Dinda Khoirunisa adalah gadis sederhana dan hidup di Panti Asuhan. Keberuntungan berpihak padanya. Atasan ditempatnya bekerja mengangkatnya menjadi adik angkatnya. Hingga nasib mempertemukan Dinda dengan Kades setempat.
" Kalau gitu kamu juga bisa panggil saya Dimas saja ya... Biar lebih akrab... " ucap Dimas.
" Kalau saya manggil Anda dengan nama saja kayaknya kesannya kurang sopan... Saya panggil Mas Dimas saja gimana...? Oya kenapa Bapak... Maksud saya kenapa Mas malam-malam berhenti dipinggir jalan seperti ini...." ucap Dinda.
Akankah Dinda bisa membuat hati sang Kepala Desa menjadi hangat..?
Akankah cinta Sang Kades berlabuh kepada Dinda..?
Yuk simak kisahnya... Dan jangan lupa minta dukungannya ya... Terimakasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kisworowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Sesampainya di rumah sakit. Dengan hati-hati Galuh menurunkan Ibunya menuju kursi rodanya. Galuh pun mendorong kursi roda Ibunya ke ruang Dokter ahli saraf. Sesampainya diruangan Dokter. Galuh membaringkan tubuh Ibunya ke ranjang pasien.
" Selamat pagi Pak.. Bu..? Kita langsung periksa keadaan Ibu Anik ya...?" ucap Sang Dokter seraya memulai pemeriksaannya.
" Iya Dok... Silahkan.." ucap Dinda dan Galuh bersama.
Kini Dokter telah memeriksa Ibu Anik dengan seksama. Selesai memeriksa. Dokterpun menghampiri Dinda dan Galuh yang masih duduk didepan meja kerjanya.
" Gimana Dok.. Keadaan Ibu kami... Apakah sudah ada perubahan..?" tanya Galuh antusias.
" Alhamdulilah.. Keadaan Ibu anda semakin baik.. Saya menyarankan kepada anda untuk selalu melatih saraf Ibu anda agar menjadi aktif.. Ajaklah senam sedikit-sedikit supaya saraf yang pasif bisa menjadi aktif kembali... Dan jagalah asupannya.. Dan jangan biarkan Ibu anda stress jaga selalu tekanan darahnya ya Pak Bu...?" ucap Dokter panjang lebar.
" Baiklah Dok... Ada lagi yang bisa kami lakukan untuk kesembuhan Ibu saya...?" tanya Dinda menatap Dokternya.
" Buat hati Ibu anda senang.. Dan berikan obat secara rutin.. Dan ajaklah cerita sedikit demi sedikit untuk memancing Ibu anda berbicara.." ucap Dokter seraya menatap keduanya.
" Baik Dok.. Terimakasih... Kami permisi pulang dulu.." ucap Galuh seraya mengulurkan tangannya.
" Sama-sama Pak.. Bu... Ini resep obat yang harus anda tebus.. Dan semoga Ibu anda lekas sembuh..." ucap Dokter seraya tersenyum.
" Terimakasih Dok atas doanya... Mari..." ucap Dinda seraya menjabat tangan dokter.
Kini Galuh dan Dinda segera mendorong kursi Ibunya menuju perkiran mobil. Sesampainya disana mereka segera masuk mobil. Dan melajukan menuju kediamannya.
Sesampainya dirumah. Dengan sangat hati-hati Dinda mendorong kursi Ibunya untuk masuk ke dalam ruang tamu. Disusul dengan Galuh. Mereka duduk bersama diruang tamu.
" Nah.. Alhamdulilah kita sudah sampai rumah.. Ibu dengarkan apa yang dokter tadi bilang... Galuh mohon supaya Ibu punya semangat untuk sembuh ya..?." ucap Galuh seraya menatap lembut manik netra Ibunya.
" Iy..a Nak..." ucap Ibu Anik tersenyum.
" Nah ini sudah mau memasuki jam makan siang.. Lebih baik kita sekarang makan bersama.. Sekarang biar Galuh yang mengajari Ibu makan.. Oke..." ucap Galuh seraya memegang tangan Ibunya lembut.
" Dek... Tolong kamu siapkan makanan untuk Ibu ya..? Sekalian kamu bawa makanan untuk kita.. Kamu sekarang gantian nyuapin Mas... Oke... Kita makan berdua... Hehehe..." ucap Galuh nyengir.
" Dinda sudah paham akan maksudnya Mas tadi... Baiklah... Tunggu disini biar Dinda siapin dan ambilin..." ucap Dinda seraya berdiri dari tempat duduknya.
Galuh yang melihat tingkah adiknya yang cemberut pun ditahannya agar tidak ketawa. Setelah semua selesai. Dinda menghampiri Kakak dan Ibunya.
" Ini Mas.. Makanan untuk Ibu.. Dan ini makanan untuk kita...." ucap Dinda seraya mengambil makanan untuknya dan Galuh.
" Ok..."
Mereka kini makan siang bersama dengan drama yang konyol dan penuh canda tawa. Hingga akhirnya makanannya habis tak tersisa. Dinda pun membereskannya dan membawanya ke dapur. Dan kembali lagi ke ruang tamu duduk disamping ibunya.
" Dek... Nanti kamu langsung nemuin Pak Kades saja ya... Tanya di depan supaya bisa langsung bertemu dengan Pak Dimas..." ucap Galuh serius.
" Iya Mas... Dinda paham... Oya bu.. Nanti Dinda pulang agak malam ya...? Dinda mau berkunjung ke Panti Asuhan dulu... Dinda janji akan segera pulang..." ucap Dinda seraya mengenggam tangan Ibunya lembut.
Pak kades kalah ro dinda...
🤦🤦
🤔🤔🤔