Alina seorang wanita muda yang harus menerima kehancuran rumah tangganya karena ulah suami dan ibu tirinya yang suka bermain di belakang. 
Selama ini dia sudah menganggap bu Nurma seperti ibu kandungnya sendiri tapi ternyata wanita itu malah mengambil suaminya. 
"Emmhhh Rizal... Tambah lagi ya pompanya" Ucap Nurma sambil memejamkan matanya. 
"Suka ya sayang?" Tanya Rizal dan menambah ritme pompaannya sesuai dengan permintaan Bu Nurma. 
Mau tahu kisah mereka bertiga selanjutnya? baca terus novel ini ya kak, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34: gak tahu malu
“Langsung aja kita beresin ini di dalam, biar rumahnya gak kosong melompong kayak gini” Ucap Nurma pada Rizal saat mereka sudah tiba di kontrakannya.
“Iya sayang, ayo kita kerjakan bersama-sama biar segera beres” Jawab Rizal dan mulai menurunkan barang-barang yang di ambil tadi di pick up.
“Tolong bantuin sekalian bawa ke dalam ya mas, nanti ongkosnya saya tambahin” Ucap Rizal pada sopir pick up.
“Siap mas” Jawabnya.
Kini mereka berdua mulai memasukkan barang-barang ke dalam rumah serta meletakkannya di tempat yang semestinya.
Seperti rak piring ya di taruh di dapur, Nurma menata piring-piring yang ada di dalam kardus ke rak itu.
Selama satu jam an akhirnya mereka sudah selesai memindahkan barang-barang ke dalam kontrakan mereka.
“Terimakasih banyak ya mas, ini uangnya sesuai kesepakatan dan saya kasih lebih dua ratus ribu ongkos mas nya bantuin saya nata barang” Ucap Rizal dan memberikan beberapa lembar ratusan ribu pada sopir pick up.
“Sama-sama mas, saya juga terimakasih banyak sudah di beri job sore ini. kalau gitu saya permisi pulang dulu mari” jawab Sopir pick up dan keluar dari kontrakan Rizal.
Setelah mobil pick up itu pergi dari halaman kontrakannya, Nurma segera mendekat ke kekasihnya itu.
“Ada apa sayang?” Tanya Rizal.
“Laper sayang, beli makanan di luar yuk. Sekalian belanja buat masak besok” Jawab Nurma.
“Iya sayang aku mandi dulu ya” Ucap Rizal
“Oke aku ikut boleh gak?” Tanya Nurma.
“Mau mandi bareng? Boleh banget dong sayang” Jawab Rizal dan langsung menggendong tub-uh Nurma ala bridal style ke dalam kamar mandi yang ada di sebelah dapur.
Di rumah kontrakan mereka cuma ada satu kamar mandi dan itu letaknya ada di sebelah dapur.
“Lep4sin bajuku dong sayang” pinta Rizal pada Nurma.
“Iya sayang” Jawab Nurma dan mulai melepaskan pakaian yang melekat pada tub-uh Rizal.
Perlahan tapi pasti kini keduanya sudah sama-sama tel-njang bulat.
Nurma mendekat ke arah Rizal dan berjongkok di bawahnya, dengan segera tangannya mulai bermain dengan mainan yang ada di sana.
“Emhhh sayang...” Ucap Rizal
“Kenapa hem?” Tanya Nurma dengan mendongak ke atas.
Bahkan Nurma memainkan barang berharga itu kini seperti makan permen lolipop yang membuat Rizal jadi merem melek tak karuan.
“Nikmati saja ya sayang, aku akan memberikan servise untuk mu malam ini” Ucap Nurma dan langsung melakukan apa yang seharusnya dia lakukan sambil sesekali melihat wajah Rizal.
Nurma sangat suka melihat ekspresi Rizal yang keenakan seperti ini. Apalagi saat Rizal merem melek sambil meracau tak karuan seperti ini.
“Hmmmm aaahh a- aku mau keluar sayaang...”. Teriak Rizal dan menyemburkan air tidak baik seperti lava pada mulut sang kekasih.
“Uhh lega makasih sayang” Ucap Rizal dan mencium kening Nurma.
“Sama-sama sayang, ayo kita segera selesaikan mandinya” Jawab Nurma setelah menelan lava tadi.
“Kamu gak mau aku puaskan dulu hem?” Tanya Rizal dan menciumi pipi Nurma.
“Nanti saja sayang, aku udah laper banget sekarang. Mending kita mandi terus cari makan ya” Jawab Nurma.
“Gitu?” Tanya Rizal.
“Iya sayang, maaf bukannya gak mau melayani tapi emang lagi laper banget” Jawab Nurma dan bersandar pada dada Rizal.
“Oke sayang, nanti kamu akan aku makan sampai pagi” Bisik Rizal dan meng-igit daun telingan Nurma.
“Aww iya sayang” Jawab Nurma dan mulai menyabuni tu-buh Rizal dengan sabun cair miliknya.
Mereka berdua saling bergantian memandikan, hingga jadwal mandi mereka selesai tepat jam delapan malam.
“Hmm seger..” Ucap Rizal dan mengambil pakaiannya yang sudah di masukkan lemari oleh Nurma.
“Pakai yang kaos hitam itu saja sayang” Ucap Nurma dengan menunjuk kaos lengan pendek di depan Rizal.
“Siapp sayangku” Jawab Rizal dan mengambil kaos tersebut serta langsung memakainya.
Sedangkan Nurma memakai celana putih dan kaos berwarna hitam tak lupa rambutnya dia kuncir kuda layaknya anak muda jaman sekarang.
Tapi meskipun usianya sudah di atas tiga puluh body Nurma tak kalah jauh dengan wanita dua puluh tahunan.
“Cantik sekali kamu sayang” Ucap Rizal.
“Iya dong, pacar siapa dulu” Jawab Nurma.
“Kamu pacarku dan hanya milikku, ayo mau makan apa kita?” Tanya Rizal.
“Kita makan nasi goreng kambing saja yuk, yang ada di dekat alun-alun kota” Jawab Nurma.
“Iya sayang” Jawab Rizal dan melajukan mobilnya ke arah alun-alun kota.
Beberapa saat kemudian mereka sudah tiba di alun-alun, Nurma dan Rizal segera turun dari mobil.
Mereka berjalan ke arah nasi goreng yang selalu ramai pembeli karena rasanya yang enak dan harga ramah di kantong.
“Rame juga” Gumam Rizal.
“Ya karena rasanya enak, jadi rame sayang. Ayo kita segera kesana” Ajak Nurma.
Rizal mengangguk dan kini mereka tengah menunggu makanan mereka datang.
Tadi Rizal langsung memesan dua porsi nasi goreng kambing dan es jeruk.
Beberapa saat kemudian makanan mereka sudah tiba di depannya, mereka berdua segera makan nasi goreng yang masih panas di depannya.
Saat mereka tengah asyik menikmati makanannya datanglah Niken dan Lukman, mereka baru saja selesai memesan nasi goreng.
“Zal, lagi makan” sapa Lukman.
“Eh iya ini Man, udah dari tadi?” Tanya Rizal.
“Baru aja dateng, ini baru pesen sih. Gue duduk di sini ya soalnya yang lain penuh” Jawab Lukman.
“Iya silahkan duduk saja” Jawab Rizal.
Niken sedari tadi hanya melirik sinis pada Rizal, bahkan dia tak menyapa Nurma.
Padahal biasanya mereka saling bertegur sapa apalagi Nurma kan ibu tiri sahabatnya.
“Mas mending makanan kita di bungkus aja deh” Ucap Niken pada Lukman.
“Loh kenapa sayang?” Tanya Lukman.
“Malas saja lihat pengkhianat” Jawab Niken.
Nurma langsung mengangkat wajahnya dan menatap Niken dengan sengit.
“Jangan gitu sayang, kasihan abang penjualnya tuh udah di antar kesini” Ucap Lukman dan pandangannya tertuju pada pelayan yang membawa pesanan mereka.
Niken hanya bisa menggerutu dalam hati bisa-bisanya saat lapar begini malah ketemu duo pengkhianat itu.
“Makan saja jangan hiraukan mereka, anggap saja gak kenal” Bisik Lukman dan mengusap pelan pucuk kepala Niken.
Niken hanya bisa mengangguk dan menikmati makanan di depannya.
“Lapar ya tinggal makan aja, ngapain juga masih mau minta bungkus segala aneh” Sindir Nurma.
Niken hanya mengabaikan ucapan Nurma dan tetap menikmati makanan di depannya.
“Sayang, ayo kita segera pergi. Aku mau belanja ini takutnya nanti tutup supermarketnya” Ucap Nurma pada Rizal.
“Iya sayang kita ke supermarket yang ada di dekat rumah saja ya” Jawab Rizal.
“Iya sayang, lagian di sini bikin badmood soalnya” ucap Nurma dan melirik ke arah Niken.
Akhirnya Nurma dan Rizal meninggalkan warung nasi goreng lalu segera menuju ke supermarket yang ada di dekat rumah lama Rizal.
Seharusnya sih Nurma malu, tapi namanya "muka tembok" jadi biarpun dia yang bikin salah ya..... gak merasa tuh