Sesosok mayat perempuan ditemukan di halaman belakang rumah kosong yang ada di depan rumahku.Mang Ujang yang biasa membersihkan rumah tersebut merasa ketakutan.
Berdasarkan hasil penyelidikan dari kepolisian ,sosok mayat wanita tersebut diperkirakan meninggal 7 hari yang lalu.Mayat tersebut hampir membusuk.
Namun ada kejanggalan di sana,terdapat bunga kamboja berguguran dan masih segar. Padahal tidak ada tumbuhan bunga kamboja di sekitarnya.
Siapa sebenarnya perempuan itu?Apa yang sudah terjadi sebelumnya? Bagaimana kasus ini dapat diselesaikan?
Yuk kita simak kelanjutan ceritanya!Semoga berkenan..
Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian dan alur cerita ,ini semua murni karangan author saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Rinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 34
Kami pun pulang ke rumah, namun sebelumnya kami mengantarkan Yola terlebih dahulu.
" Apa besok kita akan kembali mengunjungi Pak lurah? tanya Yola penuh harap.
"Bukannya besok kita ada uji kompetensi ya? Ada info tuh dari grup kelas!" jawab ku.
"Masa sih! aku belum cek HP dari tadi!" Yola pun segera mengambil ponsel dari tas punggungnya dan mengecek chat grup
"Nanti aku telepon!" bisik Mas Yongki pada Yola, tapi masih bisa aku dengar.Yola pun tersenyum dan mengangguk.Aku semakin curiga dengan hubungan mereka berdua ,tapi ya sudahlah!
"Loh Mas.. bukannya hari ini mas jaka akan menikah ya? kita enggak ngucapin selamat gitu?" tanyaku pada mas Wirya .Padahal niat sebelumnya akan hadir di acara pernikahan Mas jaga ,tapi karena ada insiden tadi kami melupakan acara Mas jaka.
"Kamu telepon saja !ceritakan kejadian tadi, jaka pasti ngerti!" kata Mas Wirya yang masih asyik dengan ponselnya.Bener juga sih!nanti aja deh aku teleponnya saat sudah sampai rumah.
Malam pun tiba, tapi aku belum mengantuk sama sekali.Aku buka laptopku dan membaca lagi cerita Farhan yang belum rampung.
Farhan.... Semoga kamu baik-baik saja.Aku pun tak sanggup lagi membacanya, yang ada di ingatanku hanyalah si Farhan .Aku terlonjak kaget saat mendengar suara pintu diketuk.
tok tok tok..
Segera aku membuka pintu dan mendapati mas Wirya sudah berdiri diluar sana.
" Ada apa mas malam-malam begini?" tanyaku pura-pura mengucek mata.
"Ayo ngobrol di bawah ,ada yang ingin aku sampaikan!" kata Mas Wirya serius.Aku pun mengiyakan dan mengikuti mas Wirya dari belakang menuju ruang keluarga.Namun sebelumnya aku mampir ke dapur untuk mengambil air mineral dari dalam kulkas.Kini aku dan mas Wirya sudah duduk di ruang tengah.Aku pun memberikan air mineral pada mas Wirya .
"Ada apa mas malam-malam gini ?"mas Wirya memberikan ponselnya padaku.Kubaca sebuah pesan chat dari mas Farid dan aku sangat terkejut setelah membaca isinya.
Semoga Farhan memang tidak kenapa kenapa.
"Jadi, apa yang akan kita lakukan selanjutnya Mas? kok aku jadi takut gini ya?"Aku pun tak bisa berpikir lagi, sepertinya aku memang harus menyerahkan semuanya pada mas Wirya.Aku tidak punya kemampuan untuk menyelesaikannya.Bukannya 'mundur sebelum perang'ataupun 'pengecut', tapi ini bukan kuasaku. Aku tidak akan mampu, sekalipun aku memaksakan diri.
"Mas Wirya bisakah kamu membantu Farhan?" aku sangat berharap mas Wirya bersedia menyelesaikan masalah Farhan kali ini.
"Aku dapat apa dari kamu nantinya?"mas Wirya pun mendekatkan diri pada ku.Spontan aku pindah tempat duduk dan mengabaikannya .Dan kutatap dengan sinis kedua matanya itu.Dia pun tersenyum.
"Tidur sana,udah malam.Apa mau aku temenin?" goda Mas Wirya.
"Enggak perlu, terima kasih!" aku pun segera berlari menuju kamar ,meninggalkan mas Wirya yang masih duduk di ruang tengah sambil tersenyum menatapku.Jadi,cuma mau ngasih tau chat dari mas Farid aja pake mengajakku ke bawah?kan bisa tadi pas di depan kamar?Kenapa aku jadi merasa tak nyaman tinggal di rumah sendiri?
****
"Bagaimana ?apa semua sudah siap?" dukun itu kembali komat-kamit membaca mantra.Di depannya sudah berbaring seorang gadis tanpa busana yang umurnya kurang lebih 17 tahun. Sepertinya dia pingsan .Pak Ridwan mengikuti petunjuk yang diberikan Ki dukun.
"Kamu yakin situasi kali ini sudah aman ?"Ki dukun ingin memastikan usahanya kali ini tidak boleh gagal lagi .Sang Penguasa gaib hanya memberikan satu kali kesempatan pada sekutunya untuk memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukannya.Jika gagal lagi ,maka kekuatan yang sudah dimiliki akan dipertaruhkan.Bisa saja kekuatan itu musnah dan menghancurkan dirinya sendiri.
"Sudah ki..saya sudah menyiapkan banyak penjaga di luar!" Kata paman Ridwan meyakinkan ki dukun, jika kali ini sudah dilakukan persiapan dengan matang .Tdak seperti sebelumnya sehingga menimbulkan banyak sekali masalah.
"Baiklah! kita mulai sekarang juga upacara sesembahannya!" Ki dukun langsung komat-kamit membacakan mantra.Suasana semakin sunyi, hawa dingin mulai menyeruak.Paman Ridwan kini lebih tenang karena sebelumnya beliau sudah pernah melihat ritual ini.
Masih dalam kegelapan,tak ada suara kecuali ki dukun yang komat-kamit merapal doa memanggil Sang Penguasa Ibis.Tiba-tiba cahaya merah muncul di atas tubuh gadis itu. Semakin lama cahaya merah itu semakin banyak kemudian terkumpul menjadi satu dan terbentuklah sosok seorang laki-laki .
Sosok itu sudah siap menerima sesembahan yang diberikan Ki dukun.Sosok tersebut mulai menelusuri tubuh gadis itu dan sudah siap layaknya melakukan hubungan intim.Hal itu disaksikan langsung oleh paman Ridwan. Gadis itu tak berdaya ,karena tidak merespon sedikit pun.
Sosok tersebut menjamah setiap lekuk tubuh gadis itu dan sudah seperti harimau rakus yang siap menerkam mangsanya yang sudah lama diincarnya.
Tiba-tiba..
Brakk..
"Angkat tangan!"komando kapten Alex yang memimpin penyergapan hari ini.Sorot lampu senter dari beberapa polisi langsung menerangi seisi ruangan.Kapten Alex dan anak buahnya segera meringkus Paman Ridwan dan dukun tersebut.Sedangkan anak buah paman Ridwan yang berjaga di luar sudah dilumpuhkan polisi beberapa waktu sebelumnya.
Sosok yang menyerupai laki laki tadi langsung berubah menjadi cahaya merah dan menghilang secara tiba tiba.
Tanpa perlawanan, paman Ridwan dan dukun tersebut dibawa ke kantor polisi.Tim dokter yang juga ikut penyergapan langsung menolong gadis itu dan membawanya ke rumah sakit.Mas Wirya yang juga ikut dalam penyergapan langsung menelusuri seisi ruangan mencari keberadaan Farhan.
Dengan menggunakan senter di tangannya,mas Wirya menyoroti setiap sudut ruangan.Hingga terlihat jelas olehnya sosok anak kecil yang meringkuk tak sadarkan diri.Mas Wirya langsung berlari menghampiri Farhan, dia mencoba membangunkannya.
" Ayah dan ibuku?" tangan mungil Farhan berusaha meraih pipa mas Wirya.Wajah pucat tak berdaya membuatnya semakin lemas.
"Mereka baik-baik saja!" Jawab mas Wirya.
"Bertahanlah ! aku akan membawamu menemui kedua orang tuamu!" imbuhnya. Farhan pun hanya bisa mengangguk.
Di kantor polisi ,Paman Ridwan dan Ki dukun mendapatkan banyak pertanyaan.Mereka didakwa atas kasus penculikan gadis di bawah umur dan tindakan asusila.Ki dukun yang mendapat pertanyaan di ruang terpisah dengan paman Ridwan,merasakan hawa panas menyerang tubuhnya.Dia merasa tubuhnya terbakar oleh bara api yang sangat panas.Ki dukun pun meronta.
Polisi yang menyaksikannya jadi takut.Mereka segera menghindar, bahkan ada yang mengambil videonya.Bara api panas seakan menyelimuti tubuh ki dukun.Dia meronta tapi tak ada yang menolongnya.Kulit tubuhnya menjadi hitam pekat seperti habis terpanggang sempurna.Polisi yang menyaksikan pun bergidik ngeri ,tak menyangka bisa menyaksikan kejadian aneh ini.