Dua wanita kembar yang menjalani takdir masing masing. Inha dengan karakter pendiam dan terpaksa menikah dengan seorang duda beranak satu dan Inka yang selalu ceria dan mencintai seorang pria yang terlihat tidak menyukainya .Namun, ternyata ia salah karena pria itu selalu menyukai dalam diam.
Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Mampukah Inha menerima status sebagai ibu sambung di usia muda nya?
Bisakah Inka keluar dari situasi tersulit di hidupnya?
Selamat membaca.... 🥰😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Han_hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Inka dan Raffa akhirnya pulang ke Indonesia. Mereka kembali dengan membawa buah tangan untuk keluarga nya. Bahkan sebelum mereka pulang banyak paketan yang dikirim dari ekspedisi. Ternyata gadis itu tidak melewatkan kesempatan untuk berjualan. Inka membuka jastrip oleh-oleh Jepang.
"Emang otak bisnis! Pergi kesana, sempat-sempat nya cari uang. " Sindir Fafa pada adiknya. Namun yang disindir seolah tidak peduli karena kegemarannya adalah shoping . Dan dengan cara jastrip dia bisa menyenangkan diri. Jiwa belanja nya begitu luar biasa.
"Kau tahu kak, aku sangaaatttt bahagia berada di Jepang. Aku bisa belanja sepuasnya, dan ini semua milik customer. Aku bisa beli mobil dari hasil jastrip ini. Hihihi... "
"Kamu serius?? Emangnya laku banget barang-barang ini? " Ia tidak percaya dengan ucapan Inka. Mana mungkin paketan satu kamar penuh itu bisa menghasilkan keuntungan seharga mobil. Barang-barang yang dijual Inka seperti asesoris, perhiasan imitasi, baju, makanan ringan. Menurut Fafa barang seperti itu hanya bernilai jual kecil.
"Lihat ini, uang digital ku banyak kan. " Ia memperlihatkan nominal di ponselnya.
Fafa menghitung dengan seksama, lalu ia melotot saat tahu uang adik nya.
"Gila banget!, andai saja keuntungan bersihmu lima persen dari nominal itu kau bisa beli mobil atau rumah. "
"Benar sekali, aku pintar kan. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Aku hobi belanja bisa dapat uang. Hihihi.... " Wajahnya begitu sumringah
"Bulan depan aku mau ke Thailand, disana lebih murah dan kualitas bagus. Jastrip lagi, liburan lagi... "Otak nya sudah memikirkan banyak hal, liburan dan belanja. Hobi Inka yang sudah melekat padanya.
" Bawa Hanin ikut dengan mu, ajari dia jualan. "
"Ogah, yang ada aku jadi baby sister jagain si kembar. Gak mau!! " Inka menolak
" Kasihan dia, biar Hanin liburan dengan mu. Masalah si kembar urusan ku. " Fafa terkadang terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga lupa menjadwalkan liburan keluarga. Setidaknya kalau Hanin liburan dengan Inka, ia tak perlu khawatir. Emak -emak juga butuh hiburan agar tidak stress.
"Tiketnya mas yang bayarin. Yang penting kamu sama Hanin hasilkan uang. "
"Ada udang dibalik bakwan, ngasih tiket tapi nyuruh jualan. Gimana sih! "
"Kan sambil menyelam mandi sekalian. Liburan dapat, uang jastrip dapat. Enak kan. "
"Dasar mata duitan! "
"Hidup harus realistis Ka, kalau ada kesempatan jangan di sia-siakan. Hihihi... "
"Dasar mata duitan! "
"Emang,baru tahu aku mata duitan. " Fafa berkata dengan penuh percaya diri.
"Mana hadiah untuk ku. " Fafa membuka beberapa paket . Mencari barang yang ia suka.
"Jangan dibuka semua, ini punya orang, " Inka memukul tangan kakaknya, bisa-bisa barang orang hancur karena Fafa.
"Ini, untuk mas. " Ia memberikan satu kardus kecil pada fafa.
"Isinya apaan ini. " Fafa membuka lalu melihat beberapa barang dan membacanya
"Lotion tubuh, obat kuat, alat kontrasepsi, shampo. Kenapa kamu ngasih barang beginian? "
"Itu hadiah mas Raffa yang pilih kata dia jaga jarak aman, jangan kebobolan karena si bungsu masih kecil. " Inka terkekeh saat melihat reaksi Fafa yang cemberut.
" Sialan mas Raffa. "Lirihnya
" Apa kau sudah menghubungi Antoni? Saat kau pergi dia seperti orang gila. "
Inka termenung sesaat, Antoni memang sering menghubungi nya tetapi jarang di respon.
"Belum."
Fafa melirik adiknya,biasanya Inka akan antusias saat bicara tentang Antoni tapi setelah kepulangan nya dari Jepang gadis itu terlihat biasa saja.
"Hei, Inka. Kamu masih ada perasaan dengan si Toni tidak? " Fafa kali ini bertanya dengan serius.
"Aku lebih nyaman seperti ini. "
"Itu bukan Jawaban Inka! " Fafa menjitak kepala adiknya
"Mas, sakit ah! " Inka membalas dengan menjitak kembali
Mereka jitak-jitakan seperti biasa tanpa ada yang mau mengalah. Lalu terdengar suara derap langkah kaki yang ternyata Inha sekeluarga datang.
Senyum Inka langsung terkikis saat melihat kembarannya. Mata mereka saling terkunci, bingung apa yang akan dibicarakan.
"Sayang, kau datang. " Navysah menemui Inha. Saat pagi hari anaknya mengirim pesan akan datang dan meminta maaf pada Inka.
"Iya mah. "
"Mama sehat? " Richi mencium takzim ayah dan ibu mertuanya
"Alhamdulillah."
"Richi, ayo temani ayah dan Fafa dibelakang. " Pinta Davian pada anak mantunya
" Oke yah. "Namun tangan nya ditahan oleh sang istri. Inha cemberut saat tahu suaminya akan pergi.
" Tadi kamu bilang mau bantuin aku ngomong sama Inka? "Inha berkata dengan lirih agar tidak terdengar oleh sang ibu
" Sudah disini aja. "Inha berkata dengan pergerakan matanya.
" Yah, Inha tidak mau ditinggal, gimana dong. Dia selalu kangen aku. "Richi terkekeh
" Apaan sih! Aku kan gak ngomong gitu. "Inha segera melepaskan tangan suaminya. Pipi nya memerah, malu sekaligus kesal dengan pria itu.
" Maklum ya mah, pengantin baru. "Richi semakin menggodanya namun tidak dengan Inha. Bola matanya kian membulat, marah.
Inha rasanya ingin menghilang dari bumi, malu dengan keluarga nya.
Kali ini mereka duduk bertiga, Inka sengaja diam tidak menegur Inha terlebih dahulu. Sebenarnya gadis itu ingin tertawa keras saat melihat Inha yang salah tingkah,kaku, bingung dan tidak percaya diri. Sangat berbeda sekali dengan Inha yang dulu.
"Sini, dekat sama mama. " Navysah merentangkan tangan nya. Meminta Inha mendekat dan memeluk nya, dan gadis itu nurut.
"Kau bahagia menikah dengan Richi? " Ibunya memeluk Inha dengan hangat, tangan kanan nya juga memeluk anak gadisnya agar tidak iri.
"Aku bahagia. " Inha menjawab seperti itu agar ibunya tidak banyak pikiran, padahal jangan kan bahagia ia merasa tambah repot setelah menikah.
"Ada yang ingin kau sampaikan sama Inka? "
Inha mau tak mau menatap gadis itu. "Aku minta maaf atas segala kesalahan ku. "
Inha biasanya enggan untuk meminta maaf namun kali ini memang kesalahannya begitu besar. Dan sudah sepantasnya meminta maaf terlebih dahulu.
Inka hanya diam, namun dalam hatinya ingin berteriak keras sembari tertawa. Seorang Inha akhirnya mau meminta maaf padanya. Biasanya Inka lah yang selalu membuat ulah dan dia yang sering meminta maaf, sekarang gantian.
"Kau dengar tidak! Aku kan sudah minta maaf. " Inha cemberut karena gadis itu tidak merespon nya.
Navysah memberikan kode pada Inka kalau dia harus mengakhiri drama nya. Kasihan saat melihat Inha .
"Hahaha... " Akhirnya meledak juga tawa dari Inka, ia menoyor kepala Inha dengan gemas. "Wajahmu lucu sekali saat meminta maaf. "
Inha pun ikut membalas dengan cara menjambak rambut Inka, enak saja asal toyor. Jilbab dia ikutan kusut.
"Dasar sinting! " Inha membalas lagi saat Inka menjambak jilbabnya.
Keduanya saling jambak dan toyor. Tak lupa rebutan pelukan dari sang ibu. Tangan dan kaki mereka ikut beraksi dan tak mau ada yang mengalah. Navysah hanya tersenyum akhirnya kedua anaknya kembali seperti semula. Melihat mereka bertengkar ala kucing dan tikus menandakan bahwa mereka baik-baik saja dan sudah saling memaafkan.
wkwkkwkw
🤭🤭