Novel ke lima othor launching. Silahkan mampir kakak-kakak semua. Semoga suka ya, jika tidak suka bisa di skip aja. Jangan kasih rating jelek, ntar othor ngambek loh 😁.
Maharani putri, gadis belia yang berusia delapan belas tahun itu harus lari dari rumah demi menghindari kejaran juragan Wisnu yang ingin memperistri dirinya.
Di saat yang sangat tepat, ia bertemu dengan seorang nyonya yang baik hati, yang menawarinya pekerjaan di rumahnya, sehingga membuat dirinya bertemu dengan takdir cintanya.
Seperti apa keseruan ceritanya? langsung kepoin ya kakak-kakak.
Jangan lupa kasih dukungan juga buat othor, agar semakin semangat up date dan berkarya. Terima kasih 😊😊
HAPPY READING 😘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda Wia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Sore harinya, Rani tampak duduk bersantai di teras rumah. Gadis cantik itu rupanya tengah asik melamun sendirian. Bu Salma yang baru saja membeli bumbu dapur di warung depan rumah, langsung menghentikan langkahnya saat melihat putri sulungnya itu duduk sendirian di teras. Dengan mengulas senyum tipis bu salma berjalan menghampiri Rani yang masih saja melamun.
" Nduk ", panggil bu salma seraya menepuk bahu putrinya itu. Rani yang tidak menyadari kehadiran ibunya langsung terlonjak kaget.
" Ibu ngagetin Rani aja ", protesnya dengan bibir mengerucut.
" Habisnya kamu itu ibu lihat dari tadi melamun terus. Kenapa nduk? Mikirin tuan gavin ya ", goda bu salma pada putrinya.
" Ihh, apa sih buk. Siapa juga yang mikirin si beruang kutub itu ", jawab Rani pura-pura kesal. Padahal dalam hati ia memang sedang memikirkan pria tampan itu.
Bagaimana tidak kepikiran, jika dalam waktu dekat ini ia akan langsung di nikahkan dengan anak majikannya itu. Pertemuan dua keluarga yang tidak terencana pagi tadi, telah membuahkan hasil kesepakatan jika ia dan tuan tampannya itu akan melangsungkan ijab qobul seminggu lagi.
Rani sudah berusaha untuk menolak, namun ia tidak sanggup melawan kekuatan ibu dan anak itu. Apalagi mama Safira terus saja membujuknya dengan rayuan maut yang membuat dirinya akhirnya pasrah menerima pernikahan dadakan itu.
" Kenapa? Kamu menyesal menerima pinangan nak Gavin ", tanya bu salma yang melihat putrinya kembali melamun.
Rani menggeleng, kemudian ia memiringkan posisi duduknya untuk menghadap sang ibu.
" Rani cuma takut bu, jika pernikahan tanpa cinta ini tidak akan berhasil. Apalagi Rani dan tuan gavin memiliki perbedaan yang sangat jauh ", keluh Rani menumpahkan kegelisahan hatinya pada sang ibu.
Bu salma yang mengerti kegelisahan yang di rasakan oleh putrinya, dengan gerakan pelan mulai membelai lembut rambut hitam Rani dengan penuh kasih sayang.
" Keberhasilan sebuah pernikahan itu tidak bisa diukur dengan ada atau tidaknya cinta di awal hubungan nduk. Banyak kok pernikahan yang di mulai dengan rasa saling cinta akhirnya berakhir. Dan tidak sedikit juga pernikahan tanpa cinta yang berhasil bertahan ", jawab bu salma seraya tersenyum lembut.
" Tetap saja Rani khawatir bu. Lagian bapak sama ibu kenapa main setuju saja sih. Kan ibu bisa menolak tadi ", kesal Rani sambil memanyunkan bibirnya.
Bu salma tampak tersenyum geli melihat putrinya merajuk.
" Bapak sama ibu tidak enak menolak niat baik nak Gavin dan ibunya. Apalagi, nak Gavin sudah mengeluarkan uang yang sangat banyak untuk membebaskan bapakmu nduk. Bukan berarti ibu menjual kebahagiaan mu demi membalas budi baik mereka, bukan seperti itu ", bu salma berbicara seraya memandang jauh ke depan.
" Ibu bisa melihat ketulusan di mata nyonya Safira padamu Ran. Beliau benar-benar menyayangi kamu seperti putrinya sendiri. Memiliki mertua seperti nyonya Safira itu adalah idaman setiap menantu. Ibu yakin, kamu akan baik-baik saja jika hidup di keluarga nak Gavin. Apalagi ibu lihat, nak Gavin itu adalah lelaki yang bertanggungjawab. Ia juga tidak seperti laki-laki yang suka mempermainkan wanita. Dan yang terpenting, ibu bisa melihat cinta di mata kamu untuk nak Gavin ", ucap bu salma seraya terkekeh pelan sambil menoel dagu putrinya.
" Tapi buk, tuan Gavin gak cinta sama rani ",
" Ya itu tugas kamu untuk membuat nak Gavin jatuh cinta sama kamu ",
" Bagaimana mau membuat dia jatuh cinta buk, jika setiap berdekatan saja dia selalu mengajak Rani ribut ", jawab Rani dengan kesal.
" Kan belum di coba nduk ",
" Au ah buk, Rani pusing ", jawab gadis itu sambil beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam rumah meninggalkan ibunya yang hanya terkekeh pelan sambil geleng-geleng kepala.
" Ibuk yakin Ran, kamu akan bahagia jika menikah dengan nak gavin ", gumam bu Salma seraya menatap punggung putrinya yang menghilang di balik pintu.
🌾🌾🌾🌾🌾
Tepat pukul sembilan malam, Gavin dan keluarganya baru saja tiba di rumah. Rani sengaja tidak di ajak kembali ke kediaman arkantara, agar supaya gadis cantik itu bisa mempersiapkan semua keperluan acara ijab Qabul dengan sempurna.
Gavin yang lelah mengendarai mobilnya selama dua jam lebih segera naik ke lantai atas untuk segera merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya. Namun saat kaki jenjangnya baru menaiki beberapa anak tangga, terdengar panggilan dari mamanya.
" Gavin, tunggu. Mama mau bicara sama kamu ",
" Bicara apa ma? Apa tidak bisa besuk saja, Gavin capek ma ",
" Bentar saja vin ", mohon sang mama.
Gavin tampak menghela napas kasar. Namun ia tetap menuruti permintaan sang mama. Dengan malas Gavin berjalan mengikuti langkah mamanya menuju ruang keluarga. Sedangkan Daniel, lelaki tampan nomor dua itu terlihat sibuk menggendong zio yang tertidur untuk di bawanya ke kamar mama Safira. Papa bagas dengan raut ngantuknya tampak mengekori langkah Daniel menuju kamarnya.
" Ada apa ma? ", tanya Gavin lagi seraya mendudukkan dirinya di sofa depan sang mama.
" Gini loh vin, mama itu cuman merasa gak enak saja sama keluarga Rani tadi. Kamu itu meminta mama sama papa melamar rani kok secara tiba-tiba. Mama kan gak bawa persiapan apa-apa. Mama kan jadi penasaran, apa sih yang membuat kamu ingin menikah sama Rani. Padahal belakangan ini kan mama gencar deketin kamu sama dia. Tapi kamunya kayak gak peduli gitu. Kenapa sekarang tiba-tiba ingin nikah? Jangan bilang kamu sudah paksa Rani buat anu-anu ", tanya mama Safira dengan sorot mata menyelidik.
Gavin yang mendengar pertanyaan konyol dari sang mama hanya memutar bola matanya dengan malas.
" Pikiran mama itu terlalu jauh. Gavin bukan laki-laki seperti itu ma ", jawab Gavin dengan nada menahan kesal.
" La trus apa dong alasan kamu pengen cepet-cepet nikah sama Rani ",
" Nggak ada alasannya ", jawab Gavin sambil beranjak pergi.
" Hahhh, yang bener dong vin, masa gak ada alasannya sama sekali ", mama Safira terlihat tidak puas dengan jawaban yang diberikan putranya itu.
" Nggak ada ", Gavin pun terus melangkah menaiki tangga tanpa menoleh ke arah sang mama. Mama Safira yang di cueki hanya bisa menatap kesal putranya yang pergi begitu saja.
" Dasar pelit ", teriak mama Safira sambil melempar bantal sofa ke arah Gavin dengan perasaan kesal.
*********
Jangan lupa like dan komennya readers 😊😊
Terima kasih 😘😘
