Tak pernah terbayangkan oleh seorang Axel gadis tomboy yang baru menginjak usia 19 tahun, dirinya bisa tiba-tiba diangkat menjadi anak oleh seorang pensiunan Jenderal yang mempunyai 3 orang anak lelaki penerus sang ayah di dinas angkatan darat berbaret merah.
Bahkan sang bunda yang selama ini telah kehilangan anak perempuannya ketika masih dalam kandungan, merasa Axel adalah anak perempuan yang selama ini sangat ia dambakan.
Axel telah kehilangan orang tuanya dalam sebuah kecelakaan tragis yang menyisakan trauma mendalam baginya ketika ia berusia 10 tahun. Semenjak itu adik dari ibu satu-satunya yang mengurus Axel hingga Axel lulus SMA dan memutuskan untuk bekerja dan pindah dari kediaman sang bibi karena perilaku sang paman dan keponakan-keponakannya yang kurang berkenan bagi Axel.
Bagaimana Axel dapat menghadapi saudara-saudara dan orang tua angkatnya yang sangat over protective?
Padahal selama ini Axel begitu mandiri...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Sally, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tragedi Singapura 2
Axel merasa kesal dengan kelakuan suaminya, akhir-akhir ini Galaxy sering meniggalkan nya sendiri dirumah sakit. Meski ayah dan bunda selalu menemaninya, tetapi Axel tetap tidak bisa menyembunyikan kekesalannya.
" Bunda...kapan aku bisa pulang ?" tanya Axel kepada bundanya sesaat setelah menyantap makan siangnya.
" Dokter bilang besok ade udah bisa pulang, kemarin ayah yang dikasih tau " jawab bunda sambil menaruh piring kotor bekas makan Axel ke tempat yang sudah disediakan.
" Kita bisa langsung pulang ke Jakarta kan bun besok ?" tanyanya lagi
" Tumben ade pengen banget pulang sayang....memangnya gak mau jalan-jalan dulu?" tanya ayah Cakrawala menghampiri
" Ade kangen sama masakan bunda " kilahnya
" Bunda kan mau ngajakin Axel jalan-jalan dulu, besok kita mau kunjungi patung singa sambil belanja-belanja dulu " ujar bunda mencoba untuk menghibur putri menantunya.
" Terus pulangnya kapan bun?" tanya Axel lagi
" Kapan yah kita pulang ? " bunda melemparkan pertanyaan tersebut kepada sang suami, sadar dengan kondisi hati sang menantu.
Bunda dan ayah juga tidak mengetahui kenapa anak sulung mereka Galaxy tiba-tiba sering meninggalkan Axel bersama mereka. Yang dia tahu Galaxy tidak akan pernah meninggalkan istrinya kecuali dalam keadaaan tertentu seperti saat bertugas.
Cakrawala pernah mencoba untuk bertanya langsung kepada anaknya itu, tetapi jawabnya hanya satu.
" Gak ada apa-apa yah, Axy diminta Merry untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya "
Cakrawala tidak bisa melarang sang anak untuk itu, karena Merry adalah saudara sepupu dari Siska istri tercintanya.
.
.
.
" Sayang...pagi ini abang ada perlu sebentar, kamu sama ayah dan bunda duluan aja yah perginya...nanti abang nyusul " ujar Galaxy disela-sela dirinya berpakaian.
" Iya..." jawab Axel malas
" Kok kamu jawabnya gitu sih sayang...??" tanya Galaxy mendekati Axel yang sedang duduk di sofa kamar hotel yang sedang mereka tempati saat ini.
" Gak usah deket-deket!" seru Axel
" Lho...ade kenapa?" tanya Galaxy tidak suka dengan respon sang istri.
" Udah kalo mau pergi, pergi aja...udah siang ini!" kilah Axel
" Ya sudah abang pergi dulu..." ujar Galaxy mencium kening istrinya dan meninggalkan nya sendirian disana.
Axel tidak memberikan respon atas kepergian suaminya, dia sebenarnya sedih karena disaat dia membutuhkan kehadiran sang suami, dia malah tidak perduli dengan keadaannya. Galaxy bahkan tidak menyadari mata Axel yang sembab karena sering menangis.
Tok....tok...
" Sayang...udah siap...?" tanya bunda dari depan pintu kamar Axel
Ceklek
" Udah bun....ayok !" ujar Axel memasang senyuman diwajahnya.
Axel tak perduli dengan rasa sakit yang dia derita di tubuhnya dan dihatinya. Bekas operasi transplantasi ginjal seminggu yang lalu masih terasa sakit tapi tidak sesakit hatinya saat ini.
Mereka mengajak Axel untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang terkenal disana, bunda membeli pakaian, sepatu, tas dan aksesoris untuk menantu kesayangan nya itu. Cakrawala tidak mau mengambil resiko untuk putrinya, dia membawa Axel dengan menggunakan kursi roda.
" Bun... ade cape..." keluh Axel
" Makan siang dulu yah sayang, abis itu kita kembali ke hotel " ujar bunda yang disambut dengan anggukan kepala Axel.
Mereka memutuskan untuk makan siang di restoran yang ada didalam mall tersebut.
" Mau makan apa sayang...?" tanya ayah sembari membolak-balikkan buku menu yang dipegangnya.
" Bunda mau makan ini aja yah " pinta bunda seraya menunjuk menu makanan yang diinginkan nya
" Ade ini aja yah ...minumnya ini " sambung Axel
" Oke...saya pesan ini dan ini saja " pinta ayah kepada pelayanan yang dari tadi berdiri di dekatnya.
Axel melihat sekitar, dia terkejut saat netranya menangkap sosok tubuh yang dia kenal sedang tergelak dihadapan seorang wanita yang dia kenal belum lama. Dadanya tiba-tiba sesak, batinnya sakit, ingin rasanya ia menangis tapi tak bisa karena dihadapannya kini adalah kedua orangtua yang sudah begitu sayang padanya, dia hanya bisa menarik nafas panjang dan membuang nya kasar.
" Kenapa sayang ?" tanya bunda yang menyadari kelakuan aneh putrinya.
" Gak apa-apa bun, cuma agak sakit aja disini " kilah Axel menunjukkan lokasi sakit yang berada di pinggang nya.
" Ya udah yah ...kita bungkus aja makanannya gimana?? bunda khawatir sama ade..." pinta bunda kepada sang suami
Cakrawala memanggil pelayan untuk meminta nya membungkus makanan yang telah mereka pesan, setelah itu dia membayarnya dan merela pun bergegas kembali ke hotel tak jauh dari lokasi mereka berada saat ini.
Selama perjalanan pulang Axel hanya tertunduk diam, dia sangat ingin cepat-cepat sampai, dia ingin melepas tangisannya.
" Ade yakin gak apa-apa kalo bunda tinggal ?" ucap bunda khawatir
" Gak apa-apa bun...ade mau tidur aja kan abis minum obat " jawab Axel meyakinkan sang bunda
Cakrawala yang sedari tadi mencoba untuk menghubungi anaknya berdecak kesal, pasalnya sudah beberapa kali dia menelepon tetapi tidak diangkat oleh Galaxy.
" Ini anak kemana lagi...." gunamnya
" Ayok bun....biarin ade istirahat dulu, sejam lagi kita kesini yah de..." ajak Cakrawala dijawab dengan anggukan oleh Axel.
Sepeninggal orangtuanya, Axel menuju kamar mandi lalu menguncinya dan menangis sejadi-jadinya disana. Hatinya sangat hancur menangkap pemandangan yang tadi dia lihat, dia marah, sedih dan kecewa.
Tanpa dia sadari, darah segar mengalir menembus perban yang membalut luka ditubuhnya, Axel disana, didalam bathtub yang kering sendirian perlahan hilang kesadaran nya.
.
.
.
To be continued
Dukung author dengan like dan komen yah 😘
Terimakasih 🙏🙏
peran utamanya penyakitan, yg namanya bar "itu bisa bela diri,