" aku hamil !! " ucap Rania pada laki laki yang telah mengambil kesuciannya sedang paksa.
" apa kamu yakin dia itu anakku ?" tanya laki laki itu pada Rania dengan pandangan yang sangat merendahkan.
" buang saja anak itu !! aku tidak sudi memiliki anak dari wanita seperti mu " ucap laki laki itu sambil melempar kan segepok uang tepat di wajah Rania.
" aku bersumpah akan membuat kamu menyesal telah melakukan hal ini padaku dan juga meminta ku untuk membuang anak ini " ucap Rania sambil pergi meninggalkan pria arogan itu.
Setelah Rania pergi dan menghilang di saat itu juga ular sanca Ridzwan mati suri dalam tidur panjang nya..
apakah Rania dan Ridzwan akan berjodoh ataukan ada pria lain yang akan menjadi jodoh Rania ..
ikuti kisah perjalanan Rania dan Ridzwan di tengah kebencian dan ambisi di hati keduanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R-kha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu cemburu??
Mutia begitu penasaran dengan Rania yang di maksud oleh pegawai Wildan, tanpa Mutia sadari tangannya mengambil handphone nya dan mencoba menghubungi Ridzwan.
" halo mut.. ada apa ?" sapa Ridzwan yang langsung mengangkat sambungan telepon nya saat Mutia menghubunginya.
" ngga papa .. ridz bagaimana hubungan kamu dengan Rania ?" tanya Mutia yang memang Ridzwan selalu menceritakan semuanya jika terkait dengan Rania.
" entah lah .. ayah malah memperburuk keadaan dan membuat Rania mengurungkan niatnya menikah dengan ku " ucap Ridzwan pada Mutia dan tanpa Ridzwan sadari jika Rania mendengar semua yang di ucapkan Ridzwan pada orang yang menelpon dirinya.
" Ridz.. boleh aku tanya sesuatu ?" tanya Mutia yang semakin penasaran.
" apa ?" tanya Ridzwan yang sedikit penasaran dengan apa yang ingin di tanyakan Mutia padanya.
" apa kamu kenal pak Wildan pemilik Bimantara" tanya Mutia langsung.
" ya.. dia adik ayah, memang kenapa ?" tanya Ridzwan penasaran dri mana Mutia tau tentang om nya sendiri.
" aku baru saja selesai seminar di perusahaan itu " ucap Mutia tanpa ingin menjelaskan lebih lanjut.
" lalu apa pak Wildan kenal dengan Rania " tanya Mutia lagi, Wildan langsung menegakan tubuhnya saat mendengar pertanyaan Mutia.
" ya.. om Wildan yang menolong Rania dari saat dirinya pergi dari panti hingga saat ini " ucap Ridzwan yang memang mengakui jasa om nya yang telah menjaga Rania dan juga putranya hingga bisa mandiri seperti ini.
" baik lah sekarang aku paham .. "
" memang ada apa mut " tanya Ridzwan yang masih penasaran kenapa tiba tiba Mutia menanyakan hal itu.
" nanti aku jelaskan saat nanti kamu ke klinik " ucap Mutia karena ada yang harus iya temui.
Mutia langsung menutup sambungan telepon nya dan berjalan menuju ruangan yang di arahkan pegawai kantor dimana ruangan direktur berada.
" maaf pak bisa saya mengganggu waktunya sebentar" ucap Mutia sambil mendorong pelan pintu ruangan Wildan.
" silahkan " ucap Wildan sambil kembali mengerjakan pekerjaannya.
" maaf pak jika yang saya bahas mungkin adalah masalah pribadi anda " ucap Mutia yang hanya ingin memastikan sesuatu.
Wildan langsung menatap Mutia yang melihatnya penuh rasa penasaran.
" apa bapak kenal dengan Ridzwan putra dari pak Rizky dosen di salah satu kampus " tanya Mutia langsung.
" ya .. saya omnya Ridzwan, apa ada masalah ?" tanya Wildan sambil menatap Mutia.
" apa bapak kenal juga dengan Rania teman satu kampus Ridzwan dulu ?" pertanyaan mutia sontak saja membuat Wildan memejamkan matanya saat mendengar nama Rania wanita yang sangat iya rindukan.
Dan kini Mutia yakin jika ada lingkar segitiga di antara mereka bertiga dan iya hanya ingin membantu mencari jalan terbaik untuk semuanya agar mereka bertiga bahagia.
" saya teman Ridzwan sekaligus dokter psikolog dimana sudah lebih dari empat tahun selalu Ridzwan datangi " ucap Mutia agar Wildan paham hubungan dirinya dan juga Ridzwan.
" mungkin bapak tau apa yang terjadi ada Ridzwan dan Rania dulu hingga apa yang Rania alami akibat ulah Ridzwan " Wildan hanya diam tanpa menjawab apapun.
" Ridzwan benar mengalami penyakit psikologis dimana kejantanan Ridzwan seolah mati suri meski has rat itu ada " ucap Mutia tanpa rasa sungkan menjelaskan itu semua.
" lalu apa maksud anda menjelaskan pada saya tentang itu semua " ucap Wildan yang belum paham tujuan Mutia menceritakan itu semua.
" yang saya yakini jika kunci masalah Ridzwan ada pada Rania, dimana hanya Rania yang bisa menyembuhkan Ridzwan dari keadaan yang kini di alaminya " ucap Mutia yakin.
Wildan menarik nafasnya begitu dalam mendengarkan penjelasan Mutia.
" apa anda yakin jika Rania bisa menyembuhkan Ridzwan?" tanya Wildan yang masih sangsi dengan penjelasan Mutia tentang Ridzwan.
" saya pernah mencoba membantu Ridzwan tapi meski hasrat itu ada adik kecil Ridzwan tidak bereaksi " Wildan menatap tak percaya dengan apa yang baru saja iya dengar.
" lalu apa Rania harus berkorban sejauh itu untuk laki laki bodoh seperti Ridzwan ?" tanya Wildan yang tidak ingin membayangkan Rania harus kembali mengorbankan dirinya untuk membuat Ridzwan sembuh.
" maaf.. tapi menurut saya hanya itu satu satunya jalan agar Ridzwan sembuh "ucap Mutia yang masih meyakini jika Ridzwan bisa sembuh dengan itu.
" tapi menurut saya masih ada jalan untuk Ridzwan bisa sembuh selain kembali mengorbankan kebahagiaan Rania dan juga Raja " ucap Wildan penuh keyakinan.
Mutia tersenyum simpul mendengar ucapan laki laki di hadapannya yang terlihat jelas begitu mencintai Rania.
" lalu menurut bapak apa yang bisa membuat Ridzwan sembuh selain menikahi Rania ?" tanya Mutia yang hanya ingin mendengar apa yang ada dalam pikiran Wildan.
" entah lah.. mungkin dengan meminta maaf pada Rania dengan tulus dan menerima Raja sebagai putranya dengan hati yang tulus bukan semata mata karena ingin sembuh dari penyakit " ucap Wildan menyampaikan apa yang ada dalam benaknya.
" baik lah nanti saya akan coba sampaikan saat Ridzwan datang ke klinik saya " ucap Mutia yang sudah akan beranjak dari duduknya.
" saya harap secepatnya anda berbicara dengan Ridzwan agar tidak harus kembali mengorbankan Rania dan juga Raja" ucap Wildan.
" karena saya mencintai mereka berdua " ucap Wildan yakin.
" baik.. saya usahakan " ucap Rania lagi dan kali ini dirinya benar benar beranjak dari duduknya dan berlalu dari hadapan wildan.
Sedangkan di rumah Rania, Ridzwan yang baru saja menutup sambungan telepon nya di kagetkan dengan Rania yang tiba tiba saja berdiri di hadapan Ridzwan dan beranggapan jika Ridzwan sedang menghubungi kekasihnya.
" jika memang kamu memiliki kekasih kenapa tidak menikahi kekasihmu saja " ucap Rania sambil duduk di hadapan Ridzwan dengan santai.
" kamu cemburu ?" tanya Ridzwan salah mengartikan keluhan Rania.
" tidak sama sekali "
" aku hanya tidak ingin merusak dua orang yang saling mencintai " ucap Rania lagi.
degg
Ridzwan seolah tersentil dengan apa yg di ucapkan Rania padanya.
" apa kamu mencintai om Wildan ?" tanya Ridzwan mencoba mencari tau isi hati Rania.
" apa jika aku berbicara iya maka kamu akan melepaskan aku untuk bisa bersama dengan mas Wildan ?" tanya Rania dengan mata yang berembun.
Ridzwan kini tau jika Rania sangat mencintai omnya tapi iya pun bingung harus mengambil jalan seperti apa karena sejatinya iya ingin sekali untuk sembuh.
" kita nikah kontrak " ucap Ridzwan spontan karena menurutnya tidak ada jalan keluar dri semua masalahnya.
" GILA.. AKU TIDAK MAU " ucap Rania tegas dan sedikit membentak.
" kamu memang tidak pernah bisa berubah sekali baji ngan tetap baji Ngan " ucap Rania tanpa sadar mengucapkan kata makian untuk Ridzwan.
" dan aku minta kamu untuk pulang.. SEKARANG " ucap Rania sambil bangkit dari duduknya menuju kamarnya.
Ridzwan pun bangkit dari duduknya menuruti permintaan Rania yang memintanya untuk pulang tai Ridzwan tidak langsung pulang ke rumahnya namun ke klinik Mutia menanyakan apa yang harus iya lakukan karena masalahnya malah semakin rumit.
" mas... kenapa kamu tidak memperjuangkan aku dan Raja....
✍️✍️✍️ apakah Ridzwan mau mengalah dan membiarkan Rania bersatu dengan Wildan ??🤔🤔
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi UP nya.
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak ya biar R-kha lebih semangat lag.
Love you moreeeee 😍😍🌹
keluarga bejat