Elara Vienne menyadari dirinya masuk ke dalam novel yang baru-baru ini ia baca. Tapi kenapa justru menjadi tokoh antagonis sampingan? Tokoh yang bahkan tidak bertahan lebih dari lima bab dalam cerita.
Tokoh antagonis ini benar-benar menyedihkan—tidak diakui oleh keluarga aslinya, dibenci oleh netizen, dan bahkan pacarnya direbut oleh sang putri asli.
Ketika bangun dia bahkan sudah kehilangan kesuciannya, sungguh Elara sangat terkejut. tapi kenapa laki-laki ini begitu mencintainya?
Let’s start the story.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly-Ra?, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Keributan tadi malam tidak membuat para tamu tidak bisa tidur, justru mereka tidur lebih nyenyak. dan kali ini mereka dibangunkan oleh tim program.
Para tamu mendapati sutradara dan beberapa kru, memiliki lingkaran hitam dibawah mata mereka, sepertinya sepanjang malam mereka berurusan dengan paparazi tersebut.
Sepanjang siaran langsung itu dipenuhi keheningan, Ayla dan Daffa sudah muncul lagi di depan kamera. mereka sarapan dengan tenang dan sunyi, hanya rentetan komentar netizen yang berisik.
"Aku muak sekali melihat Ayla dan Daffa, mereka benar-benar tidak tahu malu untuk berani muncul di kamera?"
"Lupakan itu, anggap saja mereka tidak ada. Lagipula para tamu juga sudah tidak memperdulikannya."
"Keamanan program ini buruk sekali, bahkan paparazi saja bisa memasuki kamar tamu wanita."
"Hei masih pagi!"
Melihat para tamu yang sudah selesai sarapan, sutradara langsung memberitahu rencana untuk hari ini.
"Seperti perkataan ku semalam, aku akan memberikan kalian kompensasi atas kejadian semalam. Kali ini kalian tidak perlu pergi untuk berjualan atau apapun. Kita akan pergi ke taman hiburan."
Mendengar mereka akan pergi ke taman hiburan, para tamu saling berpandangan dengan rasa senang, akhirnya mereka bisa bersenang-senang. Itu artinya tidak ada misi kan?
"Tapi ada misi baru, kalian harus mengambil foto sesuai tema yang kalian dapatkan, nanti tim program akan mengunggahnya di internet, dan biarkan para penonton membuat vote foto terbaik. Selebihnya kalian bisa bersenang-senang."
Sutradara Bayu menarik nafas, dan melanjutkan perkataannya, "Hanya saja, kalian harus menggunakan uang kalian sendiri, yang kalian dapatkan kemarin, untuk membayar tiket di wahana taman hiburan, hadiah untuk misi ini adalah uang tambahan dan misi rahasia tentunya."
Ucapan sutradara membuat para tamu tercengang, ternyata ini adalah kompensasi yang dibicarakan oleh sutradara? Tapi sepertinya ini akan sengsara bagi pasangan yang memiliki sedikit uang bukan? Misinya tidak terlalu sulit, hanya saja yang sulit cara mendapatkan vote terbanyak.
"Lalu untuk makan siang dan makan malam?" tanya Elara secara penasaran, para tamu juga segera memandang sutradara dengan serius lagi.
"Untuk makan siang, kalian harus beli makan sendiri di taman hiburan. dan untuk makan malam kami akan membagikan bahan masakannya secara gratis, dan kalian memasaknya sendiri." jawab sutradara Bayu dengan membenarkan kacamatanya.
"Jika tidak pergi ke taman hiburan?" Kali ini Keenan yang bertanya.
Sutradara Bayu menggelengkan kepalanya, "Kalian harus pergi, oh iya kalian harus menaiki wahana minimal tiga wahana. Jika tetap tidak mau pergi, kalian akan membayar denda untuk bayar tiket masuk ke taman hiburan."
Para penonton tercengang, para tamu juga terkejut. Sutradara ini benar-benar sudah merencanakan semuanya, baik pergi maupun tidak pergi. Mereka harus menghabiskan uang! Ini tujuan sutradara.
"Pss, tiba-tiba aku merasa merinding dengan sutradara, ini tidak bisa disebut membalas dendam kepada para tamu kan?"
"Oke, aku sekarang tidak berani memaki sutradara ini lagi."
"Kasihan sekali, buat pasangan yang memiliki uang sedikit."
"Langsung saja, Daffa dan Ayla kan? Wajah mereka terlihat pucat, hahaha."
"Jika uang mereka habis, bagaimana dengan usaha besok? Ukh itu sepertinya akan sulit."
Untuk Elara dan Arkan mereka tetap tenang tentang pengaturan sutradara, lagipula uang mereka banyak. Cukup untuk bersenang-senang hari ini. Elara juga tidak sabar untuk bermain di taman hiburan, itu pasti menyenangkan.
Tidak lama kemudian sutradara membagikan kertas, yang berisi tentang jenis tema foto yang harus mereka ambil. Mereka dilarang membuka kertas terlebih dahulu sebelum sampai di taman hiburan. Jadi para tamu harus menyimpannya baik-baik. Dan kalau hilang akan dikenakan denda.
Sutradara Bayu ini benar-benar licik!
Setelah mengerti penjelasan sutradara, para tamu pergi ke kamar masing-masing untuk bersiap-siap, tidak terlalu banyak barang yang harus dibawa, hanya pelembab kulit, cermin, topi, masker, dan kacamata.
Tidak lama kemudian para tamu turun ke bawah, mereka hanya diberi beberapa menit untuk bersiap-siap, toh mereka tidak membawa banyak barang bawaan.
Melihat para tamu yang sudah siap, akhirnya mereka berangkat ke taman hiburan, sesampainya disana taman hiburan sedikit ramai namun juga terasa sepi, mungkin karena waktu masih pagi. Dan orang-orang masih enggan pergi keluar bersenang-senang.
"Kalian berpencarlah, jangan lupakan misinya, dan para tim keamanan akan mengikuti kalian dari kejauhan. Agar kalian tetap aman."
Setelah diingatkan oleh sutradara, para tamu memakai masker tidak lupa topi, dan mereka juga tidak diikuti oleh juru kamera. Hanya saja ada kamera tersembunyi yang menggantung di tubuh mereka.
Sutradara juga memberikan ponsel, ini adalah ponsel khusus dari kru bukan ponsel mereka sendiri. Isinya hanya room chat kru, nomor telepon sutradara, dan beberapa aplikasi bawaan ponsel.
Para tamu pergi sendiri-sendiri dengan pasangan mereka, itu karena ada banyak hal yang harus mereka coba. Dan agar tidak terlihat mencolok di antara orang-orang.
"Pegang tanganku," pinta Arkan tanpa menoleh.
Hal itu berhasil membuat Elara menoleh, "Kenapa?" tanyanya dengan mengangkat satu alisnya.
"Biar kamu gak hilang," jawabnya dengan nada lembut, membuat hati Elara merasa tergelitik.
Tapi dia segera tersadar, kalau Arkan menganggapnya anak kecil yang mudah bilang, segera wajah Elara menjadi kesal.
"Aku bukan anak kecil!"
"Tapi kamu kelihatan kecil, tahu?" Arkan menoleh, menatap Elara dengan senyum nakal dibalik maskernya.
Elara melotot mendengar hal itu, memang benar sih dibandingkan tinggi Arkan yang seperti tiang listrik, Elara terlihat kecil dimatanya. Apalagi wanita itu hanya mencapai dagu suaminya, membuat leher Elara sakit untuk menatap mata Arkan.
"Kamu aja yang ketinggian tuh! Makanya kalau makan tuh, tiang listriknya jangan dimakan juga," cetus Elara dengan nada kesal. Berani-beraninya dia mengatakan dia kecil? Dia saja yang ketinggian!
Arkan terkekeh kecil melihat reaksinya, dia lalu mengangguk tanpa daya, menerima kekalahan, "Baiklah, memang aku yang salah. Jadi Tuan Putri, apakah permintaan ku dikabulkan?" Dia selalu bisa mengalah apapun, semenjak Elara masuk ke dalam hidupnya.
Penonton yang melihat ini, merasa tidak kuat lagi untuk menonton di saluran siaran langsung Arkan dan Elara. Tapi mereka juga merasa manis.
"Aku tau kenapa aku single, TERNYATA MAUNYA COWOK SEPERTI TUAN ARKAN."
"SIAL, CARA DIA MANGGIL TUAN PUTRI, BIKIN JANTUNGKU GAK AMAN."
"Kalian sangat bersemangat, aku sudah meleleh dari tadi."
"Cp ini, emang berhasil buat aku iri karena jomblo."
"Padahal udah gak heran, tapi tetap aja selalu terkejut. Sespesial itu Elara Dimata Mr A."
Mendengar panggilan itu dari suaminya, telinga Elara dalam topi memerah, dia mengulurkan tangannya dengan canggung, dan mengalihkan pandangannya, agar Arkan tidak melihat rasa malu dimatanya.
"Pegang aku, erat-erat."
Telapak tangan Elara memiliki warna seputih salju, terlihat sangat lentik dan cantik, tanpa ada satu goresan apapun. Arkan yang sudah menantikan hal ini, dengan hati-hati menggenggam tangan Elara, takut menyakiti istrinya.
Padahal tangan mereka berdua yang saling menggenggam dengan erat, tapi rasa hangat dihati mereka yang terasa. Dengan detak jantung yang berdetak lebih kencang. Membuat mereka merasa kecanduan dengan perasaan ini.
...----------------...