Ustadz Fadli Alfatah membuat keputusan menikahi Bella yang di tinggalkan sang adik 1 jam sebelum resepsi pernikahan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dea Sismala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Benar Itu Dia
Keesokan harinya setelah menyelesaikan sholat Ashar ustadz Fadli tidak sengaja menatap kotak kaleng berukuran sedang dengan bentuk persegi empat di atas lemari, kenapa bisa ada disana? batin ustadz Fadli. Dengan penasaran ustadz Fadli mengambil kaleng itu dari lemari.
"Berat." batinnya saat menurutkan kotak kaleng berukuran sedang itu. Setelah menurutkan ustadz Fadli duduk di meja rias yang dulu biasa di duduki Bella. Dia membaca bismillah membuka kotak kaleng itu disana berisi banyak surat dengan amplop berbagai warna. Di dalamnya juga ada uang cast 5 juta dan cek senilai 100 juta. "Astagfirullah bagaimana bisa?" tanya ustadz Fadli melihat begitu banyak uang dari dalam kaleng ini milik siapa ini.
Dengan hati- hati dia membuka surat pertama, dengan amplop berwarna merah muda. Itu hari dimana Rey pertama kali membawa Bella datang ke rumah ini.
First letter
...~"Saat ini aku yang jatuh cinta dan akan selalu begitu, Rey akan bertekad untuk menyelesaikan skripsinya. Tidak apa, aku akan lebih giat lagi bekerja agar kami segera menikah. Membayangkannya itu membuatku senang. Aku berharap Rey segera mendapatkan pekerjaannya. Dan entah kenapa kakak Rey terlihat membenciku, tapi dia lumayan tampan lebih tampan dari Rey aku hampir tergoda karena dia pria baik.~...
Fadli mengingat kembali hari itu hari dimana Bella datang, jadi Bella sudah menyukainya lebih dulu. Wanita memang supit di prediksikan. Fadli membuka amplop kedua.
......"Saat pertama bertemu Rey di bus itu aku kira kami di takdirkan, tapi ternyata aku salah. Rey bagiku yang pertama tapi aku yang ke sekian dari banyak wanita di hidupnya. Hari dimana aku meminta menikah karena hubungan bebas kami, Rey menyakitiku itu melukai perasaanku dan akhirnya dia memohon untuk kembali bersama."......
Fadli terus membuka surat- surat itu.
...~"Dan benar akhirnya aku menikah, hari itu aku menikah dengan pria yang hampir sempurna. Aku benci menerima fakta itu! Dia pria baik, harusnya dia berhak mendapatkan wanita yang lebih baik dariku. Kami menjalani kehidupan rumah tangga seperti orang lain, dia tidak romantis, bukan pula laki- laki yang humoris. Tapi aku tahu dia laki- laki yang penyayang, dia bahkan memasak untuk kami. Aku menyukai suaranya saat berbicara formal benar- benar manis dan lucu. Tidak buruk menikah dengannya, aku mulai menyukainya."~...
Ustadz Fadli tersenyum membaca surat itu, tidak menyangka Bella mengatakan itu tentang dirinya. Kemudian membuka amplop berwarna jingga.
..."Kami saling mengatakan cinta, bahkan aku melupakan fakta bahwa Rey adalah adik mas Fadli. Rumah tangga yang bahagia itu saja sudah cukup, sejujurnya aku ingin ikut jalan- jalan saat mas Fadli mengendarai sepeda motornya itu. Kenapa dia tidak pernah membonceng ku, apa dia malu membawaku?"...
Membaca itu Fadli jadi teringat mereka tidak pernah naik sepeda motor bersama. Bukannya Fadli tidak ingin, tapi takut Bella tidak nyaman dengan kereta bututnya. Fadli juga malu, bagaimana jika Bella menolak ajakannya saat itu.
..."Aku memilih jalan yang salah, aku melukai hati suamiku. Tanpa sadar aku menerima ancaman Rey yang tidak masuk akal itu. Dia membawa- bawa video untuk menakuti ku, sejujurnya aku tidak takut tapi aku mulai serakah aku tidak ingin memikirkan fakta bahwa aku sudah menikah dengan mas Fadli. Dengan perselingkuhan gila itu! akhirnya aku harus membayar banyak, aku kehilangan suami yang begitu mencintaiku dan aku pantas mendapatkan itu."...
Ustadz Fadli menatap surat itu, sedikit meremasnya. Dia juga sadar itu adalah fakta yang harus dia terimanya. Tidak semua hal baik akan mengelilinginya, Bella tidak ingin membodohinya hanya dengan menyalahkan Rey saja. Dia juga ambil adik dengan perbuatan buruk itu, meskipun itu membuat Fadli terluka.
"Aku membuat pilihan, setelah beberapa hari memohon dengan mas Fadli. Menurutku tidak salah untuk bercerai, kami harus bercerai. Aku tidak ingin menghalangi masa depan mas Fadli dia dapat menemukan perempuan yang jauh lebih baik dari pada aku. Aku sedikit tidak rela, tapi bahkan tanpa berpikir seribu kali aku mengkhianatinya. Dia pasti sangat membenciku, maafkan aku suamiku.~
Itu surat dari amplop hitam, dengan rasa sesal dan perbuatan gelap Bella. Fadli meneteskan air matanya, dia sudah ikhlas sama sekali tidak membenci dan sudah memaafkan segala perbuatan buruk Bella. Dan terakhir amplop Biru Fadli segera membukanya.
..."Apa kabar mas Fadli? ... mas maafkan aku, aku menyesalinya aku akan bertaubat. Aku tidak pantas, meskipun mas menolak untuk tanda tangan pada surat perceraian kita. Tapi aku akan mencoba pergi, aku ingin menghilang bersama anak kita. Mulailah kehidupan baru. Itu ada uang dari hasil memenangkan penghargaan seni peran, juga beberapa dari hasil bekerja di toserba dulu. Gunakan itu mas, itu halal. Mungkin itu sebagai bentuk keinginan aku untuk pernikahan mas dan modal usaha kelontong mas Fadli. Bayi yang ada di dalam kandunganku jika dia laki- laki akan kuberi nama Nico. Saat mas sudah memaafkan ku dan sudah memiliki keluarga baru, aku akan membawa Nico untuk bertemu dengan mas Fadli. Aku bahagia pernah bertemu mas Fadli, tapi mas Fadli menyimpan banyak luka karena aku. Sekali lagi maafkan aku mas."...
Tidak sekalipun, Fadli berniat untuk menikah lagi, dia sangat merindukan Bella. "Saya tidak akan melepaskan kamu Bella, untuk pertama kalinya saya tidak ingin mengalah. Selama ini saya selalu memberikan segalanya untuk Rey. Tapi tidak untuk rumah tangga kita ... saya akan mencari kamu meskipun harus ke ujung dunia. Seperti Adam yang berjuang untuk di bertemu kembali dengan Hawa. Saya tidak akan pernah sekalipun ingin melepaskan kamu. Saya akan membawa kamu kembali ke rumah kita." Fadli akan mencari Bella. Dia tidak menyerah untuk itu.
Sementara di luar sana Bella juga menjalani hidup yang sulit, dia juga merawat dua orang anak dari jalanan saat dalam perjalanan menuju Desa. Namanya Olivia dan Dimas. Usia Olivia 15 tahun dan Dimas 11 tahun mereka yang membantu merawat Nico saat Bella pergi berjualan kue. Bella harus bekerja keras supaya Olivia bisa melanjutkan sekolahnya, Dimas sudah duduk di sekolah dasar kelas 5 SD.
Sebenarnya Bella tidak ingin memanfaatkan mereka, Bella hanya berusaha mencari nafkah tidak mungkin kemana- mana di tengah terik matahari membawa Nico berjualan keliling. Bella bahkan sudah mengadopsi mereka, menjadikan Olivia dan Dimas sebagai anaknya sendiri.
"Ka Via, Dimas sedih Ibuk- Ibuk di Desa kenapa membenci Mamah?" tanya Dimas pada Olivia sang kakak yang sedang memandikan Nico.
"Biarkan saja Nico, ingat pesan Mamah sama kita. Kita tidak boleh membenci orang lain, kalau mereka benci kita itu urusan mereka." jawab Olivia, Olivia hanya lulusan SD. Dia sangat cerdas sama seperti Dimas tapi ekonomi yang sulit membuat Bella tidak mampu untuk biayai pendidikan SMP Olivia. Bella berniat untuk menyekolahkan putrinya Olivia, dia juga ingin membelikan pakaian yang bagus untuk Olivia dan Dimas.
Dulu saat di temukan Bella Olivia adalah gelandang, dia kehilangan kedua orang tuannya dalam kecelakaan mereka di bunuh. Hartanya di habiskan oleh Paman dan Bibinya, dia di telantarkan. Sementara Dimas adalah anak yang di buang, kehidupan ekonomi yang sulit Ibunya Dimas yang hidup tanpa suami membuang anak yang saat itu masih berusia 9 tahun. Ibu Dimas berpikir saat membuang Dimas karena Dimas lambat dan tidak bisa bicara tidak ada gunanya lagi merawat anak itu. Tapi 2 tahun yang lalu saat Bella menemukan Dimas tidur di teras toko tengah malam dengan berlapis kerdus, dengan ajaibnya Dimas bisa bicara dan memanggil Bella dengan sebutan "Mamah". Bella sangat mencintai Olivia dan Dimas, Bella sudah tidak memikirkan hal lain. Dia hanya ingin melakukan yang terbaik untuk anak- anaknya.
..."Kita tidak lebih baik dari orang lain, Hanya bagaimana caranya dia mengakhiri perbuatan itu dengan kata taubat dan menyesalinya."~Ustadz Fadli Alfatah....