LELAKI YANG TAK DISANGKA

brugh!!

Langkah kaki seorang perempuan berusia 24 tahun itu, tiba-tiba terhenti. Dia melihat di bawah, ada laki-laki dewasa yang tampak tak berdaya, dengan membawa buntalan kecil dalam pelukannya.

"pergi kamu dari sini!! dasar laki-laki tidak modal.!! aku sudah membesarkanmu selama bertahun-tahun, tapi kamu tidak mau memberikanku keuntungan.!! Apa salahnya kamu menikah dengan nyonya Sapta.!! pergi kamu dari sini!! dan jangan pernah datang lagi.!!" seru perempuan paruh baya dengan marah.

sementara laki-laki yang didorong jatuh dan dilempar keluar itu tampak sangat kasihan. perlahan dia pun bangun dari posisi itu dengan mata sayunya. melihat itu, perempuan yang bernama Nisa merasa sedikit tidak tega.

Hatinya langsung bergetar membayangkan, apabila posisi seperti itu ada padanya. Menyadari hal itu, dia langsung terkekeh.

"apa bedanya dia dengan ku. laki-laki yang begitu aku cinta dan sanjung, dan berharap akan hidup bahagia bersamanya, ternyata lebih memilih bersama perempuan lain, dan membuang ku. Padahal, kami telah berjanji akan menikah hari ini, tapi dia malah membohongi ku." batinnya dengan perasaan pilu.

nisa yunita ini, dia baru saja menemui sang kekasih yang telah berjanji kepada nya akan menikahi nya hari ini. makan pakaian nisa sudah sangat rapi dan stedy sekali. bahkan, dia berbunga-bunga ketika membayangkan hal itu.

tapi nyatanya, semuanya tidak sesuai dengan harapannya. dia diangkat tinggi-tinggi, dan kemudian di hempaskan begitu dahsyatnya sehingga rasanya sangat sakit dan tentunya juga menanggung malu.

(kenapa kamu berjanji, padahal hanya untuk kamu ingkari. kamu jahat adam.) batinnya. tapi tiba-tiba satu ingatan gila terlintas di kepalanya. dia memandang surat-surat penting yang ada di tangannya, dengan tatapan tajam. kemudian langsung mengangkat wajahnya dan menemui laki-laki yang dibuang itu.

(tidak bisa. kalau dia berkhianat, aku juga bisa memiliki laki-laki lain.) batinnya dengan penuh tekad. dengan cepat, nisa pun melangkahkan kakinya dan menyusul langkah kaki laki-laki itu. kebetulan dia jalan dengan tertatih tatih, seolah-olah bingung harus pergi kemana.

melihat itu, tekad nisa pun semakin bulat. dia menghela nafasnya terlebih dahulu, dan kemudian mau manggil laki-laki itu setelah jaraknya sudah cukup dekat.

"mas!!*"panggilnya dengan suara nyaring. laki-laki itu pun yang mendengar panggilan itu sontak berhenti. kemudian perlahan menoleh.

senyum laki-laki itu pun langsung terbit. laki-laki itu berfikir, mungkin perempuan ini akan mengejeknya. karena semua itu terjadi tepat di depan matanya. laki-laki itu tentu saja menyadarinya.

"mbak pasti mau mengejek saya ya..?" tuturnya dengan suara lembut. Mendengar itu, bisa langsung menggelengkan kepalanya.

"menikahlah denganku!!"

Deg

mendengar penuturan spontan itu, laki-laki tersebut menghilangkan senyum mirisnya Dan memandang ke arah Nisa dengan tatapan bingung.

"a-apa..?" tanyanya tidak percaya. ini siapa Langsung mendekat sehingga jarak mereka hanya berkisar 1 meter saja.

"Aku serius.. menikahlah denganku. Aku tahu kamu tidak punya tujuan. jadi kamu bisa ikut denganku walaupun hanya tinggal di dalam kontrakan kecil. tapi kamu tenang aja, aku pasti akan berusaha agar kehidupan kita di saat jauh lebih baik. dan kalau kita sudah memiliki uang yang cukup, kita pulang ke kampung dan hidup di desa. kamu tidak perlu melakukan hal apapun, kamu lakukan saja apa yang kamu mau. tapi hari ini, kita menikah dulu." ucapnya.

tapi ketika Nisa menyadari kalau dia terlalu spontan dan blak-blakan, membuatnya merasa malu sendiri. dan untuk mengurai rasa malu itu, dia menundukkan kepalanya dalam-dalam.

(astaga!! mungkin dia akan berpikir kalau aku adalah perempuan yang tidak benar.) batinnya merasa sedikit cemas.

sementara laki-laki yang juga tidak memiliki tujuan itu hanya bisa menghela nafas.

"baiklah."

Deg

mendengar jawaban itu, jantung Nisa seketika berdebar-debar. dia tidak berharap kalau laki-laki itu akan setuju. namun persetujuan laki-laki tersebut juga adalah harapannya. tapi kenapa dia malah merasa cemas.

"tapi aku hanyalah laki-laki yang hanya bisa hidup mengenalkan tenaga. aku juga akan bekerja sepertimu. maaf, mungkin kamu akan berpikir yang tidak tidak tentangku. tapi jujur, hari ini aku tidak memegang uang sepersen pun. uang hasil kerja kerasku selama ini telah mereka rampas. dan aku tidak tahu harus ke mana. aku sangat berterima kasih kalau kamu memperbaiki hati menampung ku di tempat tinggalmu." ucapnya dengan jujur namun dengan penuh kepasraan.

dia melihat bibir laki-laki itu sangat kering dan pecah-pecah. bahkan dia menyadari kalau tangannya terkelupas. itu menandakan kalau laki-laki ini adalah pekerja keras. pakaiannya juga lusuh dan tubuhnya terlihat kurus kering.

"k-kalau begitu, ayo kita sekarang ke KUA dan menikah saja di sana. sekarang pernikahan hanya membutuhkan KTP saja. terus biayanya juga gratis. Apakah kamu setuju menikah denganku hari ini ? karena aku tidak bisa menampungmu di sana, kalau kamu dan aku masih belum memiliki status." ujarnya dengan jujur.

walaupun hal ini sangat tidak masuk akal dan cukup tergesa-gesa, tapi tampaknya keduanya tidak memiliki jalan lain.

"kalau begitu, sebelum kita menikah, perkenalkan namaku Nisa Yunita. nama kamu siapa Mas..?" tanya Nisa dengan sopan. laki-laki itu pun tersenyum simpul. ia turut ikut mengulurkan tangannya untuk menyambut uluran tangan Nisa.

"aku Aslan. Aslan Purnomo. tapi Purnomo itu akan aku copot dari belakang namaku, Karena aku bukan anak kandung. aku hanyalah anak yang diadopsi dari panti asuhan." ucapnya dengan jujur. mendengar itu Nisa pun tersenyum. Dia merasakan tangan itu memang cukup kasar, menandakan bahwa laki-laki ini memang sudah bekerja selama bertahun-tahun.

"baiklah kalau begitu Mas Aslan. ayo kita ke KUA sekarang. di sana semuanya sudah disiapkan. dan aku juga sudah membawa materai untuk kita berdua." ujarnya dengan senyuman.

untuk sekarang Nisa benar-benar menyampingkan permasalahan dan kekecewaannya. dia ingin membalas mereka dengan menunjukkan kalau dia juga bisa mendapatkan laki-laki yang lain selain Adam. walaupun laki-laki yang dipilihnya ini nyaris mendapatkan gelar sebagai pengemis.

akhirnya, mereka berdua pun langsung berlalu pergi ke kantor KUA dengan mengendarai mobil Maxim yang dipesan oleh Nisa.

dada keduanya terdengar deg-degan dan saling bersahutan satu sama lain. jujur mereka sama-sama gugup dan terdiam dalam perjalanan. mereka bingung harus memulai dan membicarakan apa. lagi pula, pernikahan mereka ini hanyalah sebuah simbolis saja. dan saling ketergantungan.

Aslan juga bertekad dalam hatinya, dia akan mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. dia tentu sudah biasa bekerja membanting tulang dan mengangkat beban yang berat. dan itu bukanlah sebuah perkara besar untuknya.

begitu pula dengan Nisa. dia yang saat ini bekerja tetap di sebuah cafe, juga berpikir akan mencari pekerjaan paruh waktu lainnya, agar waktu mereka tidak terbuang sia-sia.