Gaharu Raga Argantara, harus pasrah menerima hukuman dari Papinya. Raga harus tinggal di desa tempat tinggal Kakek Nenek nya selama 6 bulan.
Dan ternyata disana ia terpikat oleh gadis cantik, sekaligus putri dari supir keluarga nya di kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tiga sekaligus
***
Dari semalam Raga memikirkan perkataan Maminya, benar kalau ia terus menghindar masalah nya tidak akan selesai. Walaupun Raga sendiri juga bingung masalah nya apa?.
Sebenarnya tidak terlalu berat, rasa sakti Raga perlahan sudah hilang. Bukan berarti ia mau berhubungan baik dengan dokter Nisa.
Seperti nya mulai sekarang ia akan bersikap bodo amat kalau bertemu dengan dokter Nisa, di tanya jawab seadanya.
Raga belum berangkat ke kandang ataupun ke tempat produksi keripik, ia sedang membantu memasukan beberapa barang yang akan di bawa ke Jakarta.
setiap ke berkunjung Bu Lena akan membawa banyak makanan dan beberapa barang untuk orang tuanya, begitu juga saat mereka akan kembali ke Jakarta, kek Dani dan nek intan pasti bakalan sibuk juga menyiapkan makanan untuk di bawa ke Jakarta.
Kalau yang di bawa dari Jakarta banyak, biasanya nek intan akan meminta bi eni untuk di bagikan kepada tetangga. kalau Bu Lena bukan ke tetangga tapi kepada para art dan satpam yang kerja di rumahnya.
“Nanti kalau kesini lagi macbook aku ya.” ucap Raga.
“Lho, memangnya gak dibawa?” tanya Bu Lena.
“Dibawa, tapi yang satunya. salah bawa malah bawa yang udah mulai ngelag.” jawab Raga.
“Nanti di bawa kalau kesini lagi.” ucap Maminya.
setelah semua barang-barang di masukan ke dalam bagasi mobil, mereka berpamitan dan berjanji akan berkunjung lagi nanti saat Sasa ulang tahun sekitar 2 minggu lagi.
Setelah keluarganya pergi, Raga memanaskan motor nya. Ia akan pergi ke tempat produksi keripik, sebentar lagi pasti yang kerja akan datang, soalnya sudah jam delapan kurang sepuluh menit.
“Hari ini gak usah ke kandang ya, tapi nyusul ke sawah.” ucap kek Dani.
“Mau ngapain?” tanya Raga.
“Ya panen, kamu disana nya lama gak?” tanya balik kek Dani.
“Nggak, paling cuma sejam.” jawab Raga.
“Kalau gitu nanti susul ke sawah.”
“Dimana sawah nya?” tanya Raga.
Kek Dani menatap heran cucunya. “Bukannya pernah kesana ya?”
Raga menggelengkan kepalanya. “Belum, pernah nya juga ke kebun bukan ke sawah, pernah ke sawah tapi udah di panen tinggal di tanam lagi.” jawab Raga.
“Raga memang belum pernah Mas, kan yang panen sekarang itu di RT 04.” ucap nek intan.
“Iya kah?” gumam Kek Dani.
“Memangnya punya berapa sawah nya?” tanya Raga, ia tidak tahu seberapa luas lahan punya Kakek nya itu.
“gak banyak, masih jauh sama punya juragan Agus.” jawab Kakeknya.
“Kalau belum tahu, nanti jemput nenek dulu.” ucap nek intan.
“Yaudah nanti aku pulang lagi jemput nenek.” balas Raga.
.
Raga sudah berada di rumah produksi, dari hasil kemarin ada beberapa pak keripik singkong untuk siap di kirim ke toko-toko oleh-oleh yang sebelum nya sudah Raga urus.
untuk hari ini mereka akan fokus ke pisang, setiap harinya akan begitu. silih bergantian, kalau sudah ramai Raga akan membuang jasa online, bisa di pesan lewat aplikasi belanja online.
untung pengiriman nya akan di lakukan nanti siang sekitar jam tiga sore, kalau awal-awal usaha begini semangat nya masih membara, ia ingin mengantarkan sendiri. Entah kalau sudah lama, pasti ia akan nyuruh orang.
Hanya satu jam sesuai perkataan nya tadi, ia akan menjemput nenek nya untuk pergi ke sawah.
Raga sudah berjanji kepada dirinya sendiri, kalau sekarang tiba-tiba ketemu dokter Nisa, ia tidak akan putar balik.
beberapa menit kemudian, Raga sudah sampai di rumah. Kebetulan sekali neneknya datang dari arah belakang sambil membawa dua rantang.
“banyak amat nek bawa rantang nya.” ucap Raga mengambil dua rantang tersebut dari tangan neneknya agar neneknya mudah untuk naik motor nya.
“Soalnya yang kerjanya ada 4 orang.” balas nek intan naik ke atas motor. mengambil alih lagi dua rantang nya itu, raga sempat ingin menaruhnya di bagian depan, tapi kata neneknya takut jatuh. lebih baik di pegang dua-duanya oleh beliau.
“Padahal tinggal beli aja, gak perlu repot-repot masak.” ucap Raga.
“lupa nenek, gak kepikiran.” ucap neneknya. “Nanti mampir dulu ke warung ya, nenek mau beli beberapa kue” pinta nek intan.
“Iya.”
Nek intan bertugas memberikan petunjuk kepada Raga, harus pakai jalan mana agar bisa sampai ke sawah.
Ternyata jalannya sama seperti mau ke kandang, cuma kalau mau ke kandang belok kanan, kalau ke sawah belok kiri.
Mereka sudah sampai, baru jam sembilan lebih beberapa menit. Jadi tidak langsung makan, kata neneknya mereka akan makan nanti di jam setengah dua belas siang.
Raga menatap kagum hamparan sawah di depan matanya, sangat luas dengan pemandangan hijau nya sawah.
“Ini punya Kakek ada berapa kotak?” tanya Raga.
“Tuh cuma empat. Sisanya punya juragan Agus sama beberapa warga sekitar.” jawab Nek intan.
Raga mulai ikut membantu memotong padi, awalnya ia kesusahan tapi lambat lambat laun akhirnya bisa juga.
sementara nek Intan hanya duduk santai di saung dekat sana, mau bantu juga di larang keras oleh suami dan cucunya.
Beberapa menit kemudian, Raga memilih untuk selesai. Ia mengambil hpnya yang ada di sakunya untung melihat jam berapa, ternyata sudah jam setengah dua belas kurang lima menit.
nek intan sudah membuka rantangnya, untuk makannya mereka akan menggunakan kertas nasi yang sudah di bawa oleh nek Intan.
Di jam setengah dua belas tepat, para para pekerja menghentikan pekerjaan nya dan bersiap untuk makan siang.
raga melihat masakan yang di bawa neneknya, ternyata ada telur balado, jengkol goreng, kerupuk, ikan asin, tumis capcay, sambal, sama timun.
Rasanya Raga ingin makan jengkol, tapi takut bau. Jadi ia tahan, mungkin nanti pas makan malam ia akan mencoba memakan nya.
Setelah selesai makan, mereka tidak melanjutkan pekerjaan nya. mereka akan pulang dulu untuk mandi dan shalat, sebagian padi yang sudah di masukan ke dalam karung akan di bawa ke rumah kek Dani.
Sisanya yang belum selesai akan di lanjut nanti di jam satu siang.
*
Sekitar jam setengah enam sore Raga memberhentikan mobilnya di depan masjid, ia akan shalat magrib dulu disana sebelum pulang. Raga baru selesai mengirim beberapa dus keripik ke toko-toko oleh-oleh.
karena masih ada waktu setengah jam lagi, raga melipir dulu ke warung untuk membeli minum.
Tapi, ada sedikit keterkejutan saat ia baru saja ingin membayar. Raga melihat ada dokter Nisa yang sedang makan, ada Naura yang baru keluar dari warung tersebut membawa piring yang sudah di isi, dan ada Bulan yang baru saja datang.
paling bener sih raga sama bulan