Demi melunasi hutang kedua orang tuanya Jingga Anindya rela dinikahi oleh seorang duda yang bernama Raden Satria Wijaya. cucu dari Eyang Putri pemilik perkebunan teh. yang tak lain adalah majikan kedua orang tua Jingga.
____________________
"Kamu adalah istriku Jingga, jadi kamu harus melayaniku dan memenuhi semua kebutuhanku termasuk tidur denganku!" kata Satria dengan geram sambil menahan emosinya.
"Bukankah mas yang bilang kita tidur terpisah dan mas tidak ingin menyentuhku? kenapa sekarang minta dilayani?" Balas Jingga dengan santai.
____________________
Jingga adalah gadis Intovert dan tidak banyak bicara Ia suka menyendiri dikamar dan disibukan dengan belajar. Ia bercita-cita ingin bekerja dikota Jakarta. namun Ia harus mengubur cita-citanya tersebut.
Setelah menikah hidup Jingga berubah drastis. Ia harus menghadapi suaminya yang belum moveon dari mantan istrinya.
Akankah Satria dan Jingga akan jatuh cinta?
Ikuti kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Queenza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 - Kepulangan Jingga ke Indonesia
Satu tahun kemudian ______ Jingga telah sukes menjadi pembisnis muda. Ia sudah selesai dengan kuliahnya dengan gelar S1 lulusan terbaik di Singapura.
Di rumah Mr Wang sedang mengadakan pesta besar untuk merayakan kesuksesan Jingga pesta para pembisnis besar di Singapura. Begitu pun dengan Dylan sudah bertunangan dengan gadis asal China.
Pesta yang di lakukan secara terbuka pun menuai kontroversi dalam kalangan para pembisnis. Banyak wartawan yang meliput dan meminta kesan pesan misi dan visi dari Jingga. Di singapura ia terkenal dengan mendirikan sebuah aplikasi Bank yang cukup di minati oleh masyarakat disana dengan atas nama perusahaan Mr Wang.
Berbeda halnya di Indonesia Aplikasi miliknya berkembang dengan pesat dalam waktu satu tahun dan diterima dengan baik oleh masyarakat disana.
Jingga melihat kesekeliling banyak orang sedang menikmati pestanya ada yang berkaroke dan berdansa. Jingga terlihat sangat cantik Ia memakai gaun silver tanpa lengan dengan kalung mahalnya yang melingkar di lehernya, begitu pun dengan Bracelet yang melingkar dipergelangan tangannya tidak lupa dengan watchnya. rambutnya yang di tata rapi seperti princess Jingga hanya tersenyum tipis dan merasa puas atas kerja kerasnya yang ia rintis dari nol.
Jingga Anindya
"Wow... Miss Jingga ___ lihat dirimu sudah sukses dan menjadi berita hangat dinegara ini, aku bangga sekali kepadamu Adikku" kata Dylan dengan ikut terharu. Saat pertama kali bertemu dengan Jingga. Terlihat gadis sederhana yang begitu banyak beban didalam wajahnya. Dalam waktu dua tahun ia melihat Jingga dengan tampilan yang berbeda terlihat lebih dewasa dan berkelas.
"Bisa saja kau brother, besok sudah waktunya aku kembali, aku sudah kangen sama orang tuaku, apa kamu mau ikut?"
"Boleh sudah lama juga aku tidak pergi ke Indonesia tapi ini special untuk menemanimu terakhir kalinya, tidak tahu nanti karena aku akan menikah."
"Cie... Yang mau punya istri, kamu menikahnya di China ya? Aku tidak bisa datang nanti, karena jadwalku sangat padat."
"Hm.. Tidak apa-apa aku minta doanya saja" balas Dylan.
Jingga mengangguk sambil tersenyum hangat. "Sudah kesana yuk, rupanya Daddy sedang sibuk sekali berbincang dengan temannya."
"Daddy emang gitu, mau kah kau berdansa denganku" kata Dylan. Jingga pun mengangguk. Mereka pun berdansa dengan bahagia. Semua tamu pun melihat kearah Jingga dan Dylan yang sedang berdansa.
Suara tepukan tangan pun terdengar jelas dan sangat keras, pesta yang begitu ramai dan mewah berjalan dengan lancar.
Mereka melanjutkan kembali perbincangannya sambil makan-makan. setelah berdansa Jingga pun berbincang dengan para kolega bisnisnya. Jingga yang tidak banyak bicara kini menjelma sebagai wanita karir yang di kenal banyak orang.
Hari pun semakin larut masih banyak tamu yang sedang menikmati pesta itu. Jingga menghampiri Mr Wang.
"Dad, aku istirahat ya, aku belum berkemas untuk besok pulang ke Indonesia" kata Jingga.
"Baiklah, kamu istirahat duluan. tamu biarkan saja" balas Mr Wang. Jingga pun mengangguk dan berjalan unutk menuju kamarnya.
"Kepalaku pusing, perutku mual, badanku lemas" gumam Jingga sambil membuka pakaiannya untuk membersihkan diri. Lalu Ia pun memasukan barang yang hendak di bawa untuk pulang Ia membeli oleh-oleh begitu banyak untuk orang tuanya dan Dennis.
***
Bebebeda halnya dengan Satria hari-harinya ia habiskan dengan pekerjaannya. Ia masih di kantor bersama dengan Bayu.
Tok... Tok... Suara pintu Satria di ketuk oleh Nessa yang tak lain adalah istri bayu. "Masuk!" kata Satria sambil menatap laptopnya.
"Ma'af apa ada mas bayu?" tanya Nessa kepada Satria. Ia mengenakan dress transparan yang seperti baju tidur.
"Tidak salah kau mencari suamimu kerunganku!" kata Satria tanpa menoleh kearah Nessa yang sedang berdiri cukup dekat di hadapannya.
"Sialan dia susah sekali untuk di bujuk dan di rayunya, selama setahun aku susah payah mendekatinya namun tidak ada hasilnya, percuma saja menikah dengan Bayu kalau gini akhirnya" batin Nessa dengan penuh kekesalan.
"Kan, aku hanya bertanya. Tadi aku sudah keruangannya tapi tidak ada makanya aku kesini" kata Nessa sambil mendekati Satria.
Satria menatap tajam kearah Nessa lalu Ia melenggang pergi dari ruangannya. Satria tampak kesal dan risih melihat istri asistennya yang selalu mendekati dirinya.
"Seandainya dia bukan istri temanku sudah aku lenyapkan!" gumam Satria sambil memasuki mobilnya lalu pergi.
"Ahhh... Sialan ____ Awas kau Satria aku akan melakukan hal yang lebih gila, lihat saja kau akan menjadi milikku! Selama ini aku sudah sabar tapi kini sudah tidak lagi!"
Nessa pun pergi dari ruangan Satria. Ia bertemu dengan bayu. "Hai kamu disini?" tanya Bayu dengan tersenyum hangat.
"Ya aku mencarimu ini sudah malam ayo kita pulang" kata Nessa dengan kesal.
Bayu pun menarik Nessa dan memepetnya di dinding Bayu begitu terangsang yang melihat Nessa memakai baju sexy ia pikir istrinya memakai baju itu untuk menyenangkan dirinya.
"Kenapa memakai baju ini, disini? Kalau ada yang melihat bagaimana" bisik Bayu yang hendak mencium Nessa.
"Lepas Bayu ini sudah malam aku lelah" tolak Nessa yang tidak mau didekati oleh suaminya.
Bayu pun menghela napasnya. "Ya sudah ayo pulang" kata Bayu dengan lemas.
"Susah sekali untuk bermesraan dengan istriku sendiri, dia bilang mencintaiku tapi seolah-olah dia tidak mau kalau didekati" batin Bayu sambil berjalan untuk menuju mobinya.
***
Keesokan harinya. Jingga dan Dylan sudah tiba di Indonesia mereka sedang dalam perjalanan untuk menuju rumah orang tua Jingga.
"Wah, Jingga desa ini begitu Asri ya banyak perkebunan di sekelilingnya udaranya pun begitu sejuk" kata Dylan dengan kagum.
"Hm.. Ya, dan perkebunan itu semua milik nenek suamiku" kata Jingga dengan jujur.
"Whaat... Sekaya itu suamimu?"
Jingga hanya mengangguk dengan tersenyum yang di paksakan. Tidak lama kemudian _____ Jingga sampai di rumah kedua orang tuanya.
Jingga keluar dari dalam mobil begitu pun dengan Dylan. Jingga melihat kesekeliling rumahnya. Kakinya terasa lemas dengan air matanya yang mulai berjatuhan. Ia teringat kembali saat masa-masa sulit, sampai ia pernah menghutang di warung tetangganya.
Kehidupan yang tidak mudah ia jalani bahkan sampai di paksa menikah dengan Satria hanya karena untuk melunasi hutang.
"Takdir membawaku sampai sejauh ini dengan rasa sakit hati dan banyak hinaan dan cacian sekarang aku bisa berdiri diatas kakiku sendiri" gumam Jingga lalu mengetuk pintu rumah orang tuannya.
Wina pun membuka pintunya. Ia mematung yang melihat kedua orang. lelaki dan perempuan cantik yang tak lain adalah putrinya sendiri.
"Ji-Jingga _____" Gumam Wina sambil terduduk lemas di lantai.
"Ibu..." Ucap Jingga sambil menangis dan memeluk Wina. Tidak lama kemudian Ayahnya Jingga pun menghampiri Jingga dan istrinya.
"Jingga ya Allah..." pekik Rudi sambil memeluk putrinya.
Dylan hanya diam dan menyaksikan Jingga yang sedang menangis haru dengan keluarganya.
"Ayah, Ibu. kenalin ini Dylan kakak angkatku dari Singapura" ucap Jingga yang memperkenalkan Dylan.
"Hallo Uncle, Aunty saya Dylan." sapa Dylan dengan ramah dan sopan.
"Hallo Dylan.. Ayo masuk" kata Wina sambil merangkul Jingga.
"Selama ini kamu kemana saja nak, Suamimu begitu khawatir mencarimu bahkan dia sering menginap disini."
"Aku kerja bu di tempat Daddynya Dylan. Ibu aku mohon jangan bahas mas Satria dulu" pinta Jingga.
Wina dan Rudi pun saling memandang dan mengangguk paham. "Baik lah, apa kalian lelah, atau lapar?"
"Tidak bu, sebentar lagi aku akan pergi dulu bersama Dylan ada jumpa pers nanti aku kembali lagi, Ibu gimana sehat?"
"Hm... Ibu selalu kepikiran denganmu dan Satria yang sudah seperti orang gila" kata Wina.
"Ini nak, minumlah dulu" kata Rudi yang memberikan air teh tawar hangat untuk Jingga dan Dylan.
"Terima kasih" ucap Dylan lalu meminum air itu. Dylan merasakan minuman yang sebelumnya belum pernah ia minum.
"Enak kan, ini teh tawar, dan ini hasil teh yang kamu lihat tadi di jalan, teh ini sangat populer bahkan sampai export keluar negri, ini teh hijau dan banyak manfaatnya.
"Wow... Jingga bagus sekali, aku pernah meneliti tentang teh ini, nanti aku kembali ke negaraku aku mau bawa ya, boleh kan?"
"Tentu saja boleh, kamu bisa membawa sebanyak apa pun yang kamu mau nanti Ibu belikan" sambung Wina.
"Terima kasih bu" balas Dylan sambil melihat jam di pergelangan tanganya. "Jingga ayo kita ke Jakarta dulu satu jam lagi pesawatnya take off" kata Dylan.
"Baiklah, Ayah, Ibu. aku jalan dulu nanti aku pulang" ucap Jingga lalu pergi sambil menggandeng tangan Dylan.
"Dia seperti adik kakak sungguhan" gumam Wina dengan bahagia.
***
Beberapa jam kemudian. ______ Jingga dan Dylan sudah berada di Jakarta untuk menjumpai pers untuk mengumumkan tentang aplikasinya yang sedang viral di kalangan Masyarakat.
Banyak media yang tengah meliputnya. Dan banyak pertanya'an-pertanya'an yang ditanyakan para wartawan. karena selama ini Aplikasi itu tidak diketahui sang pemiliknya.
***
Di kediaman Eyang putri. di ruang tv. Dennis sedang bermain bersama anak lelaki yang masih berumur 7 bulan. yang tak lain adalah anak Arya dan Gea.
"Ahh.. Jangan dimakan!" pekik Dennis yang melihat Zyan hendak memakan mainannya.
"Ada apa Dennis?" kata Eyang sambil melihat buku resep.
"Eyang dia mau makan mainan itu" seru Dennis sambil mengambil mainannya.
"Zyan come sama Papa" kata Arya sambil mengangkat tubuh putranya.
Tiba-tiba di tv ada pemberitaan Jingga. Dennis pun menoleh kearah Tv.
"Mbak... Jingga..." pekik Dennis dengan keras.
Semuanya pun menoleh kearah tv. "Oh iya itu Jinggaku" Seru Eyang.
Brugh... Suara pintu tertutup semuanya pun menoleh. Mereka melihat Satria sedang berjalan terburu-buru sambil memakai jam tangannya lalu pergi menaiki mobilnya.
yukk bang aku belajarin gimana jadi romantis 🤣🤣🤣
akhirnya meleleh juga ya mb jingga 😍😍😍
akhirnya sama sama bucin 😍😍😍
pasangan yang bener bener saling mencintai 😍😍
kita mah bagian nyengir nyengir aja 🤣🤣🤣
salah kamu sendiri sudah mengusik singa jantan yang lagi kasmaran
akhirnya jadi metong kan 🤭
co cwettt banget calon daddy satu ini
suami nya miss jingga 😍😍😍