Rara Artanegara yang dahulu dikenal cukup cantik namun sejak mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai seorang sekretaris PT. GINCU karena permintaan suaminya, Pramana Handoko, bentuk tubuhnya berubah menjadi tak terawat dan cukup berisi. Padahal sebelum menikah ia begitu langsing bak gitar Spanyol.
Pernikahan yang sudah dijalani selama lima tahun, awalnya begitu bahagia namun berakhir dengan luka dan nestapa pada Rara. Sang ibu mertua yang selalu menuntut cucu padanya. Sering berlaku tak adil dan kejam. Begitu juga adik iparnya.
Bak jatuh tertimpa tangga. Dikhianati saat hamil dan kehilangan bayinya. Terusir dari rumah hingga menjadi gelandangan dan dicerai secara tidak terhormat.
"Aku bersumpah akan membuat kalian semua menyesal telah mengenalku dan kalian akan menangis darah nantinya. Hingga bersujud di kakiku!" ucap Rara penuh kebencian.
Pembalasan seperti apa yang akan Rara lakukan? Simak kisahnya💋
DILARANG PLAGIAT🔥
Update Chapter : Setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 - Baru Permulaan
Beberapa orang di belakang panggung tengah sibuk mencari brand ambassador utama mereka yang didaulat memperkenalkan produk terbaru PT. GINCU malam ini di hadapan publik dan para tamu kehormatan. Sisy menghilang.
"Astaga! Pergi ke mana adik kamu, Mas?" tanya Anita geram.
"Aku enggak tahu, Nit!" kesal Pram. Dirinya pun kebingungan sejak tadi mencari adiknya.
Sisy mendadak hilang dan batang hidungnya tak ada di dekat panggung. Padahal ia tahu adiknya sudah berada di hotel tempat acara sejak sore hari. Anita pun terus memarahi dan memakinya. Membuat harga dirinya sebagai pria seketika jatuh dan malu di depan rekan lainnya yang berada di sana.
Padahal dahulu semarah-marahnya Rara padanya, ia tak pernah mempermalukan dirinya sebagai suami di depan orang lain. Terlebih dalam kondisi banyak orang.
Kedekatan keduanya memang sudah tercium beberapa rekan di kantor mereka. Namun menurut gosip yang beredar, keduanya memiliki hubungan sebagai pasangan kekasih bukan suami istri.
Hanya Wiwin yang tahu perselingkuhan Pram dan Anita. Ia memilih menutup rapat fakta tersebut. Sebab ia tak mau berurusan dengan Anita.
Ia sangat mengenal watak musang berbulu ayam yang satu itu. Yang pastinya ahli dalam tipu muslihat. Dikarenakan dirinya masih membutuhkan pekerjaannya di PT. GINCU, sehingga Wiwin tak mau mencari masalah dengan Anita.
Jika ia mau, dirinya bisa saja menyebarkan berita perselingkuhan Pram dan Anita pada rekannya di kantor. Tapi ia mengurungkan niat tersebut. Karena ia tak punya kekuatan dan kuasa. Dirinya hanya pegawai biasa.
"Cepat kalian cari Sisy sampai dapat!" perintah Anita pada beberapa model dan karyawan di dekat panggung.
Lampu sudah dipadamkan semua dan hanya menyisakan lampu sorot area panggung tepatnya pada bagian layar yang berukuran cukup besar.
Seketika...
Di layar besar yang berada di atas panggung berubah menjadi tampilan gambar Sisy tengah bertengkar dan menampar seorang lelaki muda yang diperkirakan seusia dengan adik kandung Pram tersebut. Beruntung pengeras suara tidak menyala sehingga hanya berupa gambar tanpa suara.
Sebab keduanya seakan tengah berdebat alot dan saling memaki. Lelaki itu pun tak terima, yang berujung Sisy juga ditampar balik olehnya.
Kasak-kusuk pun terjadi. Sebab ribuan bahkan jutaan pasang mata tengah menyaksikan adegan yang sangat mengejutkan banyak pihak tersebut. Terutama Pram, Anita dan Pak Johan selaku CEO PT. GINCU yang terkejut bukan main. Menyaksikan adegan Sisy bertengkar dengan seorang lelaki muda.
"Brengsek!" umpat Pak Johan dengan suara tertahan.
Pram dan Anita yang mendengarnya tentu tak enak hati. Anita pun menyeret Pram ke area yang cukup sepi.
"Cepat cari adik kamu, Mas! Pasti dia masih ada di hotel ini. Malu-maluin saja! Gimana kita ngadepin Pak Johan dan para investor? Saham perusahaan pasti anjlok dan tender bulan depan kita harus putar otak untuk memenangkannya dari kompetitor. Apalagi setelah kelakuan adik kamu yang tak tahu diuntung itu membuat runyam semuanya. Sial !!" maki Anita.
"Diam kamu, Nit! Aku juga lagi pusing. Aku cari Sisy dulu. Kamu tenangin Pak Johan dan lainnya," ucap Pram setengah membentak Anita seraya mengacak rambutnya menahan emosi yang membuncah di d@danya.
Sedangkan di meja VVIP, sepasang suami istri menampilkan senyum bahagianya.
"Pertunjukkan awal baru dimulai," cicit Rara lirih seraya tersenyum penuh makna menatap orang-orang di masa lalunya sedang kalang kabut.
"Are you happy tonight?" bisik David seraya mengecup pipi Rara sekilas dan tangannya di bawah meja menggenggam erat tangan sang istri.
"Of course, Darl." Rara pun menjawab dengan lirih seraya tersenyum sumringah. Kemudian sengaja membalas kecupan mesra ke pipi David karena ia melihat Pram tengah menatapnya dari kejauhan.
Dan jangan lupa bahwa acara malam ini dilakukan secara live di semua stasiun televisi nasional. Sontak hal yang dilakukan Sisy mencoreng nama baik keluarga Handoko.
Terlebih Mama Dian sejak beberapa hari lalu sudah memberikan informasi pada WAG ibu-ibu arisan PKK kompleknya. Bahkan tukang sayur keliling pun ia beritahu. Bahwa putri kesayangannya yakni Sisy menjadi model terkenal. Brand ambassador PT. GINCU yang ternama.
Mama Dian sengaja mengundang ibu-ibu arisan untuk datang ke rumahnya. Berencana nobar alias nonton bareng di televisi rumahnya. Menonton acara Sisy di Ritz Carlton hotel.
Ia memberikan suguhan cukup bervariasi dari puding, brownies panggang mahal yang dahulu pernah Rara belikan untuknya hingga pizza ternama.
Mendadak suasana ibu-ibu arisan yang awalnya ceria, berubah menjadi tempat gosip dan sindiran pedas.
"Ya ampun. Itu Sisy, Jeng Dian?" tanya Jeng Indri yang terkenal sebagai ratu gosip sekomplek.
Mama Dian hanya bisa terpelongo menatap layar televisinya.
"Astaga, katanya Sisy jadi model terkenal. Jadi brand ambassador, kok begitu sih kelakuannya. Amit-amit jabang bayi," sindir Jeng Ratna tak kalah pedasnya.
"Katanya mau tampil tapi kok malah berantem di muka umum. Memalukan. Aku pulang dulu saja deh. Buang-buang waktuku saja. Tahu gitu mending aku indehooyy sama suami di kamar. Fiuhhh..." sindir pedas Jeng Indri yang disusul ibu-ibu arisan lainnya pergi dari rumah Mama Dian.
Sedangkan sang empunya rumah, tengah terduduk lemas seketika. Malu bercampur marah pada putri bungsunya itu.
Rasanya darahnya mendidih ingin menghukum putrinya itu yang sudah membuat dirinya malu di hadapan ibu-ibu arisan. Bahkan orang-orang yang mengenal keluarganya jika menyaksikan acara live tersebut.
"Sisy !!" teriak Mama Dian dengan rahang mengeras.
🍁🍁🍁
semangat terus...💪👍🙏