Melati sedikit tertegun saat melihat perempuan itu yang langsung memeluk Zaidan.
"Selamat ya Kak Zaidan, aku tidak menyangka jika Kakak akan menikah juga"
Melati mengernyitkan keningnya saat melihat Zaidan yang malah membalas pelukan perempuan itu dan mengelus punggungnya.
"Amelia, kau sudah besar sekarang. Kenapa masih seperti itu pada Kakak sepupu kamu. Lihatlah, nanti istrinya Kak Zaidan cemburu" ucap seorang Ibu paruh baya yang berjalan di belakang gadis bernama Amelia itu.
Melati langsung tersenyum canggung pada Ibu itu. Cemburu apanya? Aku cinta saja tidak sama dia. Jadi, tidak peduli dia mau beperlukan dengan siapapun. Gumamnya dalam hati.
Amelia melepaskan pelukannya, dia mendengus pelan pada sang Ibu. "Kenapa sih Bu? Lagian meski Kak Zaidan sudah menikah, aku tetap adiknya 'kan?"
Ibu itu menggeleng, dia segera menyalami Zaidan dan memeluknya dengan mengucapkan selamat. Sementara Melati kembali mengernyitkan keningnya saat gadis bernama Amelia itu seolah tidak mau menyalaminya atau mengucapkan selamat padanya.
Apa dia tidak suka aku menikah dengan Kakak sepupunya?
"Amel, ayo sapa Kakak Ipar" ucap Paman.
Disini Melati mulai mengerti, jika Amelia ini adalah anaknya Paman dan Ibu tadi adalah istrinya Paman. Meski terlihat sedikit malas, tapi Amelia akhirnya menyalami Melati sekedarnya.
"Selamat atas pernikahannya, Kak"
Melati mengangguk sambil tersenyum, meski hatinya merasa ada yang janggal dengan sikap Amelia ini. Benar, dia tidak menyukaiku. Gumamnya dalam hati.
Satu persatu acara selesai, kaki Melati bahkan terasa kebas karena harus berjam-jam berdiri. Sekarang dia berada di dalam mobil bersama dengan Zenia, di balik kemudi ada seorang sopir yang Melati sendiri tidak kenal.
Lalu kemana suaminya? Entahlah, setelah acara selesai, Zaidan langsung menghilang. Dan Melati juga tidak mengharapkan dia akan selalu bersamanya. Lagian pernikahan di atas perjanjian ini, apa yang bisa diharapkan.
Aku lebih suka melihat Kak Ares yang terlihat gagah dengan balutan jas dan keseriusannya itu. Aaa... Sepertinya aku makin menyukainya.
Perasaannya masih belum berubah, bahkan meski dia menikah dengan Zaidan sekarang. Melati menatap Zenia yang tertidur di atas pangkuannya. Melati mengelus lembut kepala anak kecil itu.
"Meski Ibu menikahi Papa kamu karena sebuah perjanjian, tapi untuk kamu, Ibu benar-benar sayang padamu, Zen" lirihnya, karena takut di dengar oleh sopir yang mengemudikan mobil mereka ini.
Melati kembali menyandarkan kepalanya di kursi, sambil menatap keluar jendela. Mulai saat ini, kehidupannya tidak akan lagi sama. Melati akan masuk dalam sebuah sandiwara pernikahan.
Bersambung
Tapi tidak menabung bab
nextttt thor.....