(***) Peony surgawi adalah seorang gadis yatim piatu . dia tinggal bersama seorang Bibi penjual bunga yang bernama Aura Herawati , dia tidak mempunyai anak dan suami . Peony tinggal bersamanya semenjak usia delapan tahun .
***
Al gozali Matthew adalah seorang anak laki laki kecil yang sejak lahir telah di tinggal pergi ibunya mengejar kemewahan duniawi . dia tumbuh menjadi anak laki laki yang dingin dan datar seperti Ayahnya Al Gibran Matthew .
semenjak di khianati oleh istrinya ,Al Gibra Matthew sangat membentengi diri dengan namanya wanita .Semenjak sang istri pergi bersama laki laki yang lebih kaya darinya ,karena kehidupan Matthew saat itu masih kalang kabut .
suatu hari Al tanpa sengaja bertemu dengan Piony . melihat kelembutan kesabaran dan kebaikan Piony Al menginginkannya sebagai temannya . karena selama ini kehidupan anak berumur lima tahun itu sangat abu abu .
apakah Matthew akan mengabulkan permintaan Al putra . perubahan apa yang akan terjadi pada Al Gibran Mat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
"Saya akan beri tahu Ayah nanti . Aku ingin kamu makan bersama kami nanti . Aku tidak mau kamu makan sendiri ."
Peony melotot ."T-tidak usah begitu Tuan Muda . Saya tid..."
Kalimat Peony terhenti saat melihat Al keluar dengan cepat dari dalam lift , anak laki laki itu setengah berlari menuju ke ruangan Matthew . Sehingga Peony mengejarnya dengan panik .
"Astaga , bisa bisa aku nanti dapat tatapan tajam dari Tuan Matthew lagi . Bisa bisa aku di buat kencing di celana ,setiap kali di tatap tajam oleh Tuan Matthew rasanya kantong kemih aku ngeblong ." celoteh Peony dalam hati di sela larinya mengejar Al .
"Tuan Muda ! Jangan berlari nanti Anda terjatuh ."
Brak....
"Kurang ajar !." Matthew terkejut ketika tiba tiba pintu ruangannya terbuka dengan kasar . Pria itu berniat marah , tetapi tak jadi ketika melihat pelakunya tiada lain adalah putranya .Matthew langsung berdiri dan dan menatap Al yang berlari ke arahnya .
"Ada apa ini, Boy? Kenapa kamu berlari?". Matthew langsung meraih tubuh Al , setelah jongkok dan menatap Al . Perhatian Matthew teralihkan ketika mendengar suara langkah kaki . Beberapa pengawal di ruangan nampak menahan pergerakan Peony di depan pintu .
"Lepaskan dia ."
Para pengawal langsung melepaskan kedua tangan Peony . Gadis kecil itu melangkahkan kaki dengan napas sedikit berat karena baru saja berlari mengejar Al .
Peony menarik napas dalam sambil membungkuk , sedikit kelelahan . Matthew menatapnya herannya , sedangkan Al tertawa dengan wajah polosnya .
"Apa kita baru saja bermain kejar kejaran ? Kamu tidak bisa menangkapku ?" Al bertanya di sela tawanya senangnya .
Matthew kembali menunduk , dia melihat binar bahagia itu di mata sang putra . Hanya dengan aksi kejar kejaran Al sudah sangat bahagia .
"Tuan Muda , Lari Anda sangat kencang sekali . Bahkan saya tidak sanggup mengejar . Huffft .....saya kelelahan ." Peony tersenyum kepada Al di sela engahan napas beratnya .
Al semakin tertawa puas melihat itu semua . Dia terlihat begitu senang itu semua bukti jika Al sungguh membutuhkan teman bermain . Melihat usianya saat ini memang seharusnya masih aktif bermain .
"Kamu bisa terjatuh , jika bermain lari larian seperti itu , itu berbahaya ." Matthew bersuara sembari melirik Peony dengan mata elangnya .
Peony pun diam sejenak , dia menarik napas dalam sebelum menghembuskan dengan pelan . Setelah napasnya sydah cukup tenang normal , Peony tersenyum tipis pada Matthew .
"Maaf ,Tuan . Kalau saya terdengar lancang . Tapi , Tuan Muda Matthew adalah seorang laki laki . Saya rasa tidak masalah jika dia hanya berlari , jika pun terjatuh ,itu bukan hal besar selagi hanya mendapat luka kecil . Ada masanya , kita perlu mengajarkan apa itu rasa sakit kepada anak kita . Bahkan di usia Tuan Muda saat ini , dia perlu belajar banyak hal . Saya mengerti jika sebagai orang tua , Anda pasti tidak ingin jika putra Anda terluka dan merasakan sakit . Tapi ...bukankah sebagai seorang laki laki dia juga harus jadi kuat ."
Matthew terdiam menatap Peony berbicara dengan begitu khas .Senyum peony memang khas , tulus dan tidak di buat buat .
Matthew pun mengalihkan wajahnya . Sifat arogan pria itu membuatnya tak memberi apresiasi apa apa akan kalimat dewasa Peony beberapa detik yang lalu .
"Kamu sudah makan? Ingin pesan makanan sekarang?" Matthew malah mengajak Al berbicara , seakan suara Peony sama sekali tidak terdengar .
Peony pun menghembuskan napas pelan . Dia mengikuti pergerakan Matthew yang menggendong Al . Matthew memang terlihat begitu memanjakan Al . Mungkin karena semenjak bayi , anaknya itu tak mendapatkan kasih sayang ibunya sehingga apapun Matthew lakukan .
Apa lagi ketika Al bayi , keadaan ekonomi Matthew sangat terpuruk . Sampai Al berusia 2 tahun . Mereka hidup dalam lingkup pas pasan , bahkan tak jarang serba kekurangan .
Jadi ketika Matthew mendapatkan kejayaannya empat tahun yang lalu . Dia menumpahkan segalanya kepada Al .
"Aku ingin Peony ikut makan siang dengan kita ,yah ? Jika tidak , aku tidak akan makan siang".
Matthew memandang Peony yang sudah melotot . Gadis kecil itu berdehem kecil sambil meringis ngeri melihat tatapan mata tajam Matthew untuknya .
"Saya akan makan di bawah , Tuan Muda . Selagi kalian makan , saya akan makan di bawah . Saya permisi keluar dulu , Tuan , Tuan Muda . Kalian makanlah." Peony menunduk hormat sebelum membalikkan badan dan berniat akan pergi.
"Berhenti."
Suara berat nan dingin itu menghentikan pergerakan kaki Peony .
"Duduk dan tunggu makanan datang . Jika Al ingin kau makan di sini . Maka harus makan di sini . Balik badan ." Titah Matthew .
Dengan patuh , seperti robot , Peony membalikkan badannya dan menatap Matthew yang juga sedang menatapnya dari atas sofa .
"Duduk."
"Maaf Tuan , saya harus duduk di mana ?" tanya Peony .
Bukan tanpa alasan ,Peony hanya takut jika dirinya salah . Mengingat sifat dan karakter Matthew yang arogan . Mungkin saja Peony akan di suruh duduk di atas lantai .
"Kamu duduk di sampingku , Peony . Di sini , aku ingin kamu duduk di sini ." Al menyahut sambil menepuk sofa tepat di sampingnya .
Peony melirik singkat ke arah Matthew yang ikut menatapnya dengan mata elang itu . Matthew pun berdecak , tak bisa membantah keinginan Al .
"Duduk di sana ."
"Baik ,Tuan ."
Sepertin di beri remot kontrol . Peony patuh melakukan setiap perintah dari mulut Matthew .
Seperti sebuah lingkaran lucu Peony patuh kepada Matthew . Matthew sendiri patuh pada setiap keinginan sang putra .Dan Al? Tentu akan memperlakukan Peony begitu baik dan akan di hargai di situ .
Kini gadis kecil itu ikut duduk di sofa samping kanan Al . Anak laki laki itu duduk di tengah tengah , di apit oleh Matthew dan Peony .
Al melihat ke kanan dan ke kiri menatap Matthew dan Peony bergantian . Dia tersenyum lebar terlihat sangat senang .
"Apa seperti ini rasanya duduk di antara Ayah dan ibu .?" Al cekikikan di dalam hati nya .
Pria kecil itu kini sedang membayangkan jika Peony benar benar menjadi ibunya . Sehingga Al merasa sangat senang bisa duduk di antara kedua orang tuanya , itu isi dalam benak Al .
"Ayah , hari ini kita makan apa ?" tanya Al .
"Kamu ingin makan apa? Ayah sudah pesankan menu seperti biasanya yang kamu suka . Jika kamu mau ganti atau mau tambah menu yang lain , boleh ."
Al malah menoleh ke arah Peony ." Peony kamu mau makan apa ?".
Peony terkejut , dia tak sengaja melirik ke arah Matthew yang setiap saat menatap tajam dirinya . Gadis kecil itu meringis pelan dan mengalihkan wajah , tak mampu membalas tatapan mata tajam majikan .
"Saya akan ikut apa saja yang Anda makan , Tuan Muda ." Peony tersenyum tipis kepada Al .
Dia tahu jika Matthew masih terus menatapnya dengan sepasang mata elangnya . Peony merasa tidak nyaman , lebih kepada merinding setiap kali berhadapan dengan Matthew .
"Sudah biarkan saja , Ayah bertanya kepada kamu , bukan bertanya padanya . Ayah sudah bilang , jangan terlalu memanjakannya nanti dia melunjak ." Matthew meraih benda pipih di atas meja sembari berbicara pada Al .
secara kamar kan ad cctv nya
aku suka Thor Matt tersiksa
karena benci dan cinta itu terlalu tipis
bujang lapuk kah si Matthew thor
secara dia bilang dadanya masih rata