NovelToon NovelToon
Ketegaran Hati Aisyah

Ketegaran Hati Aisyah

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Dijodohkan Orang Tua / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: jannah sakinah

"Sayang, kita hanya dua raga yang Allah takdirkan bersama melalui perjodohan. Kalau saja aku nggak menerima perjodohan dari almarhum Papamu, kau pasti sudah bersama wanita yang sangat kau cintai. Mama mertua pasti juga akan sangat senang mempunyai menantu yang sudah lama ia idam-idamkan. Tidak sepertiku, wanita miskin yang berasal dari pinggiran kota. Aku bahkan tak mampu menandingi kesempurnaan wanita pilihan kalian. Sayang, biarkan aku berada di sisimu sampai nanti rasa lelah menghampiriku. Sayang, aku tulus mencintaimu dan akan selalu mencintaimu, hingga hembusan nafas terakhirku."

Kata hati terdalam Aisyah. Matanya berkaca-kaca memperhatikan suami dan mertuanya yang saat ini tengah bersama seorang wanita cantik yang tak lain adalah Ariella, Cinta pertama suaminya. Akankah Aisyah mampu bertahan dengan cintanya yang tulus, atau justru menyerah pada takdir?

Cerita ini 100% murni fiksi. Jika tidak sesuai selera, silakan di-skip dengan bijak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kalimat Cinta Mama Mertua.

Ana dan Ariella saling lirik seakan tengah memikirkan hal yang sama. Ana tidak semarah sebelumnya. Ia tampak tenang di hadapan Aisyah.

Ya Allah, lembutkanlah hati Mama. Aisyah ingin menjadi istri berbakti dan pengertian ya Allah. Tolong iringilah niat baik ini dengan kasih sayang dan ridhamu.

"Baiklah kamu boleh ikut. Tiga puluh menit lagi kita akan berangkat, bersiaplah dengan cepat," ucap Ana dengan wajah datarnya tanpa senyum di wajahnya.

Mendengar perkataan Ana membuat Aisyah tersenyum tipis. Ia merasa senang Mama mertuanya itu mengizinkannya ikut bersama mereka.

"Maa syaa Allah, makasih banyak Ma. Aisyah akan bersiap-siap dengan cepat," ucap Aisyah dengan wajah berbinar teduhnya.

"Hm." Dehem Ana menanggapi perkataan Aisyah tanpa mengatakan apa pun lagi.

Setelah pembicaraan singkat itu, Ana pun kembali melanjutkan langkahnya bersama Ariella menuju ruang kerja Adam. Ruang kerja itu berada di lantai yang sama, lebih tepatnya berada di sudut pojok.

Jadi posisinya, ruang kerja Adam, kamar Adam dan kamar Aisyah. Jika Aisyah ingin menuruni tangga, maka ia harus melewati kamar beserta ruang kerja Adam.

Aisyah memerhatikan kepergian Ana dan Ariella. Setelah itu, ia pun bergegas menyiapkan keperluannya seperti dompet, handphone dan tas untuk berjaga-jaga. Tak lupa ia mengganti sendal rumahnya menjadi sepatu sederhana namun elegan jika dikenakan.

Setelah mengambil barang berharga miliknya, Aisyah pun keluar dari kamar Adam. Ia berjalan perlahan dengan senyum kecil memikirkan suaminya itu.

"Aku harus menyiapkan bekal yang sehat dan enak untuk Mas Adam," ucap Aisyah bergumam sendiri tanpa menghentikan langkah kakinya.

Di saat Aisyah ingin menginjakkan kakinya di anak tangga pertama, tiba-tiba saja terdengar pembicaraan dari ruang kerja Adam. Aisyah menolehkan wajahnya melihat ruang kerja Adam. Ia baru sadar jika pintu ruang kerja itu tidak tertutup rapat.

Aisyah yang merasa penasaran dengan pembicaraan Ana dan Ariella pun mendekati ruang kerja itu. Ia berdiri di sisi pintu tanpa berniat masuk ke dalam. Mata teduhnya memperhatikan apa yang dilakukan kedua wanita berbeda usia itu di dalam.

"Ariella, lihatlah sayang. Wah, Adam masih menyimpan fotomu. Dia bahkan memajangnya di meja kerjanya," ucap Ana membeberkan apa yang ia temukan.

Suara yang terdengar antusias itu memenuhi ruang kerja Adam, sehingga Aisyah dapat mendengarnya. Wajah ceria Aisyah mendadak menjadi muram. Ia kembali berkecil hati seperti sebelumnya.

"Benarkah Tante?" tanya Ariella ikut antusias sembari melihat foto di tangan Ana.

"Iya Sayang, lihatlah," ucap Ana menunjukkan foto di tangannya pada Ariella agar wanita itu bisa melihat dengan lebih jelas.

Ah... Adam masih sama seperti dulu, mencintaiku dan tak melupakanku dari hidupnya. Padahal kami sudah cukup lama miskomunikasi.

Ariella tersenyum dengan wajah yang menghadap ke langit-langit ruangan. Wanita itu memeluk fotonya dengan hati yang dipenuhi kegembiraan. Ana yang memperhatikannya mengembangkan senyum bahagianya.

"Kamu percayakan sayang, kalau kamu masih punya kesempatan untuk bersama Adam?" ucap Ana membuat Ariella menolehkan wajahnya melihatnya.

Di saat menoleh itu, Ariella tak sengaja melihat hijab Aisyah yang terlihat sedikit. Ia pun tersenyum sinis seperti sedang merencanakan sesuatu.

"Tentu saja Tante. Ariella dan Adam dari dulu ingin menikah Tante, tapi..." ucap Ariella lalu sengaja menahan perkataannya.

Wanita licik itu memasang wajah sedih berputus asanya agar Ana bersimpati padanya.

"Sayang, cepat atau lambat kau akan bersama dengan Adam. Tante akan pastikan itu! Kalau ada orang lain yang menghalanginya, maka Tante yang akan menghadapinya," ucap Ana menyemangati Ariella sembari memperlihatkan keseriusannya melalui sorot matanya.

Aisyah yang mendengar itu kembali dihantam kesedihan. Ia memilih pergi dari depan ruang kerja Adam dan melanjutkan perjalanannya menuju dapur.

Apa wanita kampungan itu sudah pergi?

Ariella melirik pintu ruang kerja seperti sedang memastikan sesuatu. Ana yang melihat itu merasa penasaran lalu melihat ke arah pandangan Ariella.

"Kamu lihat apa sayang?" tanya Ana ketika tak melihat apa pun.

"Nggak Tante, Ariella hanya memastikan saja agar Aisyah nggak mendengar pembicaraan kita. Ariella nggak enak hati padanya," ucap Ariella memperlihatkan rada simpatinya agar dipandang baik oleh Ana.

Calon menantuku ini benar-benar baik dan tulus. Tak salah aku merestui hubungan putraku dengannya. Aku harus bergerak cepat agar Adam menceraikan wanita kampungan miskin itu!

"Nggak usah pedulikan sayang... biarkan saja dia mendengarnya. Salah dia sendiri masih bersikeras menjadi istri Adam," ucap Ana menang Ariella dengan ekspresi kesalnya terhadap Aisyah.

Aisyah... kau cepat sekali perginya, seharusnya kau menunggu sedikit lebih lama lagi. Sayang sekali kau melewatkan kalimat cinta dari mama mertua tersayangmu ini. Hahaha...

"Baik Tante," ucap Ariella memaksakan wajahnya membentuk senyum kecil.

"Ya sudah, ayo kita turun. Berkas yang di minta Adam sudah ketemu sayang," ucap Ana memperlihatkan berkas penting di tangannya.

Ariella menganggukkan kepalanya menyetujui ajakan Ana. Kini mereka keluar dari ruang kerja Adam lalu menutup pintunya dengan rapat.

Di dapur, terlihat Aisyah baru saja masuk. Wanita bercadar itu segera menyiapkan bekal makan siang untuk Adam. Ia memasukkan nasi ke dalam bekal yang terpisah, agar nasi dan sayurnya tidak cepat basi ataupun tidak enak lagi. Mbok Ima turut serta membantu Aisyah menyiapkan perbekalan itu.

"Non, buahnya juga nggak?" tanya Mbok Ima mengingatkan Aisyah.

"Iya Mbok, Mas Adam biasanya suka nyemil buah kalau lagi nggak mau makan nasi," ucap Aisyah yang dipahami Mbok Ima dengan anggukan kecilnya.

Kini keduanya terlihat sibuk dan menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Setelah selesai, Aisyah segera memasukkan perbekalan ke dalam paperbag.

"Mbok, Aisyah pergi dulu ya. Mbok jangan terlalu lelah ya," ucap Aisyah menatap Mbok Ima membuat Mbok Ima tersentuh hatinya.

"Baik Non, Nona juga jangan terlalu lelah dan hati-hati ya di jalan," ucap Mbok Ima memperlihatkan senyum hangatnya sembari melambaikan tangannya.

"Iya Mbok... Wassalamualaikum," ucap Aisyah membalas lambaian tangan Mbok Ima sembari tersenyum.

"Wa'alaikumussalam," jawab Mbok Ima sembari memperhatikan Aisyah yang melangkah keluar dapur.

Ya Allah mudahkan langkah Nona kami yang baik hati itu ya Allah. Jaga dia dari segala keburukan dan kuatkan hatinya dalam menghadapi segala keburukan orang yang membencinya.

Doa Mbok Ima menengadah wajahnya ke langit-langit dapur sembari membatin kepala sang pencipta. Wanita paru baya itu mendoakan kebaikan untuk Aisyah dengan tulus.

Saat ini Aisyah berjalan dengan terburu-buru mencari keberadaan Ana dan Ariella.

"Ma," panggil Aisyah ketika melihat Mama mertuanya dan Ariella menunggunya di ruang tamu.

Ana dan Ariella yang melihat kehadiran Aisyah langsung bangkit dari sopa yang mereka duduki dengan sedikit malas. Tidak ada kegembiraan atau senyum sambutan yang mereka perlihatkan kepada Aisyah.

1
partini
wasiat sih wasiat tapi mereka ga welcome, lagian kamu bukan siapa " mereka terkesan kamu maksain
Jannah Sakinah: Terima kasih sudah singgah kak🌸💓
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!