Nico Melviano, dia merasa dirinya pria bodoh membuang waktu bertahun-tahun menunggu cinta berbalas. Tapi ternyata salah, wanita itu tidak pantas untuk ditunggu.
Cut Sucita Yasmin, gadis Aceh berdarah Arab. Hanya bisa menangis pilu saat calon suaminya membatalkan pernikahan yang akan digelar 2 minggu lagi hanya karena dirinya cacat, karena insiden tertabrak saat di Medan. Sucita memilih meninggalkan Banda Aceh karena selalu terbayang kenangan manis bersama kekasih yang berakhir patah hati.
Takdir mempertemukan Nico dengan Suci dan mengikat keduanya dalam sebuah akad nikah. Untuk sementara, pernikahannya terpaksa disembunyikan karena cinta keduanya terhalang oleh obsesi seorang perempuan yang menginginkan Nico.
Bagaimana perjalanan rumah tangga keduanya yang juga mengalami berbagai ujian? Cus lanjut baca.
Cover by Pinterest
Edit by Me
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Taman
Seorang gadis masih berdiri menatap pemandangan lukisan alam yang indah, menyejukkan mata, hati, dan pikiran. Senyumnya masih mengembang meski komunikasi jarak jauh telah berakhir. Didekapnya erat, ponsel miliknya di dada.
Keberanian mengungkapkan isi hati datang karena jarak terbentang jauh, pria di sebrang sana tak akan tahu betapa tersipunya pipi gadis cantik itu tatkala mengucapkan perasaannya. Kalau berhadapan langsung mana berani. Selain malu dan gemetar, tentunya ada rasa takut setan mendorong salah satunya untuk berbuat lebih. Namanya orang sedang jatuh cinta, bisa saja khilaf.
Kurasa ku tlah jatuh cinta
Pada pandangan yang pertama
Sulit bagiku untuk bisa
Berhenti mengagumi dirinya ♪♪♪
Suci menoleh saat mendengar suara yang tak asing sedang bernyanyi.
"Rahma! Apaan sih!" Suci memutar bola matanya, merasa lagu itu menyindir dirinya.
Rahma yang sedari tadi memperhatikan sepupu sekaligus solmetnya itu, tertawa lepas. "Ish, begitu ya kalau orang sedang jatuh cinta jadi kayak orgil." Rahma lanjut terkikik di akhir kalimatnya.
"Rahma! Awas ya kau--" Suci menyiapkan tangan untuk mencubit, tapi Rahma keburu menghindar, berlari ke pematang sawah. Dan suci pun tak tinggal diam, mengejarnya sampai dapat meraih bahu Rahma hingga keduanya oleng, hilang keseimbangan.
Byurrr.
Keduanya terjerembab ke sawah yang daun padinya masih hijau. Lumpur basah mengenai pakaian keduanya yang terjatuh dengan bokong mendarat lebih dulu di lumpur. Tanpa dikomando, keduanya kompak tertawa lepas melihat penampilan sama-sama kotor. Terlanjur basah, Suci menepukkan lumpur ke wajah Rahma dan ia pun mendapat balasan yang sama.
"Anggap saja masker alami."
Keduanya tertawa riang, seperti bocah yang sedang bermain, lepas tanpa beban.
Umi hanya geleng-geleng kepala mendapati anak gadisnya pulang basah-basahan dengan pakaian masih bernoda lumpur meski sudah dibersihkan di selokan yang airnya mengalir jernih belum tercemari.
"Kalian ini, kayak masa kecil kurang bahagia saja. Sana mandi!" Kali ini Candra yang berkacak pinggang, pura-pura kesal padahal hatinya tertawa geli melihat keduanya basah kuyup.
****
Taman Putroe Phang
Jika India memiliki Taj Mahal, sebuah makam spektakuler sebagai simbol cinta sang Kaisar Mughal Shah Jahan terhadap istri tercintanya Mumtaz Mahal. Yang meninggal setelah melahirkan anak mereka yang ke 14. Bukan hanya sebagai bukti cinta, pembangunan Taj Mahal juga merupakan penghormatan atas kesetiaan sang istri selama hidupnya.
Banda Aceh pun memiliki Taman Potroe Phang. Taman yang dibangun Sultan Iskandar Muda untuk Putri Kamaliah. Seorang putri dari kerajaan Pahang, Malaysia yang ia persunting menjadi istrinya. Taman yang dibangun untuk mengobati rasa rindu sang putri kepada kampung halamannya dan juga agar sang putri tidak bosan ketika ditinggalkan sang raja yang sibuk mengurus pemerintahan.
"Sekali lagi, Rahma!" Suci meminta Rahma memfotonya dengan gaya wajah mendongak ke langit disertai seulas senyum manis. Taman Putroe Phang yang kini berfungsi menjadi ruang publik, memiliki banyak spot foto yang menarik dan bagus.
"Oke, cukup. Kita duduk yuk!" Suci dan Rahma duduk di salah satu kursi taman, melihat kembali hasil foto camera ponsel. Suci pun memasang satu foto dengan backround taman bunga warna warni di statusnya.
"Mumpung pulang kampung, aku mau puas-puasin nongkrong disini, kangen suasananya---" Suci tersenyum lebar menatap sekeliling yang dipenuhi pepohonan hijau.
"Aku punya kejutan nih---" Rahma memberikan ponselnya. Dengan kerutan kening, Suci menerima ponsel Rahma. Tampak di layar, video seseorang yang sedang mengaji di hadapan Umi.
"Aku mengambilnya diam-diam saat pangeranmu diuji mengaji oleh Umi." Rahma tersenyum miring menatap sahabat sekaligus sepupunya itu.
Suci kembali mengulang rekaman video, ia tampak takjub menyaksikan keberanian dan kesungguhan Nico yang menerima ujian dari Umi. Di awal, suaranya terdengar tegang. Tapi selanjutnya begitu menghayati.
"Aku sengaja merekamnya, untuk membantumu memantapkan hati. Dia tidak main-main lho, Ci."
"Iya, Rahma. Sekarang aku sudah mantap. Tadi pagi sudah bicara dengan Umi dan Abang. Jika Mas Nico mengajakku menikah, InsyaAllah aku siap."
Beberapa cemilan dan minuman ringan menjadi teman ngobrol keduanya. Menikmati suasana sore di taman yang sangat menyenangkan, diiringi semilir angin dan teduhnya pepohonan hijau. Sungguh betah.
****
"Jika Sultan Iskandar Muda bisa membuatkan taman untuk sang permaisuri, aku pun mampu membuatkan rumah megah untukmu!"
Sedikit terkejut Suci menoleh kebelakang. Ia mendengar suara yang familiar saat dirinya duduk sendiri. Rahma meninggalkannya untuk pergi ke toilet.
"Bang Rafa. Tau dari mana aku ada di sini?" Suci mengamati pria yang berdiri 1 meter di belakang bangku taman yang didudukinya.
Rafa mendekat dan ikut duduk di bangku yang sama. "Dari status. Walaupun kamu sudah memblokir nomerku, aku bisa lihat dari nomer yang lain." ujar Rafa santai.
"Suci kumohon, kembalilah padaku! Aku sudah sukses menjadi pengusaha emas. Akan kuberikan apapun yang kamu mau. Aku sangat mencintaimu sejak dulu. Menikahlah denganku Suci!" Rafa menatap gadis disampingnya yang menurutnya nampak semakin bersinar. Tatapannya lembut penuh permohonan.
Suci bangkit dari duduknya. Ia menyelempangkan tas kecilnya di bahu. "Bang Rafa, sejak saat itu, sejak kamu tak mampu memperjuangkan aku. Aku sudah menutup rapat kisah kita, sudah kubuang jauh semua kenangan. Jadi aku tegaskan sekali lagi, aku tak akan kembali padamu! Permisi." Suci membalikkan badannya untuk meninggalkan bangku taman. Tapi satu tangannya digenggam oleh Rafa.
Suci berusaha melepaskan tangannya, tapi genggaman Rafa sangat kuat. "Lepas, Bang Rafa!" Suci mulai panik dan takut melihat tatapan Rafa yang tadinya lembut kini berubah amarah. Suasana disekitarnya sepi, dalam hatinya Suci berharap agar Rahma segera datang.
"Suci, jangan menguji kesabaranku! Selama ini aku kerja keras hampir 20 jam sehari demi meraup rupiah sebanyak-banyaknya. Akj ingin memantaskan diri untuk menikahimu, mewujudkan impian kita. Tapi kenapa kamu malah menolakku!!!" setengah berteriak menahan marah, Rafa melampiaskan unek-uneknya. Cengkraman tangannya semakin kuat, membuat Suci meringis dan matanya berkaca-kaca.
"Kumohon siapapun, tolong aku---" Suci menjerit dalam batinnya.
"Bang Rafa, kenapa kamu menjadi kasar. Kamu bukan Rafa yang dulu---" Suci berkata lirih, menatap datar pria di depannya yang masih enggan melepaskan cengkramannya.
Berangsur kilat amarah di mata Rafa meredup, suaranya kembali melembut. "Itu karena kamu nggak nurut, Suci. Kalau kamu tak ingin melihat aku marah, jangan tolak aku. Ayo temui Umi dan Abangmu. Bilang pada mereka, kita akan menikah!" Meski berkata dengan lembut, pegangan tangannya tetap kuat. Rafa menarik Suci untuk ikut dengannya, namun Suci berusaha berontak tetap bertahan di posisinya.
"Kalau kamu terus memaksa, aku akan berteriak!" Suci mengancam Rafa. Pria yamg diancamnya itu hanya tersenyum menyeringai dengan kilat kemarahan dimatanya. Membuat Suci bergidik takut, seolah melihat Rafa dengan dua kepribadian.
Tiba-tiba keadaan berubah. Sebuah hentakan keras membuat cengkraman Rafa terlepas dan ia pun meringis menahan lengannya yang sakit. Seorang pria tegap datang diwaktu yang tepat.
Cocok sih...pengusaha emas dan pengusaha hotel 😍