NovelToon NovelToon
Menolak Miskin Di Dunia Lain

Menolak Miskin Di Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Bepergian untuk menjadi kaya / Harem / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: MuTaz

Aku yang selama ini gila kerjaan, saat ini juga akan angkat kaki dari dunia kerja untuk menikmati kekayaanku. Aku sudah menyia-nyiakan masa mudaku dan kini usiaku bahkan sudah 45 tahun namun masih belum menikah juga karena terlalu sibuk mencari harta.

"Aku sungguh menyesal hidup hanya mendekam di ruang operasi!" Seketika mataku berkunang-kunang lalu..

'Klap'.

"Argh... uangku! Hidup mewahku! Dimana kalian semua."

Untuk kelanjutannya, yuk ikuti perjalanan ku di dunia lain untuk mendapatkan kembali harta, tahta dan lelaki tampan.

Lelaki tampan manakah yang akan ku pilih dan lelaki tampan mana yang kalian pilih?



Info ~

Karya yang saya buat ini hanya untuk hiburan semata dan berdasar pada karangan imajinasi penulis MuTaz. Saya membagikan hasil karya ini agar pembaca bisa menikmatinya.

Selamat membaca.. dan salam kenal..

Terimakasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MuTaz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bencana Kelaparan

Baru satu hari berlalu bencana kelaparan pun terjadi. Bahan pangan yang tersisa di kediaman Klan Asran pun tidak bisa mencukupi kebutuhan semua warga di Wilayah Selatan ini.

Ketua Klan segera mengambil keputusan untuk memesan bahan pangan dari wilayah lain, namun untuk sampai kemari membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu satu minggu. Itupun dengan melewati rute tercepat. Kendaraan pengangkut di sini hanya menggunakan sebuah gerobak yang biasanya ditarik dengan kerbau. Jika ingin lebih cepat bisa menggunakan gerobak yang ditarik dengan seekor kuda namun biayanya jauh lebih mahal.

"Em.. aku penasaran dengan seberapa cepat para ahli beladiri jika berlari dengan seluruh kekuatannya?" Ucapku yang kini sedang berjalan beriringan dengan Bara.

"Tergantung kekuatan yang dimilikinya, di sini ahli beladiri terbagi menjadi lima tingkatan beladiri." Ucap Bara.

"Kalau aku, di urutan ke berapa?" Tanyaku penasaran.

"Kamu baru mau memasuki tingkat ke lima. Dasar beladiri saja kamu belum mempelajari semuanya." Ucap Bara.

"Hah, sebegitu jauhkah jarak kekuatanku?" Ucapku tidak percaya.

"Bahkan dengan kekuatanmu saat ini masih belum ada apa - apanya dengan yang sudah memasuki tingkat ke lima." Ucap Bara.

Aku merasa sedih, walaupun sudah berlatih begitu keras namun ternyata kekuatanku masih belum memasuki tingkatan ahli beladiri.

"Hey sistem, apa selama ini kamu sudah membohongiku?" Gumamku dalam hati.

Sistem tidak memberikan respon apapun.

"Jahat, berani-beraninya kamu menipuku." Gumamku lagi.

"Jika kamu mau, biar aku berikan kamu surat rekomendasi untuk belajar di akademi." Ucap Bara.

"Em.. tidak perlu, aku terlalu malas untuk belajar. Aku lebih suka menikmati hidupku." Ucapku.

"Baiklah jika itu maumu." Ucap Bara sambil menatapku.

"Untuk apa aku ke akademi, misiku bukan menjadi orang terkuat tetapi untuk menjadi orang terkaya dan menikmati hidup dengan bahagia." Gumamku dalam hati.

"Kenapa ahli beladiri tidak turun tangan saja ikut mengangkut bahan pangan itu dengan berlari pasti akan lebih cepat tiba." Celetukku.

"Hm.. kenapa tidak ada yang terfikirkan hal itu. Biar aku laporkan usulanmu ke pada Ketua Klan." Ucap Bara.

"E-eh.. yang benar saja, aku hanya asal bicara." Ucapku gugup.

"Rayna, ini sedikit bayaran untuk kerja kerasmu. Sisanya akan aku berikan nanti." Ucap Bara sambil menyerahkan sekantung uang emas padaku.

"Hi.. bisa - bisanya omong kosongku ditanggapi dengan serius." Ucapku.

...----------------...

"Ayo-ayo-ayo, mari ke sini.. kami menyediakan makanan lezat. Silahkan dibeli..." Ucap seorang lelaki paruh baya sambil menjajakan dagangannya di atas meja.

"Berapa harga roti yang anda jual Tuan?"¹

"Harganya hanya sepuluh tembaga saja." Ucapnya lagi.

"Hah, kenapa mahal sekali?"¹

"Berikan roti itu padaku dengan harga murah Tuan."²

"Tidak bisa, ini juga makanan berharga milikku yang masih tersisa." Ucapnya.

"Kami bahkan hanya memiliki lima tembaga untuk kebutuhan setiap bulan."²

"Cari saja makanan ke tempat lain jika tidak mampu membeli di tempatku." Ucap lelaki paruh baya itu dengan ketus.

"Cih dasar pelit."²

"Jika kamu mau, gunakanlah tubuhmu untuk membayar roti ini." Ucap lelaki paruh baya dengan ekspresi wajah menjijikan.

"Dasar bandot tua." Celetukku spontan.

"Hey, siapa tadi yang mengataiku?" Ucap lelaki paruh baya itu dengan suara lantang penuh emosi.

"Pft..dasar." Gumam Bara sambil menahan tawa.

Karena takut menimbulkan masalah akhirnya aku menarik lengan Bara untuk segera menjauh dari pedagang itu.

"Kenapa kamu melarikan diri?" Tanya Bara masih berusaha menahan tawanya.

"Aku tidak ingin berurusan dengan tua bangka menjijikan itu." Ucapku.

"Hahaha.. apa kamu tau siapa dia?" Ucap Bara, akhirnya tawanya pecah juga.

"Siapa?" Tanyaku sambil menatap Bara yang sedang memegangi perutnya.

"Tentu saja orang dari kelompok dagang Rubela, bukankah mereka adalah orang yang paling diuntungkan dengan kejadian ini." Ucap Bara.

"Walaupun rencana untuk menghancurkan langsung wilayah ini telah gagal, namun tentunya masih banyak celah yang bisa digunakan oleh mereka." Ucapnya lagi.

"Ya, sudah jelas tujuan mereka untuk menjajah dan menguasai benua ini." Ucap Bara sorot matanya tiba - tiba seperti dipenuhi amarah.

Sepertinya ada sesuatu yang telah terjadi antara Bara dan kelompok dagang Rubela yang jauh lebih parah dari semua kejadian ini. Kejadian yang membuat Bara sampai terlihat begitu marah dan penuh dendam.

Aku tidak menanyakan apapun lagi kepada Bara, karena melihat sorot matanya saat ini saja sudah membuatku merinding.

...----------------...

"Bu.. aku lapar.."¹

"Nanti ya nak, kamu tunggu di sini biar ibu cari makanan untukmu."²

"Oe..oe..oe.."³

"Cup-cup-cup.. tenanglah anakku.. jangan menangis, maafkan ibu.. Hiks-hiks.. air susuku bahkan tidak bisa keluar."⁴

Tidak jauh dari tempatku, aku melihat seorang anak kecil dengan tubuh kurus kering sedang kelaparan. Bibirnya sangat kering dan wajahnya terlihat pucat. Begitupun dengan ibunya yang kini sedang berjalan ke sana kemari berusaha mencari makanan. Bahkan seorang ibu menyusui sampai-sampai air susunya tidak bisa keluar lagi untuk menyusui bayinya yang sedang kehausan.

"Berikan sisa makananku, kenapa seenaknya kamu ambil milikku!"⁵

"Dasar wanita rendahan tidak tau terimakasih, jika aku tidak memberikanmu hutang selama ini bagaimana mungkin kamu bisa membesarkan anakmu itu."⁶

"Aku sudah membayar hutangku sesuai perjanjian. Aku sudah tidak memiliki hutang apapun padamu."⁵

"Oh.. jadi sekarang kamu bisa berbuat sombong karena hutangmu sudah kamu lunasi?"⁶

"Hiks-hiks.. kembalikan makananku bajingan!"⁵

"Uh..hahaha, tidak takut tuh."⁶

"Huah.. hiks-hiks.. Ibu.."⁷

'Bugh'

"Aaah! Ba***at, siapa yang berani memukulku?"⁶

"Aku, kenapa? kembalikan makanan miliknya, jangan sembarangan mencuri di sini jika tidak mau aku laporkan ke pengadilan." Ucapku sambil memelintir tangan lelaki bajingan ini.

"Pengadilan? heh memangnya siapa kamu, apa kamu tidak tau siapa aku?"⁶

"Bodo amat, siapapun kamu aku tidak berminat untuk mengetahuinya." Ucapku sinis.

"Ayahku bekerja di kediaman Klan Asran, tentunya ayahku sangat dekat dengan Ketua Klan."⁶

"Wah.. benarkah? terus apakah aku harus takut padamu?" Ucapku sambil memberikan kembali makanan yang dicurinya ke pemilik makanan itu.

"Argh dasar wanita gila, awas saja kamu. Tunggu pembalasanku."⁶

Setelah aku lepaskan genggamanku, lelaki itu langsung berlari menghindar dan pergi sambil memberikan ancaman padaku.

"Ah.. siapa juga yang akan peduli dengan ancaman pecundang macam dia." Gumamku.

Saat ini aku sedang berada di tempat penampungan warga di dekat Klan Asran. Kondisi di sini benar - benar sangat memprihatinkan karena banyak anak - anak bahkan bayi yang menangis karena kelaparan. Bahkan mirisnya ada juga orang yang berebut bahkan mencuri makanan milik orang lain seperti lelaki tadi.

Jika dibiarkan terus seperti ini hingga bahan pangan datang, pasti kejadian seperti tadi akan terus terulang kembali. Bahkan mungkin saja akan terjadi kematian masal karena kelaparan.

"Aku harus ke hutan untuk mengambil makanan dari kebun sebanyak mungkin." Gumamku dalam hati.

Aku pun bergegas menuju hutan seorang diri. Karena bisa gawat jika sampai ada orang lain yang mengetahui tempat berhargaku itu. Aku membawa banyak keranjang yang telah aku masukkan ke dalam penyimpanan sistem dan meminta Paman Guan untuk berjaga di pintu benteng agar tidak ada orang lain yang mengikutiku.

1
Aiden Pratama Tungga
bahasa nya gaul bet cok🤣
Dania
lanjut torr
Dewi hartika
saingan bara bertambah lagi nich lanjuttt,😁😁😁
Dania
lanjut min
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjit
Pecinta Gratisan
mantap💞 jiwa
Pecinta Gratisan
mantap💞 thor cerita nya💞
Pecinta Gratisan
wait and see🤭
Suzana Diro
hmmm dah macam j********
malas nak cakap cerita bagus tapi tolong jangan banyak adegan 18sx
tolong yang athor
jadi nak baca tidak syok kalau banyak sangat 18sxnya
/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
Fransiska Husun
sudah punya kekuatan kok lemah sekali
Fransiska Husun
up up lagi
Fransiska Husun
up up lagi semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!