Seorang remaja laki-laki yang masih bersekolah SMA terpaksa menerima permintaan sang mommy untuk menikah dadakan dengan anak mantan supirnya. Apakah sang anak akan menerimanya?.
Sedangkan sang mempelai perempuan tidak tahu siapa yang akan menikahinya. Dia sudah tak sadarkan diri ketika ijab qobul itu terjadi.
Entah mimpi apa aku semalam, dari seorang lajang sekarang sudah beristri.
-Greyvanno Alexander Geraldy
Siapa dia? benarkah suamiku?
-Naretta Andara Ibrahim
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Winda keenandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34
"Mommy dan daddy sangat kaget ketika mengetahui Jessika telah meninggal dunia. Kami sangat takut jika Vanno dan Vinna tidak bisa ditemukan."
"Keesokan harinya, kami mendapat telepon dari kantor polisi. Mereka mendapat laporan dari seseorang bahwa dia telah menemukan seorang anak laki-laki sedang berjalan menyusuri tepi sungai sambil menggendong jenazah bayi." Hiks hiks mommy terisak sambil menutup wajahnya.
Deg.
Mata Retta berkaca-kaca dan dadanya terasa sesak mendengar cerita mommy. Entah kenapa hatinya berharap semoga apa yang ada di pikirannya saat itu bukan kenyataannya. Dia berharap bukan Vanno anak laki-laki itu.
"Pria itu menemukan Vanno berjalan menyusuri sungai dengan badan penuh luka cambukan sambil menggendong jenazah adiknya, hiks hiks hiks." lanjut mommy.
Retta tak kuasa menahan air matanya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Vanno saat itu. Dadanya terasa sakit, nyeri.
"Vinna yang sudah sakit, harus dibiarkan tanpa pengobatan. Dia dan Vanno di sekap tanpa diberi makan, bahkan disiksa oleh Jessi. Vinna meninggal karena terjatuh dari lantai dua rumah kosong yang digunakan untuk menyekapnya. Ada bekas benturan di bagian kepalanya dan darah masih mengalir dari telinganya. Vanno sendiri sudah babak belur disekujur tubuhnya. Dia dipisahkan di ruangan yang berbeda dengan Vinna. Ketika mendengar suara teriakan Vinna, Vanno langsung berusaha keluar lewat angin-angin pintu." Hiks hiks, mommy kembali terisak.
Mommy menenangkan diri sebelum melanjutkan ceritanya.
"Mommy tidak bisa membayangkan bagaimana perasaannya saat itu. Anak yang berusia hampir lima tahun itu sudah dihadapkan pada situasi mengerikan. Dia berhasil menemukan Vinna. Namun, semua sudah terlambat. Dia melihat Vinna menghembuskan napas terakhir di pelukannya."
"Vanno melihat sekeliling dan tidak menemukan Jessika, karena Jessi saat itu sedang keluar untuk menemui daddy. Vanno berhasil melarikan diri dengan memecahkan kaca pada jendela dapur bangunan itu. Dia naik ke atas jendela melalui kulkas sambil menggendong jenazah Vinna untuk keluar dari rumah itu. Vanno berjalan menyusuri sungai menjauh dari rumah itu. Hingga dia ditemukan oleh seseorang, dan orang tersebut adalah pak Yusuf, ayah kamu Ta."
Retta begitu terkejut. Selama ini, orang tuanya sama sekali tidak pernah menceritakan peristiwa ini kepadanya.
"Setelah kami menemukan Vanno dan Vinna, kami segera menyemayamkan Vinna dan membawa Vanno ke rumah sakit. Beberapa hari di rumah sakit, Vanno tidak mau berbicara. Dia bahkan sering berteriak histeris ketika ada dokter atau perawat perempuan yang hendak memeriksanya. Sejak saat itu, Vanno benar-benar trauma dengan wanita asing. Dia tidak bisa berinteraksi dengan perempuan lain kecuali keluarganya. Dia akan berteriak dan berkeringat dingin jika berinteraksi dengan wanita asing."
"Daddy dan mommy benar-benar merasa bersalah saat itu. Karena kami fokus pada penyembuhan Vanno baik fisik dan psikisnya, perusahaan daddy benar-benar bangkrut. Di perusahaan daddy benar-benar ada penyusup yang membocorkan semua rahasia perusahaan kepada rival daddy. Entah mereka bekerja sendiri atau sudah bekerja sama dengan Jessika sebelum dia meninggal. Saat itu, kami benar-benar bangkrut. Hingga kami memutuskan pindah ke Singapura untuk fokus pada penyembuhan trauma Vanno dan memulai usaha baru disana."
"Hingga selama sepuluh tahun usaha daddy sudah mulai berkembang pesat berkat bantuan beberapa rekan yang masih mempercayainya. Vanno juga sudah bisa mengatasi traumanya. Saat memasuki SMA, mommy dan daddy memutuskan untuk memindahkan Vanno ke Indonesia. Semula dia bersekolah di sekolah khusus putra di Singapura. Kami berpikir sudah seharusnya Vanno berinteraksi dengan anak perempuan. Oleh karena itu, kami memindahkan Vanno di SMA di Indonesia."
.
.
.
.
.
\=\=\=\=\=
Yaahhh.. yang like sama komen sak uprit nih, jadi sedih akutuh 😢😢
Pada suka nggak sih sama ceritaku?
Masih mau lanjut nggak?