Sebuah kota yang ditimpa tragedi. Seseorang baru saja membakar habis gedung pengadilan di Withechaple, Inggris. Beruntung tidak ada korban jiwa.
Seorang detektif hebat ditugaskan menangkap sang pencuri Lupin. Waktu yang dimiliki Wang yi semakin terbuang sia-sia. Semakin ia merasa bisa menangkap pencuri Lupin, semakin ia terjebak dalam permainan menyebalkan yang dibuat oleh musuh. Beruntungnya gadis cantik bernama Freya, yang bekerja menyajikan bir untuk para polisi di kedai setempat selalu memberinya motifasi yang unik.
Selama beberapa Minggu, Wang yi menyusun rencana untuk menangkap sang Lupin. Hingga sebuah tugas melindungi mahkota Atlantis tiba di kota itu. Wang yi akhirnya berhasil mengetahui siapa sosok sang Lupin. Namun, ketika sosok itu menunjukan wajahnya, sebuah rahasia gelap ikut terkuak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Anonimity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28 : Bukti Yang Kuat
'Aku tidak pernah berfikir, bahwa hidupku akan berguna bagi orang lain. Aku menjadi detektif karena kupikir itu hal yang keren. Aku menjadi detektif bukan karena ingin membantu orang lain ataupun mengungkap kebenaran. Aku hanya ingin orang-orang menganggapku keren. Tapi, sejak bertemu dengan sang Lupin, aku merasakan sebuah gairah yang tidak ku mengerti. Gairah yang benar-benar membuatku seperti pecandu. Sekaligus, gairah itu menciptakan rasa benci, terutama saat aku tidak pernah berhasil menangkapnya. Aku takut pemikiran orang-orang akan berubah jika aku tidak bisa menangkap pencuri itu.'
'Dan untuk pertama kalinya aku melakukan pertaruhan yang besar dalam hidupku. Aku mempertaruhkan semuanya dan datang ke kota kecil ini. Tujuanku hanya satu, menangkap sang Lupin. Namun, niat itu menciptakan sebuah cabang baru setelah aku mengenal Zhou Shiyu. Gadis itu...gadis cantik yang memakai topeng untuk menutupi balas dendam. Untuk pertama kalinya aku benar-benar mengagumi seseorang. Aku jatuh cinta pada kepribadiannya. Dia tenang, periang, sekaligus menakutkan. Sedikitpun aku tidak melihat ekspresi munafik dari gadis itu. Tindakannya murni karena dendam. Benci karena kematian orang yang di sayanginya. Jika aku berada di posisi yang sama dengannya, aku mungkin akan melakukan hal yang sama. Jadi aku memutuskan untuk menciptakan tujuan lainnya selain tujuan utamaku. Aku memiliki Firasat, ketika tujuan menyimpang ini berhasil aku selesaikan, rahasia tentang siapa sang Lupin akan terbongkar'
"Dia bilang ada ruang rahasia di kamar ini..." Wang Yi berkeliling mengamati sudut kamar Zhou Shiyu. Seperti yang gadis itu katakan, ada sebuah rak buku di samping ruangan. Wang Yi mencari buku dengan judul 'Aquarius', buku bersampul biru tua dengan gambar gadis yang menuangkan air dari kendi. Wang Yi berfikir apakah Zhou Shiyu memiliki zodiak yang sama dengan judul buku ini? tapi dari kepribadiannya, dia seperti lebih ke arah Aries.
Wang membuka halaman seratus seperti yang di katakan Zhou Shiyu, kalau kunci untuk membuka ruang rahasia itu berada di halaman tersebut. Di halaman itu memiliki ruang cekung, dan di sanalah sebuah kunci berwarna emas di simpan. Wang Yi mengambil kunci tersebut dan menaruh kembali buku itu ke tempatnya semula. Sekarang Wang Yi mencoba mengingat instruksi kedua yang dikatakan Zhou Shiyu.
"Ah! Iya, lemari itu..." Wang Yi menggeser lemari kecil di tembok samping lainnya. Lemari itu terbuat dari kayu jati dengan ukiran yang indah, tapi tidak terlalu berat saat Wang Yi menggesernya. Dibaliknya memang ada ruang untuk kunci. Wang Yi memasukkan kunci itu kedalam sana, seketika tembok dinding berputar selayaknya ruangan rahasia di dalam kastil.
"Aku sering menemukan ruang rahasia seperti ini, tapi menurutku ini yang paling keren." Gumam Wang Yi.
Wang Yi menyalakan lampu melalui tombol yang ada di dekat dinding dan melangkah masuk. Ruangan itu sempit, tapi cukup luas untuk dua orang berdiri. Dindingnya terbuat dari batu bata tua yang sudah dipenuhi lumut kering. Udara di dalam ruangan terasa dingin dan berdebu. Di pojok, ada meja kayu dengan beberapa map yang tersusun rapi. Ia mendekat. Map-map itu ditandai dengan nama-nama pejabat pemerintah di kota ini. Wang Yi membuka satu map acak. Di dalamnya ada foto beberapa orang berpakaian seragam, namun wajah mereka sudah diburamkan dengan spidol hitam. Di balik foto itu, ada tulisan tangan yang tampaknya milik Zhou Shiyu. Tulisan itu berisi catatan pendek tentang seseorang bernama 'Gito'.
"Gito? Bukankah dia sang Wali Kota?" Wang Yi membaca cepat. Matanya membesar setelah membaca kebenaran dari semua itu. Wang Yi menarik napas dalam-dalam. Ia menatap sekeliling ruangan itu sekali lagi. Di dinding belakang, terdapat papan besar yang berisi potongan artikel, foto orang-orang yang mungkin terlibat dan peta kota dengan tanda merah di beberapa titik. Salah satunya menunjukkan lokasi rumah sakit yang sudah menjadi reruntuhan.
Ia menatapnya lama. "Jadi, kau menyelidikinya sampai sejauh ini, Zhou Shiyu…" gumamnya pelan.
Wang Yi menyalakan kamera di ponselnya dan mulai memotret isi papan itu satu per satu. Ia tahu, ruangan ini adalah inti dari semua yang disembunyikan gadis itu. Semua potongan informasi, semua motif balas dendam, semua yang membuat Zhou Shiyu terus hidup meski dikejar oleh bayang-bayang masa lalu.
Ketika ia hendak meninggalkan ruangan, sesuatu menarik perhatiannya. Sebuah kotak logam kecil terselip di bawah meja. Ia menunduk, menariknya keluar. Kotak itu terkunci dengan kode angka empat digit. Di atasnya tertulis 'Untuk saat semuanya sudah berakhir.'
Wang Yi menatap kotak itu lama. Ia tidak tahu kode yang dimaksud, dan ia tahu membuka secara paksa bisa menghancurkan isinya. Tapi kemudian ia ingat Zhou Shiyu pernah mengatakan tanggal kelahirannya secara tiba-tiba. Awalnya Wang Yi berfikir kalau gadis itu hanya ingin diberi hadiah saat ulang tahunnya. Tapi jika di pikir lagi, itu terlalu mencurigakan untuk seorang gadis mengatakan tanggal ulang tahunnya pada orang baru.
Wang Yi mencoba keberuntungannya dengan memasukan tanggal lahir Zhou Shiyu. Dan ternyata memang itu kata kuncinya. Kotak itu terbuka. Didalamnya terdapat dokumen lain yang berdebu. Wang Yi mengambil dokumen itu dan membaca isinya. Setelah membaca secara saksama, ia kembali terbelalak.
"Dokumen ini...sangat kuat untuk menjatuhkan seseorang." Gumam Wang Yi.
Ia keluar dari ruang rahasia, memutar kembali dindingnya ke posisi semula, dan duduk di tepi ranjang Zhou Shiyu. Matanya menatap kosong ke arah jendela yang masih tertutup tirai kelabu. "Zhou." katanya pelan. "Aku tidak tahu kalau kau sangat menderita."
Di luar kamar, suara sirene samar terdengar dari kejauhan. Wang Yi tahu, untuk mengerti siapa Zhou Shiyu sebenarnya, ia gadis yang penuh dengan prioritas.
Wang Yi kembali menemui Zhou Shiyu di sel. Ia hanya menyapa Frank secara singkat. Pria tua itu seperti tidak ada pekerjaan dan hanya diam di dalam kantor. Zhou Shiyu masih berkutat dengan bukunya. Mungkin hanya itu yang bisa dia lakukan di dalam sel sempit ini. Wang Yi mendekatinya lalu duduk di samping Zhou Shiyu. Zhou Shiyu tidak menoleh, tapi ia menyandarkan kepalanya pada pundak Wang Yi, seolah ia tahu kalau Wang Yi akan segera menemuinya.
"Selain Wali Kota, apa yang terjadi pada orang-orang di foto itu?" Tanya Wang Yi.
"Merek semua sudah mati?" Balas Zhou Shiyu.
"Kau yang membunuhnya?"
Zhou Shiyu menggeleng, "Aku tidak memiliki kekuatan untuk melakukan itu. Alam semesta yang melakukannya. Orang-orang yang berada di foto itu mati satu persatu dengan cara yang berbeda. Kecelakaan, penyakit, pembunuhan di luar kota. Dan hanya tersisa Wali kota bajingan itu."
"Bukti di dalam dokumen itu sudah sangat kuat, tapi kenapa kau tidak langsung menuntut?" Tanya Wang Yi.
"Satu-satunya hukum yang tidak bisa dibeli dengan uang hanya hukum rimba. Hukum rimba menetapkan dimana yang kuat yang menjadi pemenang. Sedangkan untuk hukum negara dan parlementer, bisa dibeli dengan mudah selama memiliki uang. Kau mengerti maksudku, kan?" Tanya Zhou Shiyu.
"Ya, aku paham. Jangan khawatir, semuanya akan segera selesai." Ucap Wang Yi.