Satu malam yang dia habiskan bersama seorang pria yang baru dikenalnya setelah dia memergoki tunangannya berselingkuh.
Setelah kejadian itu, dia mempunyai dua anak kembar yang lucu bernama Langit dan Bulan. Bertahun tahun hidupnya tenang dan bahagia bersama anak anaknya hingga datanglah Zen Abraham Malik ayah biologis dari si kembar.
Lovely sangat takut jika rahasia yang dia pendam diketahui oleh CEO atau bosnya sendiri Zen. Zen yang tahu pasti akan mengambil anak dari tangannya. Apa yang tidak bisa dilakukan dengan kekuasaan dan uang ditangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Hutabarat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34 I'm yours
Zen menarik tangan Lovely setelah dirasa anak anaknya telah tertidur dengan pulas.
" Zen kau akan membawaku kemana...?"
"Kau ingin kubawa kemana... ke kamar kita...?"
"Zen.... "
"Aku senang kau memanggilku Zen tapi menilik umur kita yang berbeda 5 tahun aku ingin kau memanggilku abang.. atau mas mungkin, itu terdengar mesra... sayang juga boleh... kalau Zen itu kurang gregetnya..." kata Zen manis. Mereka kini telah berada di sebuah balkon dekat dengan ruang keluarga yang hanya disekat oleh kaca transparan.
Zen mendudukkan Lovely di sebuah kursi santai panjang di ruangan itu.
"Aku selalu membayangkan duduk disini bersama pasanganku...berbincang sambil memandang bulan di langit. " kata Zen memandang wajah lovely yang terkena sinar rembulan. Lovely menolehkan wajahnya ke arah Zen sehingga tatapan mereka bertemu.
"Kau aneh... kau harusnya mengatakan ini semua kepada tunanganmu itu."
"Aku berharap kau yang menjadi pasanganku, sebulan ini kau begitu menyiksaku, melihatmu tapi tidak bisa bersama... kau menghindariku... tapi siksaan itu membuatku yakin akan keputusanku untuk memilihmu menjadi pasanganku."
Lovely menengadahkan wajahnya ke atas memandang bintang bintang yang bersinar.
"Bulan itu satu tapi bintang yang menghiasi sekitarnya itu banyak. Imam itu satu tapi bisa memiliki banyak makmum. Sedangkan aku tidak bisa membagi pasanganku dengan siapapun. Aku hanya ingin memiliki pasangan yang membuatku merasa satu satunya wanita di hidupnya. Aku tidak melihat itu di dirimu."
"Bisakah aku membuktikannya Love."
"Waktu yang akan membuktikannya...seberapa bulat tekadmu untuk benar benar mencintaiku... kau hanya terbawa oleh nafsumu, mungkin saat ini yang kau lihat aku ini adalah ibu dari anak anakmu bukan cintamu. Itu terlalu masih jauh..."
"Kau sangat berbeda dengan wanita yang banyak kutemui. Kau tidak tertarik dengan ketampanan dan kharismaku... tidak tertarik oleh hartaku... bahkan statusku sebagai ayah dari anak anakmu tidak membuatmu goyah."
"Aku merasakan getaran didalam hatiku saat bersamamu tapi aku memupusnya karena aku tahu bahwa kau itu jauh tidak mungkin bisa kugapai dengan mudah."
"Apa kau mencintai Rudy... jika iya aku akan mundur."
"Kurasa dia lebih baik darimu...dia tidak pernah melihat wanita lain setahuku...walau dia tidak pernah mengatakan suka dari dahulu tapi perhatiannya selama ini bisa kurasakan. Aku mengenal Rudy terlebih dahulu sebelum mengenalmu. Dia lebih dari teman dan lebih dari kakak dan sahabat."
"Aku cemburu bila kau memujinya Love, tapi aku yakin kau tidak mencintainya. Kau mencintaiku..." Zen mulai memegang tengkuk Lovely dan menciumnya. Lovely menolaknya tapi Zen malah memperdalam ciumannya. ********** lembut hingga membuat Lovely terbuai kedalamnya dan membalas ciuman itu.
Tangan Zen kini meraih pinggang Lovely mendekatkan dirinya lebih dalam pada tubuh Lovely. Kini ciuman itu beralih ke leher jenjang dan mulus milik Lovely...
"Mulutmu menyangkalnya Love tapi tidak dengan tubuhmu." suara serak dan hembusan nafas Zen di telinga Lovely membuat tubuhnya gemetar.
Zen kembali mencium lehernya beralih ke ************ bahunya, menggigit pelan. Tangannya kini mulai bermain masuk ke dakam blus berwarna biru itu. Menyentuh kulit halus Lovely hingga menemukan dua benda kenyal dan menggiurkan. Meremasnya pelan... hingga terdengar suara desahan wanitanya.
"Kau menyukainya... aku merindukannya... hanya kau... Love... hanya kau..."
"Zen... hentikan..."
"Tidak untuk kali ini... aku akan membuktikan bahwa kita sama sama menginginkannya Love..."
Zen melakukan serangannya lagi membuat Lovely tidak bisa berkata apa apa... hanya suara desahannya saja yang keluar. Zen mulai membuka blouse milik Lovely...
"Ini diluar Zen..."
"Siapa yang akan berani melihatnya." Zen membuang bra milik Lovely melihat pemandangan indah yang kini terpampang nyata dihadapannya. Milik Lovely berbeda dengab beberap tahun lalu kini lebih berisi dan lebih besar, sesuatu yang berwarna pink disana memanggilnya untuk mengecap dan **********. Tanpa menunggu waktu Zen memulai aksinya... mengecap kenikmatan di dua buah semangka besar di wajahnya. Tangannya kini beralih ke bawah celana milik Love masuk ke dalam dan menyentuhnya.
Tubuh Lovely menggelinjang dan bergetar...
"Kau menginginkannya...." Love hanya menatap ke dalam mata hijau milik Zen. Gairah yang dia tahan selama bertemu dengan Zen.
Zen membopong Lovely dan berjalan menuju kamarnya. Meletakkannya diranjang putih nan lembut. Melepaskan baju yang masih menutupi milik keduanya dan mulai mengungkung tubuh Lovely... mencium wajahnya turun lagi kebawah malancarkan aksinya hingga membuat tubuh Lovely terbuai melayang. Hingga dia tidak bisa menahan semuanya...
"Zen... lakukanlah...." Zen yang sedang bergerak diantara dua paha itu menghentikan aksinya...
"No love sebelum kau katakan kau mencintaiku... aku akan menyiksamu dengan indah..." Zen memulai lagi menyentuh mencium menggigit mengecap seluruh tubuh Lovely hingga Lovely mengerang tidak bisa menahannya lagi.
"Zen....akh..."
"No love.... abang...."
"Abang... akh.... lakukanlah... aku men... cintai.. mu... akh... mmmh..."
"Aku mencintaimu juga Love..."
Kini Zen telah memposisikan tubuhnya di atas tubuh Lovely dan mulai menyatukan tubuh itu. Merasakan deru nafas dan keringat yang menyatu... membolak balikkan tubuh wanitanya hingga pekikan kepuasan selalu muncul dari keduanya. Hingga sesuatu yang hangat kini merasuk ke dalam tubuh Lovely. Setelahnya tubuh mereka luruh dan lemas.
"Ku akui bukan kau satu satunya wanita yang pernah tidur bersamaku... tapi semenjak bersamamu...aku tidak bisa melakukannya terhadap wanita lain... tidak ada hasrat didalamnya, bahkan aku tidak pernah menyentuh tunanganku sendiri. Hanya kau Love... only you...i'm yours" kata Zen memandang wajah cantik yang terlihat kacau oleh perbuatannya.
"Hanya kau yang menyentuhku Zen tidak ada yang lain..."
"Aku tahu... karena kita satu... kau milikku dan aku milikmu...jangan melawan takdir lagi...biarkan kita menyatu seperti ini selamanya."
"Apakah aku cukup untukmu..."
"Cukup percaya padaku..." Zen mengecup lembut dahi Lovely. "Bolehkah aku melakukannya lagi...aku sangat merindukanmu..."
"Zen..."
"No... "
"Abang.... bagaimana dengan tunanganmu dan keluargamu..."
"Sudah kukatakan cukup percaya padaku... aku tidak akan menyakitimu..." Lovely melihat kesungguhan di mata Zen.Seketika dia terbungkam. "Aku memberimu kesempatan ini Zen jangan melukaiku jika tidak kau tidak akan menemukanku walau kau mencariku ke ujung dunia."
"I'm yours, Love. Trust me..."
ceritanya bagus, keren banget 👍
semoga sukses selalu