NovelToon NovelToon
Siapa Aku ? Fresha/ Sha Legenda Sang Idola

Siapa Aku ? Fresha/ Sha Legenda Sang Idola

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:743
Nilai: 5
Nama Author: Lingga Mn

Fresha seorang gadis lugu, kurang percaya diri yang viral mirip Sha Artis legend yang telah meninggal 20 tahun.
Setelah kacamata Fresha terlepas maka tanpa sadar Fresha jadi Sha, yang percayadiri , aura bintang dia mulai muncul.
Fresha bisa tahu masa lalu Sha Sangat Legenda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lingga Mn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tingkah Fresha Yang Aneh.

Di depan pintu rumah Bunda Fatma, bagai adegan yang diatur oleh takdir, Fresha terpaku. Matanya terpaku pada sosok renta yang duduk di kursi roda, sosok yang memancarkan aura kelembutan dan kesedihan yang mendalam. Tanpa sadar, kakinya bergerak sendiri, menariknya mendekat, mendekat, hingga ia berlari.

"Moms..." bisik Fresha, suara itu lolos begitu saja dari bibirnya, seperti bisikan jiwa yang telah lama terpendam. Ia menerjang, memeluk erat tubuh ringkih Bunda Fatma, menyalurkan kerinduan yang tak ia pahami asalnya.

Kemudian, dengan gerakan yang begitu alami, begitu Sha, ia mencium dahi Bunda Fatma, lalu kedua pipinya bergantian. Sebuah ritual kasih sayang yang telah lama hilang, kini hadir kembali, membangkitkan kenangan yang menyakitkan sekaligus membahagiakan.

Dan puncaknya, Fresha berdiri tegak, tubuhnya tegap dalam posisi hormat, matanya berkaca-kaca menatap Bunda Fatma. "Hormat pada Moms! Fresha kembali!" ucapnya lantang, namun di balik ketegasan itu, tersirat kebingungan dan kerentanan yang mendalam.

Waktu seolah berhenti berputar. Semua mata tertuju pada Fresha, terpaku dalam kebingungan dan keterkejutan. Lidia, dengan kerutan di dahinya, menatap Fresha seolah melihat orang asing. Zheshe, meskipun terkejut, mencoba menyembunyikan kebingungannya di balik senyum tipis.

Namun, bagi Gea, Akbar, dan terutama Bunda Fatma, adegan itu adalah dejavu yang menyayat hati. Itu adalah Sha... Sha yang kembali, meskipun hanya sekelebat. Itu adalah kebiasaan Sha, sapaan khasnya yang selalu membuat hati Bunda Fatma menghangat.

Air mata Bunda Fatma mengalir deras, membasahi pipinya yang keriput. Ia membalas pelukan Fresha dengan erat, seolah takut kehilangan momen itu. Tangannya gemetar, membelai rambut Fresha dengan penuh kasih sayang.

Gea dan Akbar saling bertukar pandang, mata mereka bertemu dalam keheningan yang penuh makna. Mereka tahu, ini adalah titik balik. Ini adalah bukti bahwa Sha masih ada di dalam diri Fresha, menunggu untuk dibangkitkan.

Namun, mereka juga sadar, situasi ini sangatlah rapuh. Mereka harus berhati-hati, tidak boleh gegabah. Mereka harus melindungi Fresha dari kebingungan dan ketakutan yang mungkin akan menghantuinya.

Di depan pintu rumah Bunda Fatma, Lidia menyaksikan adegan yang selama ini ia coba hindari dengan sekuat tenaga. Fresha, putrinya, menunjukkan sisi dirinya yang lain, sisi yang selama ini terkubur dalam-dalam, sisi yang ia rahasiakan dari dunia.

Lidia menatap Fresha dengan tatapan yang kompleks: cinta, ketakutan, dan penyesalan bercampur menjadi satu. Ia tahu, cepat atau lambat, kebenaran akan terungkap. Namun, ia berharap waktu itu tidak akan pernah tiba.

Dalam hatinya, Lidia berbisik, "Fresha... jangan sekarang, Nak. Mama belum siap. Dunia belum siap."

Air mata tidak bisa ia tahan lagi. Mereka mengalir deras di pipinya, membasahi kerudungnya. Ia tahu, sandiwara ini akan segera berakhir.

Dengan langkah berat, Lidia mendekat dan menyalami Gea, Akbar, dan Bunda Fatma. Ia mencium tangan Bunda Fatma dengan hormat, lalu memeluk Gea dan Akbar sekilas.

"Assalamualaikum, Tante... Gea... Akbar..." sapa Lidia dengan suara bergetar, berusaha menyembunyikan kepanikan di balik nada bicaranya.

"Maafkan Fresha ya, Tante," ucap Lidia, senyumnya pahit. "Dia... memang sedikit... unik."

Di balik kata-katanya yang hati-hati, Lidia menyembunyikan kebenaran yang selama ini ia lindungi. Ia tahu, tindakannya ini salah. Ia tahu, ia telah menyakiti banyak orang. Namun, ia melakukannya demi melindungi putrinya, demi memberinya kesempatan untuk hidup normal.

Setelah saling menyapa, mereka semua masuk ke rumah dan duduk di ruang tamu. Suasana masih terasa canggung dan penuh kehati-hatian. Lidia berusaha untuk tetap tenang dan mengendalikan emosinya,.

Mereka memulai percakapan basa-basi, membahas hal-hal ringan seperti perjalanan, cuaca, dan kabar keluarga. Namun, di balik obrolan yang santai itu, tersimpan pertanyaan-pertanyaan besar yang belum terjawab.

Tiba-tiba, Zheshe memecah keheningan dengan pertanyaan yang menusuk. "Ma, kapan terlaksana acara peringatan hari meninggalnya Tante Sha?" tanyanya dengan nada serius.

Bunda Fatma terdiam sejenak, air matanya mulai menggenang di pelupuk mata. Gea menjawab dengan suara pelan, "Minggu depan, Zheshe."

Saat Gea mengucapkan kata-kata itu, sesuatu yang aneh terjadi. Tanpa sadar, air mata Fresha mulai membasahi pipinya. Ia tidak tahu mengapa ia menangis, ia tidak tahu siapa Sha, tetapi hatinya terasa sakit dan pilu.

Lidia menatap Fresha dengan tatapan khawatir. Ia tahu, putrinya mulai merasakan sesuatu. Ia tahu, kebenaran akan segera terungkap.

Berita tentang Fresha yang berada di rumah Bunda Fatma tersebar dengan cepat melalui media sosial dan dari mulut ke mulut. Para penggemar Sha yang selama ini merindukan idolanya, merasa penasaran dan ingin melihat langsung wajah Fresha, gadis yang disebut-sebut sangat mirip dengan Sha.

Tanpa diduga, rumah Bunda Fatma mulai didatangi oleh puluhan, bahkan ratusan penggemar Sha. Mereka membawa foto-foto Sha, bunga, dan hadiah-hadiah kecil. Mereka berharap bisa bertemu dengan Fresha, meskipun hanya sekilas.

Situasi di depan rumah Bunda Fatma menjadi ramai dan tidak terkendali. Para penggemar Sha berdesakan, berteriak-teriak, dan berusaha untuk masuk ke dalam rumah. Keadaan ini membuat Bunda Fatma, Gea, Akbar, Lidia, dan terutama Fresha merasa tidak nyaman dan tertekan.

Lidia merasa sangat bersalah. Ia tahu, semua ini terjadi karena ia telah menyembunyikan kebenaran tentang Fresha. Ia tahu, ia harus segera bertindak sebelum situasi semakin memburuk.

Melihat situasi yang semakin tidak terkendali, Akbar dan Lidia memutuskan untuk keluar rumah dan menemui para penggemar Sha. Mereka mencoba untuk menenangkan massa yang semakin riuh dan bersemangat.

Akbar maju ke depan, mengangkat kedua tangannya, dan berkata dengan suara lantang, "Assalamualaikum, teman-teman semua. Terima kasih atas perhatian dan cinta kalian kepada Sha. Kami sangat menghargai dukungan kalian."

"Namun, mohon maaf, saat ini Fresha sedang beristirahat dan tidak bisa diganggu. Ia masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru," lanjut Akbar dengan nada yang lebih lembut.

Lidia menambahkan, "Kami mohon pengertiannya. Fresha sangat menghargai dukungan kalian, tapi ia juga membutuhkan privasi dan ketenangan. Kami janji, jika ada kesempatan, kami akan mengatur waktu agar Fresha bisa bertemu dengan kalian."

Para penggemar Sha tampak kecewa dengan penjelasan Akbar dan Lidia. Namun, mereka tetap menghormati permintaan tersebut dan mulai membubarkan diri secara perlahan.

Meskipun situasi sudah mulai mereda, Akbar dan Lidia tahu bahwa masalah ini belum selesai. Mereka harus mencari cara untuk melindungi Fresha dari perhatian publik yang berlebihan, tanpa menyakiti hati para penggemar Sha.

Saat Akbar dan Lidia sedang berbicara dengan para penggemar, tiba-tiba Fresha keluar dari rumah. Kehadirannya sontak membuat para penggemar Sha kembali berteriak histeris.

Fresha tersenyum ramah dan melambaikan tangannya kepada para penggemar. "Teman-teman... para sahabat Sha... juga para fans Fresha..." ucapnya dengan suara lembut. "Terima kasih atas kedatangan kalian. Saya sangat senang bisa bertemu dengan kalian semua."

"Tapi, maaf ya, saya mau istirahat dulu. Saya masih sedikit lelah karena perjalanan jauh," lanjut Fresha dengan nada menyesal. "Nanti sore, kalau saya sudah merasa lebih baik, kita ngumpul lagi, ya?"

Para penggemar Sha menyambut perkataan Fresha dengan gembira. Mereka berjanji akan kembali lagi sore nanti dan memberikan dukungan penuh kepada Fresha.

Di tengah kerumunan, dari kejauhan, dua orang pria sedang memperhatikan Fresha dengan tatapan intens. Mereka adalah Arlano dan Fardan, dan mereka baru saja tiba di desa C.

Arlano, seorang pemuda berusia 17 tahun, seusia dengan Zheshe, menatap Fresha dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada kekaguman, kebingungan, dan mungkin juga sedikit rasa tertarik.

Sementara Fardan, seorang pria berusia sekitar 39 tahun, seusia dengan Gea, menatap Fresha dengan tatapan yang lebih profesional. Sebagai seorang artis terkenal, Fardan memiliki kemampuan untuk membaca karakter seseorang dengan cepat. Ia melihat sesuatu yang istimewa dalam diri Fresha, sesuatu yang membuatnya penasaran.

1
Johana Guarneros
❤️Karakter-karakter dalam cerita ini begitu hidup dan membuatku empati padanya.
Layla
Luar biasa!
Gái đảm
Terima kasih Thor, karena ceritamu aku jadi bisa mimpi indah malam ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!