Fadel Arya Wisesa, salah satu pewaris grup Airlangga Wisesa bertemu lagi dengan gadis yang pernah dijodohkannya. Dia Kayana Catleya, salah satu cucu dari grup Artha Mahendra.
Gadis yang pernah menolak untuk dijodohkan dengannya.
Saat tau sahabat gadis itu menginginkannya, Fadel dengan terang terangan mengatakan kalo Kanaya adalah calon istrinya di acara ulang tahun sahabatnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Galau part tiga
Kayana berdiri menjauh ketika dokter yang ternyata seorang perempuan muda yang cantik itu memasuki kamar bersama Jayden dan Erland.
Dokter muda itu tersenyum ramah padanya, kemudian dengan cepat memeriksa Fadel. Mengambil sedikit darah Fadel kemudian memberikannya suntikan.
Erland membantunya memasangkan selang infus.
"Aku akan bawa sample darahnya ke lab. Kenapa kalian malah membawanya ke apartemen. Harusnya ke rumah sakit," omel gadis itu sambil menggelengkan kepalanya.
Padahal mereka pake heli.
"Kita bingung, situasinya ngga jelas banget," jelas Jayden.
Dokter muda itu menghembuskan nafas panjang.
"Lain kali hati hati. Masa gitu aja kamu ngga paham," omelnya sambil merapikan tas peralatan medisnya.
Omelannya jelas tertuju pada Fadel.
"Ya." Padahal Milan sudah mengingatkan. Sayang kode kode yang temannya berikan itu tidak dia mengerti.
"Kalo terasa lagi saat aku belum datang, kamu berendam aja di bath up."
Ketiga laki laki muda itu sama sama tersenyum miring.
Dokter muda itu menghampiri Kayana.
"Jangan mau jadi pelam piasan dia. Bahaya," ucapnya mengingatkan membuat pipi Kayana bersemu merah. Teringat perbuatan mereka tadi.
Aaah.... Malunya, teriak Kayana dalam hati.
"Kenalkan, aku Luna, sepupu mereka juga," ucapnya ramah sambil mengulurkan tangan pada Kayana. Luna salah satu putri kembar Emra.
"Kayana."
Oooh, sepupunya.
Luna mengangguk.
"Berita kalian sempat viral, tapi sudah keredam," jelasnya.
"Oooh....."
Keluarga sudah turun tangan, kah, membantu keluarga Fadel?
"Orang orang itu ngga tau berusan dengan siapa," decaknya kesal.
"Kamu mau tetap di sini atau mau ikut aku ke rumah sakit aja?" tawar Luna. Dia melirik ketiga sepupu laki lakinya yang langsing mengalihkan tatapan ke arah lain.
Dasar, omelnya dalam hati.
Tadi mereka berdua aja ngga, ya?
Fadel memang ngga seperti Jayden. Tapi pengaruh obat itu bisa membuat laki laki sedingin kulkas berubah jadi singa lapar. Sudah ada buktinya, si Erland.
(cerita Erland di novel hai bos, ya... Hehee...)
"Nanti daddyku mau datang. Mungkin sebentar lagi."
"Syukurlah. Ingat, jangan mau hanya ditinggal berdua saja. Aku sebagai dokter saja ngga tau berapa lama dia kuat menahannya," tawa Luna sebelum melangkah pergi.
Kayana langsung salah tingkah.
"Dia sudah diinfus, ngga mungkin bisa macam macam," kekeh Jayden membela Fadel sambil berjalan di belakang Luna. Erland hanya tersenyum miring, juga mengikuti langkah keduanya.
Setelah ketiganya keluar dari dalam kamar, Kayana mendekati Fadel yang sudah berbaring di tempat tidurnya.
"Kamu ngga mau dibawa ke rumah sakit aja?" tanya Kayana masih mengkhawatirkan kondisi Fadel.
"Sebentar lagi aku baikan." Memang sudah agak mendingan setelah mendapat suntikan dari Luna. Cairan infus ini pasti akan membantunya lebih cepat.
Daddy memanggil.....
"Ya, dad?"
"Daddy sudah di depan pintu apartemen Fadel."
"Oke, dad. Aku ke sana sekarang." Sambil menjawab telponnya, matanya bersitatap dengan Fadel.
"Ya, sayang."
Kayana masih menatap Fadel setelah daddynya mengakhiri telponnya.
"Aku pulang dulu, ya. Daddy sudah jemput," pamitnya pelan.
Fadel mengangguk.
"Cepat sembuh, ya."
Fadel mengangguk lagi.
Kayana menatap Fadel lagi sebelum membalikkan punggungnya dan melangkah pergi. Langkahnya terasa berat. Juga jantungnya masih berdebar keras.
Bolehkah besok pagi aku pergi menjenguknya?
"Kay....."
Kayana menghentikan langkah dan menoleh.
"Besok jam tujuh malam, ikut aku, ya."
Netra mereka bersitatap.
"Kemana?"
"Omaku ulang tahun."
Kayana terdiam.
"Kenapa aku?" Bukannya kamu punya tunangan? Statusnya harus jelas dulu, Kay.
Fadel terdiam sesaat, sibuk mencari kata.
"Dia juga ada di sana."
"Ooh..." hati Kayana mencelos. Ada sakit yang dia rasakan di sana.
"Mungkin kamu mau kenalan dengan dia?" tanya Fadel lagi. Mata elang Fadel menatap tajam pada sosok yang sekarang malah terdiam.
Kayana? Apa apaan ini? Tadi kalian sudah berci uman, kan? Tapi kenapa dia malah mau mengenalkanmu dengan tunangannya?
"Oma mau kenalan sama kamu," ucap Fadel lagi.
"Hemm...."
"Tunanganku ngga ada di sana. Hanya ada aku, kamu dan keluargaku saja," jelas Fadel.
Dan orang tua kamu, batinnya.
"Mau, ya?"
Kayana hanya menganggukkan kepalanya, kemudian melangkah pergi.
Daddynya sudah cukup lama menunggunya.
Tapi maksud dia apa, sih? Suka banget ngasih harapan palsu.
Kayana sudah ngga mau berpikir lagi.
Oke, setelah besok, dia ngga akan mau berurusan dengan Fadel lagi.
*
*
*
Farel sudah berada di ruang tamu bersama Jayden dan Erland. Mereka terlibat omongan serius
Begitu melihat putrinya, Farel langsung mendekat dan memeluknya.
"Kamu mengalami hari yang berat."
Kayana mengangguk. Dia ingin menangis, bukan karena kejadian di pesta, tapi karena merasa sudah patah hati.
"Daddy ngga akan membiarkan mereka hidup tenang," ucapnya salah paham dengan kesedihan putrinya.
Emir juga sudah melakukan tindakan. Keponakannya Malik juga sudah mengurusnya.
Makanya dia menentang keras keinginan putrinya yang ingin menyamarkan identitas aslinya.
Kejadian seperti Kinara dulu terulang lagi. Tapi putrinya malah lebih parah.
"Kita pulang sekarang."
Kayana menganggukkan kepalanya.
"Om pulang dulu, ya."
"Ya, om," sahut Jayden dan Erland bersamaan.
Tapi keduanya saling tatap ketika melihat Kayana yang tampak sangat sedih di pelukan daddynya .
"Si Fadel ngapain sampai Kayana sedih begitu?" cuit Jayden heran setelah Kayana dan daddynya. meninggalkan rumahnya.
"Entahlah," jawab Erland sambil melihat ke arah kamar Fadel yang ngga tertutup rapat.
"Pasangan aneh," decak Jayden.
"Harusnya jujur aja dengan perasaan sendiri. Perempuan itu sukanya ovt," cibir Jayden lagi.
"Kayak mantan, ya?" tawa Erland pelan.
Jayden tertawa tergelak gelak.
*
*
*
"Del, ada kiriman bubur, nih, dari calon istri," ucap Jayden yang masih menemani sepupunya hingga pagi hari.
"Wow, perhatian sekali calon menantu mami." Kamila-mami Fadel baru saja memasakkan putranya sop daging. Beliau juga ikut menginap bersama Emir-suaminya
Fadel tersenyum. Hatinya berdesir mendengarnya. Keadaannya sudah lebih baik karena Luna datang lagi setelah hasil sample darahnya keluar. Sepupunya memberikannya obat tambahan lagi.
Fadel mengira Kayana masih marah karena perkataan kurang ajarnya tadi malam. Dia hanya ingin memancing perasaan gadis itu. Yang sepertinya berhasil karena kedua sepupunya menyemprotnya tadi malam, sudah membuat Kayana bersedih.
Malam ini Kay, kamu akan tau kalo kita sudah tunangan lagi, batinnya ngga sabar.
*
*
*
Kayana mencoba memikirkan apa yang sudah terjadi antara dia dan Fadel. Ci uman juga sudah dia berikan. Tapi sikap Fadel malah abu abu.
Tadi pagi dia minta pengawalnya mengantarkan sarapan bubur untuk Fadel.
Bodohnya dia masih saja khawatir dengan keadaan Fadel.
Laki laki itu sudah mengirimkan ucapan terimakasih dan mengirimkan foto kalo dia sedang menikmati bubur dari Kayana.
Kayana masih menatap foto laki laki itu.
Sebenarnya hubungan kita ini apa?
Aku bukan pengganggu tunangan orang lain.
Kayana menghembuskan nafas panjang.
Om Ocong Ngasih iklan
Agni : Boleh juga ntar malam aku mau coba 🤭😆