Sepuluh tahun setelah dunia porak-poranda akibat perang nuklir, para penyintas hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Monster hasil mutasi berkeliaran, kelaparan menjadi musuh sehari-hari, dan manusia yang seharusnya saling membantu justru menjadi ancaman paling mematikan.
Di tengah kekacauan itu, sekelompok pejuang mencoba bertahan, menggenggam harapan tipis di dunia yang nyaris mati. Dalam upaya mereka untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi global ini, akankah mereka bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chubby Lion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Radiant Fruit 7
Asdeath menghindar mundur dengan mengaktifkan skill Ghostnya.
Tubuhnya menghilang sekejap, menembus beberapa pepohonan di disekitarnya, Wirn mengerutkan dahi.
"Kemampuan menghilang itu lagi?"
Tiba-tiba, Asdeath muncul dibelakangnya dengan mengarahkan pistol kepada Wirn!
DORR! DORR! DORR!
Tiga tembakan beruntun tertuju ke arahnya!
Namun, Wirn dengan cepat mengayunkan pedangnya melakukan Wind Slash kebelakang.
Refleknya sungguh cepat, Wirn berhasil menciptakan gelombang angin yang berujung membelokkan peluru dari Asdeath ke samping!
"Serahkan buah itu!"ucap Wirn melompat ke udara, mengaktifkan Wind Wings, menciptakan sepasang sayap angin yang membawanya terbang ke atas pohon.
Dari atas, Wirn mengayunkan pedangnya dan melepaskan Wind Wave!
Ledakan angin yang disebabkan oleh Wirn menghancurkan pepohonan di bawahnya, menciptakan hujan serpihan kayu yang jatuh ke tanah!
Kai, Kael, dan Lira harus menghindari berbagai serpihan kayu tajam. Mereka melompat mundur sembari menghindari serpihan kayu yang datang.
"Uhk! mereka menghancurkan hutannya" seru Kael.
Asdeath menghilang lagi dengan skillnya dan bersembunyi disalah satu pepohonan, ia menyempatkan untuk mengganti senjatanya.
Asdeath yang dipenuhi luka-luka kembali muncul dengan rifle di tangan kanannya.
DOR! DOR! DOR!
Peluru beruntun melesat ke arah Wirn yang masih terbang di udara!
"Sial, kurasa ini tidak akan berhasil."
"Setiap serangan ku berhasil dibelokkan olehnya."
"Menggunakan sniper tidak memungkinkan dengan tangan kiriku yang terluka, apa yang harus kulakukan?"pikir Asdeath sembari terus menembakkan pelurunya kearah Wirn, berharap dapat mendaratkan beberapa serangan.
Namun, dengan skill Wind Control, Wirn mengubah arah angin disekitarnya, membelokkan seluruh peluru sebelum bisa mengenainya.
"Asdeath, berikan saja buahnya sekarang, seranganmu itu tidak akan berpengaruh padaku," ejeknya.
"Bullet Ghost Crontol,"gumam Asdeath menutup sebelah matanya dan berkonsentrasi menggunakan mata ungunya.
Seluruh peluru yang melesat dan berbelok disekitar Wirn, menghilang dan muncul lagi mengelilingi Wirn, ratusan peluru yang telah dibelokkan muncul disekitar Wirn dan bergerak layaknya dikontrol.
Semua peluru tersebut bergerak untuk menghujani tubuh Wirn.
"Trik rendahan,"gumam Wirn mengangkat pedangnya.
Wirn berusaha menggunakan Wind Control untuk membelokkan semua peluru disekitarnya terus menerus, agar tidak ada satupun peluru yang mengenai tubuh nya.
"Wind Wave."
Peluru-peluru tersebut gagal mengenai tubuh Wirn dan berujung terpental kembali.
Namun, memanfaatkan kesempatan Wirn yang terpaku pada peluru disekitarnya, Asdeath melompat keatas, tepat didepan Wirn "Energy Control, Strike!"
CRESSHHH!
Tak dapat menahan serangan tersebut, satu tebasan akhirnya mendarat di dada Wirn, membuatnya terhuyung mundur dan hampir terjatuh dari udara.
Berpikir untuk tidak memberikan kesempatan pada Wirn untuk memulihkan energi, Asdeath mengikuti Wirn dan terjun kearahnya mencabut belati dan mengarahkan nya pada Wirn.
Dengan sebuah belati ditangan kanannya, Asdeath berusaha menerkam Wirn, berencana menyerang Wirn hingga ia tidak sadarkan diri.
"HAAAA!!!!!"teriak Asdeath.
"Wind Control," ucap Wirn mendarat dengan mulus walaupun kini menerima sebuah luka, Wirn tetap bertahan dan menebaskan pedang nya untuk menciptakan sebuah hempasan Tornado dan mengganggu pendaratan Asdeath.
Angin kencang tersebut berputar liar, membentuk pusaran yang cukup besar untuk mengangkat pohon dari tanah.
Wirn terlihat semakin lelah dan semakin lelah "Sialan, aku sudah menunggu ini selama tiga tahun, tidak...tidak....aku...aku tidak boleh gagal!!"teriak Wirn.
Kai, Kael, dan Lira lagi-lagi harus berlindung di balik pepohonan, menahan badai dahsyat yang terbentuk dari pusaran itu.
"Pertarungan macam apa ini, mereka berniat bertarung sampai mati?"tanya Kael berpikir.
"Entahkah yang pasti kita tidak bisa ikut campur kan? kita hanya akan jadi bubur jika ikut campur dalam pertarungan ini,"ucap Kai.
Asdeath terpental jauh dan menembus pepohonan, bahkan setelahnya, tubuh Asdeath masih harus menerima dampak dengan menghantam permukaan tanah yang cukup keras!
BRUGH!
Tanah disekitarnya bergetar, debu berhamburan ke udara.
"Asdeath!!"teriak Kai menyadari kondisi Asdeath yang semakin buruk.
Asdeath berusaha bangkit dengan tubuhnya yang penuh luka. Namun, ujung pedang Wirn kini sudah terarah ke dahinya.
"Berikan aku, buahnya"ucap Wirn mengarahkan pedangnya dengan terengah-engah.
"..."
Asdeath menunduk dan berpikir sejenak. "Aku hanya bisa menggunakan skill menghilangku sekali saja, jika aku melakukannya sekarang aku juga pasti akan mati, reflek dan kecepatannya terlalu cepat."
"Tidak adakah yang bisa kulakukan? haruskah aku menyerahkan buah ini?"pikir Asdeath menggertakkan giginya.
"Tapi..."
"Tidak, tidak boleh, apapun caranya aku harus mempertahankan buah ini."
"Ia yang memberiku kehidupan, ia yang merubah jalan hidupku, aku harus bisa membalas jasanya, apapun caranya aku akan mempertahankan buah ini, bahkan jika aku harus kehilangan separuh hidupku,"pikir Asdeath menggertakkan giginya.
"Ini adalah satu-satunya cara aku menembus semua jasa yang telah ia berikan padaku."
"Tidak mau memberikan buahnya ya?"ucap Wirn mengangkat pedangnya, "kalau begitu, akan kuambil secara paksa!"tegas Wirn mengayunkan pedangnya.
Tepat saat pedang Wirn meluncur ke arah kepala Asdeath, seseorang mendekat dengan cepat.
HRAAAAHH!!!
Sebuah ledakan kecil terjadi di antara pedang Wirn dan tubuh Asdeath!
BRUAKK!!
Kael muncul dari sisi kanan, menahan pedang Wirn dengan knuckle merahnya yang kini bergetar akibat benturan. Retakan langsung terlihat di permukaan knuckle tersebut.
"?!" Asdeath terkejut.
"..., apa yang kulakukan?"pikir Kael memusatkan kekuatan ledakan di dalam genggamannya.
BOOM!
Sebuah semburan energi ledakan dari tangan Kael berhasil mendorong Wirn mundur beberapa meter di udara, walau hanya sedikit saja, setidaknya itu membuat jarak.
Pedang Wirn yang berbenturan dengan ledakan Kael bergetar, sementara knuckle Kael hancur, pecah menjadi serpihan logam. Darah segar mengalir dari tangan Kael, tapi dia tetap berusaha untuk bertahan.
"Kai! Lira! Sekarang!!" teriak Kael.
Tanpa aba-aba lagi, Kai langsung menerjang ke arah Wirn, Kai muncul dari balik bayangan Wirn dan dengan belati nya menebas punggung Wirn dari sisi kiri, sementara Lira melompat dari arah berlawanan, berubah menjadi Bear Form dan menghantam tubuh Wirn lebih jauh lagi.
Wirn berusaha menghalau, tapi kini keseimbangannya kacau karena diserang dari berbagai arah.
"SIALAN!! KALIAN SEMUA!!" teriak Wirn, berusaha menahan serangan yang datang bertubi-tubi.
Di saat momen itu, Asdeath yang setengah tersungkur segera meraih sisa kekuatannya. Tubuhnya bergetar, tangan kirinya berlumuran darah.
Dengan sisa energinya ia berdiri dan menyentuh bahu Kael, diikuti dengan Kai, dan Lira dan melompat mundur untuk berpegangan dengan Asdeath.
Mereka tau dalam kondisi itu, tidak mungkin menang melawan Wirn, dan pastinya Asdeath sedang berusaha menggunakan skill kaburnya.
"Ghost…"
SHHH
Dalam sekejap, keempatnya berubah menjadi asap samar, perlahan menghilang dari tempat itu.
Wirn yang berusaha untuk bangkit dan menghempaskan asap disekitarnya dengan Wind Control menemukan Asdeath yang sedang berusaha untuk kabur.
"TIDAK TIDAK TIDAK!! KALIAN TIDAK BOLEH PERGI, APA YANG WIRN INGINKAN BELUM IA DAPATKAN!"teriak Wirn menebaskan pedangnya menciptakan gelombang angin dengan amarah kearah Asdeath.
Namun ketika gelombang tersebut tepat hampir mengenai mereka, Asdeath bersama dengan yang lainnya berhasil menghilang dan berpindah lokasi.
Serangan Wirn mengenai pepohonan dan membuat ledakan angin yang merobek pepohon di sekelilingnya.
Ledakan angin itu meninggalkan kawah besar disekitarnya.
"BRENGSEK! BRENGSEK! BRENGSEK!"teriak Wirn.
"KEPARAT"teriak Wirn mengayunkan pedangnya, melampiaskan amarahnya dalam serangan tam berarti ke pepohonan.
"Oh...kau mengambil paksa tubuhmu kembali?"tanya Radiant Power Wirn.
"..., baiklah"
Wirn bergetar, setelahnya ia segera terjatuh berlutut kehilangan hampir seluruh energinya, ia menopang tubuhnya dengan pedang retaknya "KAU MAKHLUK SIALAN!"
"AKU TELAH MEMBERIKAN KONTROL TUBUHKU PADAMU, MEMBUAT PERJANJIAN UNTUK BERBAGI SETENGAH KESADARANKU PADAKU DAN KAU BAHKAN TIDAK BISA MEMBANTUKU MENDAPATKAN APA YANG KU INGINKAN?"tegas Wirn pada Radiant Powernya, sembari berusaha menopang tubuhnya dengan pedangnya yang retak.
"Oh ayolah Wirn, kau hanya meminta kekuatanku, aku sudah memberikan kekuatanku, aku tidak pernah menjamin sepenuhnya akan mendapatkan buah itukan."
"Aku hanya membantumu untuk bertambah kuat, semua ini bukan salahku Wirn, kekekeke..."ucap Radiant Power Wirn.
"BRENGSEK KALIAN SEMUA!!"teriak Wirn
"Khh!!"Wirn memuntahkan darah dari mulutnya dan energi nya semakin menipis.
"Uhk, pertarungan ini terlalu banyak menarik perhatian"
"Aku harus pergi dari sini"pikir Wirn, dengan sisa tenaganya ia berjalan tertatih-tatih, tetapi perlahan pandangannya mulai pudar.
"Tidak, tidak boleh pingsan sekarang, aku harus bertahan."
"Aku masih harus memastikan kondisinya, Arin bertahanlah..."gumam Wirn berjalan tertatih-tatih dengan energinya yang tersisa dan dibantu dengan topangan dari pedang besinya.
Namun sekeras apapun ia berusaha, pandangannya mulai semakin buram.
Wirn yang berusaha menjauh dari tempat pertarungan, pandangannya terus semakin gelap dan buram.
KRAK!!
Pedang yang dimiliki oleh Wirn hancur, dan Wirn terjatuh tidak jauh dari sana.
"Tidak...jangan sekarang...Arin..."
"Tidak..." pandangan Wirn semakin buram dan akhirnya Wirn terjatuh pingsan.
Sementara itu, jauh di pinggiran hutan, di sebuah gua sempit, Kael, Kai, Lira, dan Asdeath muncul kembali dalam kondisi penuh luka dan kelelahan.
Asdeath jatuh terduduk dengan nafasnya memburu.
"Kita… selamat…" desahnya.
Kael menahan tangannya yang berdarah, sedangkan Kai dan Lira bersandar ke dinding goa, mencoba menstabilkan nafas mereka.
"Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa kalian sangat menginginkan buah tersebut?"tanya Kael.
Asdeath terdiam sejenak dan perlahan mengeluarkan Radiant Fruit dari tasnya, ia menatap Radiant Fruit yang ada di genggamannya.
Matanya sungguh berkaca-kaca.
"Sigh... terima kasih… kalian…"
"Maaf membuat kalian kerepotan, aku tidak pernah berpikir pertemuan kita yang hanya sekali akan sangat berharga seperti ini."
"Aku tidak menyangka kalian akan membantuku sejauh ini,"ucap Asdeath.
"Lagi pula murid mana yang tidak akan melindungi gurunya,"balas Kai dengan nada sedikit membanggakan diri.
Kael menatap pada Asdeath, "..."
Sesuatu terasa familiar, tapi entah apa.
"Baiklah karena kalian telah membantuku sejauh ini akan kujelaskan kenapa aku sangat membutuhkan buah ini,"ucap Asdeath.
Disisi lain tepatnya dihutan, Wirn terkapar di atas tanah dengan hujan yang membasahi tubuhnya. Saat ia sedang pingsan, perlahan langkah kaki beberapa orang dengan sepatu berwarna putih mendekat, "....".
"Pria yang malang, segera bawa dia, dia masih berguna"ucap seseorang.