NovelToon NovelToon
Dinikahi Mahasiswa Dicintai Dosen.

Dinikahi Mahasiswa Dicintai Dosen.

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / CEO / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:27.7k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Karena sering dibuli teman kampus hanya karena kutu buku dan berkaca mata tebal, Shindy memilih menyendiri dan menjalin cinta Online dengan seorang pria yang bernama Ivan di Facebook.

Karena sudah saling cinta, Ivan mengajak Shindy menikah. Tentu saja Shindy menerima lamaran Ivan. Namun, tidak Shindy sangka bahwa Ivan adalah Arkana Ivander teman satu kelas yang paling sering membuli. Pria tampan teman Shindy itu putra pengusaha kaya raya yang ditakuti di kampus swasta ternama itu.


"Jadi pria itu kamu?!"

"Iya, karena orang tua saya sudah terlanjur setuju, kamu harus tetap menjadi istri saya!"

Padahal tanpa Shindy tahu, dosen yang merangkap sebagai Ceo di salah satu perusahaan terkenal yang bernama Arya Wiguna pun mencintainya.

"Apakah Shindy akan membatalkan pernikahannya dengan Ivan? Atau memilih Arya sang dosen? Kita ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

"Baaa..." seru Dila, menepuk pundak Shindy yang berjalan cepat menuju fakultas ekonomi.

"Kak Dila baru tiba?" Shindy kaget, ia khawatir Dila tahu jika ia berboncengan dengan Arkan. Bisa-bisa ditertawakan.

"Sudah dari tadi lah" Dila sebenarnya sudah tiba 10 menit yang lalu, tapi sengaja menunggu Shindy. "Kamu boncengan sama Arkan Shy, berarti benar kan dugaan aku. Suami kamu itu Arkan..." Dila sebenarnya sudah curiga sejak lama, makanya diam-diam menyelidiki.

"Tapi aku tidak tahan Kak" Shindy pun akhirnya curhat, bukan mau menceritakan keburukan suami, tapi kelakuan Arkan tadi malam masih terbayang di matanya.

"Masa sih..." Dila kaget jika Arkan sampai mesum kepada wanita lain, karena yang ia tahu ketika di kampus Arkan tergolong cuek walaupun banyak wanita cantik yang mendekati.

"Tahu Kak, aku pusing" Shindy rasanya malas untuk membahas Arkan lagi. Keduanya tiba di depan kelas, dari luar terdengar tawa Arkan dan Marsel yang khas.

Dila dan Shindy saling pandang. "Kita dengarkan dulu Kak" lirih Shindy berjalan mendekati jendela dekat kursi di mana Arkan dan Marsel duduk.

"Terus-terus bagaimana?" Cecar Marsel terdengar di telinga Shindy dan Dila. Namun, pembicaraan itu tidak lanjut karena jam masuk kuliah sudah tiba.

Pak Gun menyampaikan materi pagi itu hingga selesai, kemudian pindah kelas lain.

Siang harinya setelah jam kuliah selesai, telepon Shindy bergetar. Arkan yang baru saja dari toilet berhenti di pinggir tempat duduk Shindy.

"Cupu teledor amat sih" Arkan heran mengapa Shindy meninggalkan handphone di dalam kelas. Yang namanya orang banyak tentu saja berbeda kepribadian, walaupun yang kuliah di kampus ini rata-rata orang kaya, bisa saja ada yang jahil mencuri handphone.

"Siapa yang telepon?" Arkan pun penasaran lalu ambil handphone jadul yang sudah retak-retak bagian depan.

"Wiguna?" Arkan kesal, kenapa pak Gun menghubungi Shindy. Ia kembalikan handphone, tatapan matanya tertuju ke tempat bekal Shindy.

"Ar, ke kantin yuk" Marsel tiba-tiba masuk kelas. "Loe ngapain buka-buka tas Shindy?" Marsel menatap sahabatnya curiga.

"Kagak apa-apa, loe duluan ke kantin, gue mau ke toilet dulu" Arkan beralasan.

Mereka pun berpisah, Marsel ke kantin, sementar Arkan sengaja ke toilet, tapi bukan mau buang air. Dia sengaja menghindar dari Marsel karena ingin minta bekal yang Shindy bawa. Setelah yakin tidak ada orang yang melihat, Arkan melanjutkan niatnya kembali ke kelas.

"Cupu" ucapnya ketika Shindy tengah membuka bekal hanya seorang diri di kelas.

"Apa" Shindy menjawab cuek saja.

"Kamu itu simpan handphone sembarangan" ucap Arkan mengejutkan Shindy. Mengapa tiba-tiba Arkan mengurusi benda miliknya.

"Kok kamu tahu kalau hape saya di ransel?" Shindy lagi-lagi bingung.

Hup. Arkan gelagapan, ia menyusun alasan agar Shindy tidak tahu jika dia membuka tas milik Shindy. "Tadi kan saya lewat, terus mendengar hape kamu berbunnyi."

"Halah... hape butut gitu siapa yang mau" Shindy tampak biasa saja, padahal jika handphone itu hilang ia kelabakan juga.

"Kamu bawa bekal apa?" Arkan ingat tujuan awal, lalu menempati bangku Dila.

Tidak banyak bicara, Shindy memperlihatkan bekal ayam goreng dan sayuran. "Kamu mau? Makan saja" Shindy hendak pergi tapi Arkan mencegah.

"Kalau kamu tidak mau makan saya juga tidak mau" Arkan tampak kecewa.

Shindy pun akhirnya menurut, walaupun dalam hati bertanya-tanya mengapa Arkan tiba-tiba bersikap baik. Mereka pun makan satu tempat berdua untuk yang pertama kali.

"Pulang kampus nanti saya ke kantor Syi, kamu mau ikut?" Tanya Arkan serius, ketika makanan sudah habis.

"Nggak mau ah" Shindy menolak cepat.

"Kenapa? Kamu nanti bisa membantu saya?" Jujur Arkan, ia akui Shindy pandai dalam segala bidang, tentu saja meringankan pekerjaannya.

"Kamu mengajak saya ke kantor pasti hanya ingin pamer kemesraan sama Clara kan?" Dengus Shindy.

"Ya enggak lah" Arkan meyakinkan hati Shindy.

Saat sedang berdebat, handphone Shindy bergetar lagi. Shindy segera mengangkat, kemudian berbicara di tempat itu tanpa menyingkir dari Arkan. "Baik Pak, saya ke ruangan Bapak sekarang" Shindy meninggalkan Arkan yang tampak kesal.

Arkan mengikuti Shindy dari jauh saat menuju ruangan pak Gun. Dari jendela kaca ruangan itu, Arkan memperhatikan Shindy yang menerima amplop dari dosen tersebut.

Entah apa yang di bicarakan pak Gun kepada Shindy, tapi Shindy tampak berseri-seri setelah menerima amplop berwarna putih.

"Di kasih apa Cupu sama pak Gun? Sampai bahagia begitu?" Monolog Arkan. Ia masih memperhatikan Shindy yang berjalan ke luar dari kantor.

"Apa itu?" Arkan menghadang langkah Shindy ketika sudah berjalan ke arah kelas sambil senyum-senyum mengintip isi amplop.

"Saya mendapat honor asisten dosen Ar, ya Allah... seneng banget" jujur Shindy.

"Coba lihat?" Arkan menarik amplop dari tangan Shindy, lalu membuktikan bahwa yang dikatakan Shindy memang benar.

"Halah... honor 500 ribu saja kamu senang begitu" Arkan yang tidak pernah susah masalah keuangan tampak meremehkan.

"Jangan meremehkan Arkan, uang lima ratus ribu ini hasil keringat saya tahu tidak! Jelas saya bangga lah, daripada kamu selama ini hanya bisa meminta sama orang tua" Shindy menyindir.

Arkan pun diam mematung.

Mulai saat itu, Arkan menjadi rajin ke kantor. Jika tidak ada jam kuliah, ia kerja dari pagi. Ketika kuliah pagi, ia ke kantor sore hari mengajak Shindy. Begitulah hari-hari Arkan dan Shindy.

Arkan tidak pernah membawa perempuan ke kantor lagi. Hubungan suami istri itupun semakin rukun, Shindy selalu membantu Arkan mengerjakan kerjaan kantor, tugas kampus, atau yang lainnya bila Arkan kerepotan. Shindy tidak canggung lagi kala Arkan memberi ciuman kecil, memeluk, walaupun belum melakukan hubungan suami istri.

Kedua orang tua Arkan yang sudah kembali dari luar negeri pun tampak bahagia melihat perubahan putranya yang sudah mulai bertanggung jawab terhadap perusahaan maupun Shindy.

Hingga tiga bulan kemudian.

Tok tok tok.

"Biar saya saja yang membuka pintu bi..." ucap wanita 50 tahun ketika bibi meninggalkan dapur hendak membuka pintu, padahal sedang memasak.

"Terima kasih Nyonya."

 Saat itu Adisty di rumah hanya berdua bersama bibi, lalu beranjak membuka pintu depan

"Siapa ya?" Tanya Adisty ketika seorang wanita berdiri membelakangi pintu. Mendengar pertanyaan Adisty, wanita itu balik badan.

"Tante..." ucap seorang wanita yang Adisty kenal tampak lebih gemuk, menatap Adisty dengan air mata berlinang.

...~Bersambung~...

1
Kasandra Kasandra
lanjut double up
Bu Kus
jujur aja sha biar Arkan terbakar cemburu
Bu Kus
sabar pak gun semoga ada yang lebih baik lg
Bu Kus
kayanya gak mungkin itu Clara hamil anak nya Arkan pasti sama orang lain
biby
bakalan perang Dingin gegara cemburu. rasain lo arkan, ga baik baik sm shindy bakalan d tikung pak gun
Lia siti marlia
nah nah kaya bau bau yang cemburu tuh tanya tanya
muhammad ihsan
double up dong thor
Wartini
semoga Arkan sadar secepatnya bahwa Shyndi istri yang baik
Kasandra Kasandra
lanjut
Lia siti marlia
sabar yah pak dosen 😁
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
bukan cinta tapi obsesi....
Wartini
Kasihan Syndi ditekan sana sini
vj'z tri
seneng nya kok main keroyokan 😏😏😏😏
Amy
bukan rela, tapi bodooh bin goblok,, udah tahu laki nda suka smaa diaa

laah dia nekaad, kenapa nda di kasih KOid ajaa siiih
Kasandra Kasandra
lanjut double up
Zeni Supriyadi
Clara dibikin mati aja thor biar gak bikin masalah, tp sebelum mati Clara harus sadar ngaku klo hamilnya sm orang lain atau pura2 hamil gitu. Kasian Sindy dipojokkan sm ortunya Clara dasar orang tua gak punya ahklak anaknya salah malah didukung trs🙄 Lawan Shy jgn diam aja
Lia siti marlia
prettt kok ada yah orang tua yang ngedukung anak nya jadi pelakor ....terus belum tentu juga tuh anak yang di kandung clara anak nya arkan atau jangan jangan clara pura pura hamil lagi
Dewi Masitoh
kok bisa ada ortu modelan kyk ortu clara..dukung anaknya jd pelakor
davina aston
👍👍👍👍👍👍👍👍
Lia siti marlia
alhamdulilah shindy gak jadi janda perawan 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!