Warning area! banyak yang uwu-uwu dan panas-panas, harap bijak dalam memilih bacaan ya guys
Konflik ngeselin mohon bersabar, gak kuat angkat tangan!!
Karena suatu kejadian kelam Jiana terusir dari tempat tinggalnya. Kebejatan sang pemilik perusahaan tempat ia bekerja menjadi titik balik hancurnya hidup Jiana. Sang most wanted Bryan yang mempunyai wajah malaikat namun berhati iblis, begitulah julukan Jiana. Berimigrasi dan mencoba mencari peruntungan dinegri orang, Jiana meninggalkan semuanya, termasuk Darwin atasan yang ia diam-diam kagumi
Saat hidup Jiana membaik dan ia bisa melupakan semuanya, Takdir membawanya kembali bertemu Bryan
Baca selanjutnya ➡️
Budayakan tinggalkan jejak, like dan vote untuk memberi apresiasi pada penulis 🙊🙊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon irra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chesy melahirkan
-
-
Bryan menarik nafasnya berkali-kali. Sudah hampir seminggu pernikahannya bersama Jiana namun ia belum juga mendapatkan tubuh wanita itu. Bryan memijat pelipisnya yang entah mengapa selalu pusing karena hasratnya yang tak tersalurkan pada Jiana
Lihatlah, wanita itu terus menampilkan wajah juteknya pada Bryan yang sedang menemani Kya bermain sepeda yang kemarin ia belikan untuk Kya. Gadis kecil itu selalu riang dan semakin menempel padanya, bahkan Kya tidak mau tidur sendiri, selama seminggu ini ia tidur menjadi pemisahnya dan Jiana
" Boy, Chesy melahirkan." teriak Bulan diambang pintu yang memang beberapa hari ini menginap dirumahnya bersama Dean, sedangkan Pevita menginap dirumah sang kakek
"Sayang kita berhenti mainnya ya, kita lihat adik bayi."
" Adik bayi?" tanya Kya
" Ya, bayi tante Chesy." saut Bryan tersenyum lembut
Ia segera memangku Kya lalu memanggil Jiana
" Ji .." panggil Bryan
Jiana segera menghentikan aktifitas menyiram tanaman di halaman itu. Ia mengikuti Bryan menuju mobil yang terparkir digarasi, ada tiga mobil mewah disana dua milik Bryan dan satu milik Dean. Tampak disana juga Dean dan Bulan sudah didalam mobil menunggu mereka. Bryan dan Jiana langsung masuk kekursi belakang
" Disana ada siapa?" tanya Bryan
" Ada Mom dan Dad, mereka sejak subuh menemani Chesy, mertuanya juga ada." saut Bulan
" Sayang pelan-pelan ada Kya." tegur Bulan pada Dean sambil mengusap lembut pundak suaminya
Lalu Dean menoleh pada Kya dan tersenyum manis
" Kya kemarilah bersama Papa." ajak Dean menepuk pahanya
" Kya mau!" sautnya lalu turun dari pangkuan Bryan dan pindah ke pangkuan Dean
Lalu Dean menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang dengan kedua tangan kecil ikut memegang kemudi. Dean selalu merasa lucu dengan Kya, mengingatkannya pada sang anak gadis dulu saat masih seusia Kya. Tapi waktu terasa begitu cepat kini sang putri telah menginjak dewasa semakin membuat Dean takut, ia takut jika Pevita semakin dewasa dan ada waktunya sang gadis diambil orang
" Dimana Delan? kenapa aku tidak melihatnya seminggu ini?" tanya Bryan menyandarkan tububnya pada kursi sambil jemarinya nakal pada paha Jiana, menyentuh dan merema* yang seketika itu juga ditepis Jiana
" Kau seperti tidak tahu saja Delan, dia selalu mengurung diri dikamar dan belajar." saut Dean
" Dasar pria aneh." cebik Bryan
" Itu karena kakak suka memaksanya untuk belajar." ucap Bryan lagi pada Bulan
" Dia lebih baik belajar daripada bermain wanita sepertimu." saut Bulan menggerutu
" Aku hanya menikmati hidupku." saut Bryan enteng lalu ia melirik Jiana yang memalingkan wajahnya ke jendela, Bryan tiup telinga itu dengan nafas mintnya membuat darah Jiana selalu berdesir bila mencium nafas itu
Bryan tersenyum lucu lalu ia merengkuh tubuh Jiana membuat wajah itu berubah galak dan tentu Jiana meronta
" Diamlah, kenapa kau tidak punya malu." bisik Jiana geram
" Memangnya apa yang kulakukan? aku hanya memeluk istriku." saut Bryan ikut berbisik
Bulan dan Dean hanya melemparkan senyuman. Selama seminggu ini ia dan Dean kerap memergoki Bryan yang selalu nakal pada Jiana. Bahkan Bryan tidak pernah malu bermacam-macam pada Jiana didepan kedua kakaknya, ya meskipun ciuman hal yang masih wajar bagi Bryan
Kini mobil itu tiba dirumah sakit. Masih dalam pangkuan Dean, Bulan terus berceloteh, meskipun celotehan itu hanya menggumam tak dimengerti Dean. Dean dan Bulan segera keluar dari mobil berbeda dengan Bryan yang terus menahan Jiana, mata itu nakal menatapi bibir Jiana
" Jangan macam-macam ini ditempat umum." ucap Jiana dan langsung mendapat ciuman bibir Bryan, meskipun telah berulang kali menjamah bibir itu namun hanya Jianalah satu-satunya yang membuat Bryan tak merasa bosan
" Sekali-kali balaslah ciuman suamimu ini." saut Bryan dengan suara manja
" Jangan mimpi!" saut Jiana
" Kenapa kau selalu seperti ini? apa kau seorang lesbia*?"
Jiana membuka mulutnya jengah akan pertanyaan Bryan, tentu ini kesempatan Bryan untuk meraup bibir Jiana dan memasukan lidahnya kedalam rongga mulut wanita itu, mengabsen satu persatu gigi Jiana
Jiana hanya terdiam saling merema* jarinya dengan ciuman panas Bryan, sebagai seorang wanita yang normal tentu ia tergoda namun Jiana mencoba menahannya hingga Bryan merasa heran dan mengerutkan dahi dengan Jiana yang tak terkecoh sama sekali, padahal Bryan sudah memberikan ciuman mautnya kali ini
" Kau sungguh seorang lesbia*?" tanya Bryan heran
Jiana hanya mengedikan bahunya acuh lalu mencoba menghempaskan kedua tangan Bryan ditubuhnya. Berhasil, ia langsung keluar meninggalkan Bryan yang mengusap wajahnya kasar
" Harus dengan cara apalagi aku merayu wanita itu." gerutu Bryan kesal lalu menyusul Jiana keluar dari mobil
" Memangnya kau tahu ruangan Chesy." ucap Bryan sambil meraih jemari Jiana untuk ia pegang membuat Jiana memutar bola matanya malas
Tanpa melepaskan pegangannya pada jemari itu, menggenggamnya erat sambil melangkah masuk kedalam rumah sakit dan menuju kamar inap dimana Chesy melakukan perawatan setelah melahirkan tadi pagi
Bryan membuka pintu, ia terkejut ruangan vip itu penuh dengan sanak saudaranya. Saat Bryan dan Jiana masuk semua orang menyambut pasangan pengantin baru itu dan mencadai Bryan yang malah telat ketimbang Bulan dan Dean yang telah lama disana begitupun putri mereka yang terlihat sedang melihat bayi Chesy bersama Pevita
Bryan melepaskan pegangannya pada Jiana dan berjalan cepat menuju ranjang dimana Chesy sedang duduk disana. Ia langsung peluk adik bungsunya itu sambil membisikan pujian pada sang adik sama seperti yang dilakukannya dulu pada Chesa
" Kamu hebat Chesy." Bryan mengurai pelukannya dan tersenyum, ia juga kecup lembut kening Chesy membuat wanita itu mendadak menangis
" Itu sangat sakit Boy." ucapnya terisak
" Hey .. " panggil Bryan segera menghapus airmata yang mengalir deras itu membuat Ken dan Jeny saling melemparkan senyum dengan semua anak-anak mereka memang saling menyayangi satu sama lain
" Jangan sia-siakan Jiana, melahirkan seorang bayi itu tidak mudah dan hampir membuat mati." saut Chesy, tangisannya kian kencang hingga Bryan harus menariknya kembali dalam pelukan untuk menenangkannya
" Sayangi juga Mom, dia telah melahirkan kita." ucap Chesy lagi
" Tentu saja, jangan ragukan itu padaku." saut Bryan berbisik dengan tangan terus mengusap punggung Chesy yang memeluknya erat
" Lepaskan aku .. nanti Jiana cemburu." hibur Bryan membuat Chesy dan semua yang disana tertawa
" Aku adikmu, mana mungkin Jiana cemburu. Jika cemburu, kakak ipar akan sangat keterlaluan." gerutu Chesy melepaskan pelukannya. Tawa memang tak pernah surut jika semua anak Ken dan Jeny berkumpul seperti ini
Setelah tangisan Chesy mereda, Bryan segera beralih pada bayinya yang sedang dikumpuli anak-anak termasuk Kya yang dipangku Pevita. Ia melirik Jiana yang sedang berbincang bersama Viona sejenak, sudah tiga tahun lamanya wanita itu memang bekerja di rumah sakit milik keluarga Bryan bersamaan dengan sang sahabat yaitu Arnold
Senyuman Bryan melebar sempurna melihat bayi mungil dalam box bayi lalu pelan-pelan ia memangku dan memberi kecupan dipipi bayi yang baru beberapa jam dilahirkan itu
" Apa dia seorang pria?" tanya Bryan
" Baby boy." saut Chesy
" Mirip sekali dengan Gerald." ucap Bryan terkekeh lucu sambil tak henti menciumi bayi mungil itu
" Itu Daddy Kya!" teriak Kya menggema dikamar luas itu
" Sayang, Daddy hanya menggendongnya sebentar." saut Bryan lalu ia meletakan kembali bayi Chesy ke box bayi dan beralih memangku Kya
" Lihatlah sangat lucu bukan?" tanya Bryan pada Kya
" Dia lucu." saut Kya
" Apa Kya mau adik bayi seperti ini?"
" Kya mau .. Kya mau .. " teriaknya heboh
" Mintalah pada Mum." bisik Bryan, seketika kepala kecil itu mengedar mencari sang ibu yang sedang bersama Viona
" Mum, Kya mau adik bayi." teriaknya pada Jiana membuat semua orang tertawa, wanita itu malah berpura-pura tak mendengar dan sibuk berbincang dengan Viona membuat Bryan gemas ingin sekali melempatnya ke ranjang. Pikir Bryan yang pikirannya tak jauh dari selangkan*an
-
-
iyalah penting kya, kebutuhan batin itu
tenang saja🙃🙃😃😃
Juna lama2 gak betah dan luntur sudah pertahanan diri kalau Kya terus menggoda iman...
alasan lu bulan paman bryan tp diri sendiri gk rela kalau kya dng yg lain
ntar gk di masakin bingung 😒😒😒
ad istri yg mencintaimu lu anggurin krn ego lz yg tinggi 😏😏😏
gangguin aja lagi si juno, dora biar kapok dia