Ibunya masuk rumah sakit jiwa
Ayahnya sedari dulu tidak pernah mengakuinya
dan kekasihnya malah berpaling pada Kaka tirinya.
Inilah kisah Naina, gadis sejuta luka tapi tetap tersenyum.
ketika usia Naina berusia 12 tahun, ibunya masuk ke dalam rumah sakit jiwa akibat ulah ayahnya, dia juga dibuang ke panti asuhan.
6 tahun berlalu ayahnya memanggilnya, Dia pikir ayahnya memanggilnya untuk meminta maaf tapi ternyata Naina salah.
ayahnya menyuruh dia datang, meminta dia melepaskan Gerald yang tak lain kekasihnya, yang juga sama-sama berasal dari panti asuhan. ayahnya melakukan ini karena ternyata, Kakak tirinya menyukai kekasihnya. yang paling membuat Naina sesak, ternyata kekasihnya juga menyetujui ucapan ayahnya.
Dan pada akhirnya Naina jatuh di luka paling dalam, tapi tanpa Naina sadari balik luka yang dia derita ada kebaha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sedikit cemburu
2
Kau ingin menambah sesuatu lagi?" tanya Carlos ketika melihat Naina baru menyelesaikan acara makannya.
"Bolehkah aku meminta udang steam?" tanya Naina, saat ini mereka sedang berada di restoran. naina mengeluh bosan dengan masakan koki hingga Carlos mengajak Naina untuk makan di luar.
"Hm, boleh."
Carlos langsung memanggil pelayan, kemudian dia menyebutkan pesanan yang Naina mau. Akhirnya acara makan pun selesai, senyum Naina begitu mengembang karena tentu saja dia sudah memakan makanan yang dia mau.
"tuan Carlos!''
Saat akan keluar dari restoran tiba-tiba Carlos dan Naina menghentikan langkahnya ketika mendengar suara yang memanggil Carlos, hingga kedua insan itu menoleh ke arah belakang, terlihat seorang wanita cantik berjalan ke arah mereka. Seketika rasa minder mendera Naina, bagaimana tidak wanita yang memanggil Carlos sangat cantik dan elegant. sangat berbeda jauh dengannya.
"Hallo Nona Gina," jawab Carlos pada rekan bisnisnya, lelaki itu mengeluarkan tangannya hingga kini mereka berjabat tangan. Dan ketika Carlos dan Gina berjabat tangan, Naina langsung merasakan perasaan tak biasa, dia merasa tiba-tiba tak terima bahwa Carlo bersentuhan dengan wanita lain.
"Anda baru saja selesai?" tanya Gina hingga Carlos mengangguk.
"Ah, sayang sekali," jawab Gina.
"Mungkin kita bis makan bersama lain kali," jawab Carlos berbasa-basi, hIngga refleks Naina membulatkan matanya, dia tidak menyangka ucapan semacam itu akan keluar dari mulut suaminya.
"Ini ...." Gina langsung melihat ke arah naina.
"Oh, perkenalkan ini istriku," jawab Carlos, hingga Gina langsung melihat Naina dari atas sampai bawah seolah meneliti penampilan Naina, membuat Naina sedikit tidak nyaman.
"Kalau begitu kami permisi nona Gina." Sadar dengan ketidaknyamanan Naina, Carlos langung pamit dan mengajak Naina untuk pergi dari hadapan Gina.
Hening
Suasana di dalam mobil begitu hening, Naina diam begitupun dengan Carlos yang fokus mengemudi. Sedari tadi, pikiran Naina begitu bercabang, tentu saja sebagai wanita dia sedang merasakan over thinking, Naina mulai bertanya bagaimana keseharian Carlos di luar, tentu saja pasti Carlos di kelilingi oleh wanita cantik.
"Sadar Naina, kau hanya opsi, jangan berharap lebih atau jangan penasaran dengan apa pun." Naina membatin, walaupun pikirannya bercabang memikirkan tentang Carlos di luar sana, Tapi itu sama sekali tidak berguna karena Naina tidak berhak tahu, dan juga tidak berhak untuk bertanya.
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Carlo sampai di basement apartemen, Carlos sengaja tidak pulang ke kastil dan lebih memilih untuk menginap di apartemen, sebab jarak restoran yang tadi dia datangi ke kastil sangat jauh.
“Kita di mana?” tanya Naina ketika mobil sudah berhenti. Tadi Naina terlalu larut dalam lamunannya, hingga wanita cantik itu tidak menyadari bahwa Carlos tidak menjalankan mobilnya ke jalan menuju kastil melainkan pergi ke apartemen.
“Kita menginap di apartemen saja besok kita pulang.”
Belum selesai dengan pikirannya tentang kegiatan Carlos jika di luar, sekarang beban pikiran Naina kembali bertambah, ketika mengetahui bahwa Carlos mempunyai tempat tinggal lain selain kastil. Dalam bayangan Naina saat ini, Carlos selalu membawa wanita lain ke apartemen ini.
“Ayo!” ajak Carlos menyadarkan Naina dari lamunannya, hingga Naina pun langsung turun. Dan mereka pun langsung berjalan ke arah lift untuk naik langsung ke unit apartemen Carlos.
Ketika masuk ke dalam apartemen, Naina langsung di dera rasa sesak. Membayangkan Carlos membawa wanita lain ke apartemen ini.
***
Waktu menunjukkan pukul 12.00 malam, sedari dari, dia tadi berusaha memejamkan matanya tapi tidak bisa. Dan sedari tadi pula, pikirannya terus bergulat membayangkan Bagaimana Carlos dengan wanita lain, dia juga mengingat ketika suaminya mengajak Gina untuk makan bersama.
“Naina, berhenti memikirkan yang tidak penting. Itu bukan urusanmu," Naina membatin, sedari tadi, dia terus mengatakan itu, menyuruh dirinya sendiri untuk tidak memikirkan tentang Carlos ketika Carlos berada di luar. Tapi, tetap saja dia terus memikirkannya.
“Apa ada yang mengganggu pikiranmu?” tanya Carlos. Walaupun saat ini Naina sedang membelakanginya dan dia memeluk Naina dari belakang. Tapi, Carlos tau Naina sedang gelisah karena dari tadi kepala Naina tidak mau diam. Dan sebenarnya sedari tadi Carlos juga belum tidur, karena dia menikmati momen memeluk istrinya.
“Ti-tidak, maaf jika aku membangunkanmu.”
Carlos langsung melepaskan pelukannya, kemudian lelaki tampan itu langsung menarik lembut bahu istrinya, hingga mau tak mau Naina langsung berbalik dan kini posisi keduanya berhadap-hadapan.
“Apa kau lapar lagi?” tanya Carlos. “Jika lapar Ayo kita ke dapur.”
Naina menggeleng dengan cepat. Entah kenapa sekarang tiba-tiba Naina tidak berani menatap Carlos. Hingga Carlos menarik dagu Naina, dan kini Naina kembali menatap ke arah Carlos
“Tanyakan saja apa yang ingin kau tanyakan!” titah Carlos. Semenjak pulang dari restoran, Naina tidak mau menatap ke arahnya. Dan Carlos yakin banyak sekali hal yang dipikirkan oleh istrinya.
“Ti-tidak. Aku hanya rindu ibuku,” jawab Naina, tidak mungkin dia bertanya tentang apa yang dilakukan Carlos ketika berada di luar, hingga dia langsung menjawab asal.
Tiba-tiba, jantung Naina berdegup sangat kencang ketika Carlos mengelus pipinya. “Aku tahu bukan itu alasannya, katakan! pasti banyak sekali hal yang ingin kau tanyakan tentangku?” mata Naina membulat ketika tebakan Carlos benar, Carlos bisa menebak Karena setelah tadi pulang dari restoran Naina tidak banyak berbicara dan lebih banyak terdiam, belum lagi Naina tidak mau menatap ke arahnya.
“Apa aku boleh bertanya tentang hal yang sedikit pribadi?” tanya Naina, hingga Carlos mengangguk. Entah Kenapa Carlos malah merasa senang Naina bertanya padanya.
“Hmm, tanyakan saja.”
“Apa kau pernah membawa wanita lain ke apartemen ini?” pada akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut Naina. Rasa lega langsung menghinggapi Naina ketika bertanya tentang hal yang membuat dia tidak tanang
“Tidak ada, apartemen ini jarang sekali aku datangi, Jarak dari kota ke kastil sangat jauh tapi aku lebih memilih pulang ke kastil.”
Tiba-tiba rasa lega langsung menghampiri Naina, hingga tak lama tubuh Naina tersentak ketika Carlos membawa Naina ke dalam.
“tidurlah ini sudah malam, jika kau lapar kau bisa bangunkan aku.”
Naina mengangguk dalam pelukan Carlos, seperti biasa wanita cantik itu langsung merasakan rasa nyaman yang luar biasa ketika di dekat suaminya.
Beberapa bulan kemudian
Naina terus melihat ke arah luar berharap suaminya segera tiba, Entah kenapa dari tadi dia begitu gelisah. Rasanya dia ingin segera melihat Carlos.
Detik-detik yang menegangkan bagi Naina sebentar lagi akan tiba, 1 bulan lagi Naina akan melahirkan karena kini usia kandungan Naina sudah 8 bulan.
Seiring berjalannya waktu hubungan Naina dan Carlos semakin membaik, entah karena bawaan anak entah karena perasaan lainnya sendiri, tapi Naina tidak mau jauh dari Carlos.
Scroll gengs
mengsedih terus dari bab 1 sampai bab ini