NovelToon NovelToon
Di Ceraikan Suami, Di Nikahi Milliader

Di Ceraikan Suami, Di Nikahi Milliader

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Janda / Selingkuh / Cerai / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.2
Nama Author: Indah R Y

Walau sudah menyandang status sebagai istri selama satu tahun, wanita yang bernama lengkap Arina Mafaza ternyata masih perawan. Entah alasan apa sehingga sang suami tidak menyentuhnya.

Dan malam itu Arina harus menerima kenyataan pahit, ia di jebak oleh suami nya sendiri sehingga ia tidur dengan pria yang tidak ia kenal. Hidup Arina benar-benar hancur apalagi saat suaminya justru menuduh dirinya selingkuh.

Namun tidak ada seorang pun tau kalau pria yang bersama Arina malam itu ternyata seorang Milliader.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah R Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DSDM-Bab 33

Arina tidak melirik Arga sedikit pun. Ia menerima sapu tangan dari Danis, mengeringkan wajahnya yang basah oleh air mata. Sisa-sisa tangisnya masih terlihat jelas, mata merah, bengkak, dan sembab. Tapi bukan itu yang membuat Arga gusar—melainkan jarak yang tiba-tiba menganga di antara mereka.

Arga berdiri dengan tubuh menegang, matanya menatap tajam seperti elang yang siap menerkam. "Apakah kamu menangis karena Ghazi?" tanyanya dingin. "Atau karena terlalu dekat dengan Adikku?"

Arina mendongak perlahan, napasnya berat, matanya menyorot tajam. “Kalau aku menangis, itu bukan urusanmu.”

"Ini tidak akan ditoleransi lagi," suaranya meninggi, nadanya tegas dan mengandung ancaman. “Terutama kamu, Arin. Kamu tidak boleh lupa bahwa kamu adalah ibu dari anakku. Bertingkahlah seperti wanita yang baik!”

Arina menahan napasnya, dadanya naik-turun. Luka-luka yang ditorehkan pria itu padanya masih menganga. Ia bukan hanya kehilangan anaknya, tapi juga harga dirinya. Dan kini, pria yang telah menghancurkannya malah mengatur bagaimana ia harus hidup?

"Apa aku perlu memberitahumu dengan siapa aku berteman? Atau dengan siapa aku memilih berbagi hidup?" bentaknya. "Jika aku memutuskan untuk berteman dengan Danis—apa urusanmu?"

Danis terdiam, namun ada senyum samar di bibirnya. Ia tahu ia sedang berada dalam pusaran badai, dan ia tidak keberatan menjadi pusat perhatian.

Arga menggertakkan gigi. “Kau pikir aku akan diam saja melihatmu dengan adikku?”

“Saya ingin rencana itu sekarang juga,” potong Arga sambil duduk dan membalik berkas di mejanya. Ia mencoba memalingkan diri dari emosinya, namun rahangnya yang mengeras menunjukkan segalanya.

“Saya belum selesai. Tapi Anda bisa melihat draftnya. Saya ingin tahu pendapat Anda,” jawab Arina tenang, seolah ledakan emosi sebelumnya tak pernah terjadi. Ia meletakkan berkas di atas meja, jari-jarinya menunjuk beberapa bagian penting.

Saat ia mendekat, aroma tubuh Arga menyusup ke hidungnya. Gardenia. Aroma itu masih menempel kuat dalam ingatannya—aroma dari malam yang tak seharusnya terjadi.

Danis juga mendekat, suaranya ringan namun tajam, “Aku ingin mendengar penilaianmu juga, Kak. Supaya kita bisa selaras.”

“Saya berharap bisa melihat rencana lengkapmu, Arin,” ucap Arga tanpa menatapnya, tapi suaranya terdengar lebih rendah, nyaris berbisik. “Agar aku tahu, apakah kamu benar-benar mampu... atau kamu hanya berpura-pura kuat.”

Arina mendongak. “Tunggu dan lihat saja.”

Arga berdiri dan bersiap pergi. Ia ingin menjauh. Terlalu banyak aroma, terlalu banyak emosi, terlalu banyak Arina.

"Arin, aku akan mengajakmu makan siang," ujar Danis sambil tersenyum, nadanya santai tapi penuh tantangan.

Arina membalas dengan senyum manis. “Baiklah.”

Seketika rahang Arga mengencang. Ia tahu maksud Danis. Ia tahu Danis sedang bermain api. Namun, ia hanya menatap Arina satu kali sebelum keluar dan membanting pintu di belakangnya.

"Jangan menghalangi jalanku, Danis," desisnya tajam saat tinggal berdua. “Harus ada batas antara kau dan Arin. Dia milikku. Hormati itu.”

Danis menyeringai. “Kalau begitu, perlakukan dia seperti ratu. Kalau kamu tidak mampu... jangan salahkan aku kalau dia berpaling.”

Arga mengerutkan dahi. Ia tahu Danis sedang menggoda. Tapi di matanya, itu lebih dari sekadar lelucon.

"Aku tidak main-main, Danis. Aku bersumpah, jika kau melanggar batas ini, kau akan merasakannya."

Danis berdiri, berjalan santai menuju pintu, dan sebelum pergi, dia berkata pelan namun tajam, “Jangan tunggu sampai dia benar-benar memilihku, Kak.”

Saat jam makan siang tiba, Danis dengan percaya diri masuk ke kantor Arina. “Siap makan siang?”

Arina menutup laptopnya, merapikan mejanya dan mengangguk. “Ayo.”

Di lantai atas gedung, Arga berdiri di balik kaca, melihat mobil Danis yang menunggu di bawah. Lalu, matanya membelalak saat melihat Arina masuk dan duduk di sampingnya.

“Apa-apaan ini…” gumamnya.

Mereka pergi.

Dan hatinya mulai gelisah. Harusnya dia yang bersama Arina. Bukan Danis. Tidak pria lain. Hanya dia. Arina adalah miliknya. Akan selalu menjadi miliknya.

Tidak ada yang lain.

Pikirannya melayang. Apakah Arina pernah bersama pria lain selama empat tahun ini? Apakah dia punya seseorang yang tidak ia ketahui?

Dia akan tahu. Dia akan memaksanya mengaku. Tidak akan ada lagi rahasia.

 

Restoran itu bergengsi. Setiap pelayan mengenali Danis saat ia masuk. Namun, kali ini, mereka saling pandang dengan bingung. Siapa wanita yang bersamanya?

Mereka diantar ke ruang pribadi di lantai dua, tempat eksklusif yang selalu disediakan untuk Danis. Dindingnya kedap suara. Tidak ada yang bisa mendengar dari luar.

Arina memesan Ayam goreng. Sementara Danis memesan nasi dengan daging sapi lada hitam.

Selama makan, Danis terus memperhatikan Arina. Ada sesuatu yang berputar dalam benaknya. Sesuatu yang tidak sekadar rasa ingin tahu.

Arina mendesah pelan. “Aku ke kamar kecil dulu.”

Saat ia kembali, Danis berdiri dan berkata, “Kita bisa pergi sekarang.”

Dalam mobil, Danis menatapnya dari sudut mata. “Apa kamu memikirkan anakmu?”

Arina diam. Hening sejenak, lalu ia menjawab dengan suara pelan, nyaris pecah.

“Kau tak tahu, Danis… betapa aku merindukan Ghazi. Setiap malam aku menangis. Setiap pagi aku berharap bisa melihat wajah Zi.”

Danis mengangguk perlahan. “Aku tahu Kakaku telah mengambil banyak darimu. Tapi kamu tidak sendiri, Arin. Aku di sini.”

Arina menatapnya, matanya berkaca-kaca. “Terima kasih.”

Tapi di kejauhan… seseorang mengawasi. Seseorang yang tidak akan membiarkan wanita itu lepas lagi.

1
Maggie Toth Lim
klo argan sanggup memisahkan anak dari ibunya,dia bukan sosok lelaki yg pantas jadi imammu
Maggie Toth Lim
gila😂pergilah jauh2 arina temukan kebahagiaanmu.teman spt pandu pun x mengerti penderitaanmu direbut anak
Maggie Toth Lim
anaknya sangat jahat.dari kecil sudah tegak lupakan momynya.bodoh sia2 susah payah besarkan anak jahat
Maggie Toth Lim
pergilah temukan laki2 yg baik d luar sana. tinggalkan semua derita.mulakan hdp baru.pasti ada lelaki yg benar2 baik
Maggie Toth Lim
anaknya juga bodoh dari kecil buang momynya😂apalagi sudah besar nanti mungkin sanggup jual momynya🤣🤣
Maggie Toth Lim
anaknya juga mau senang x ingat mommynya yg membesarkannya dari kecil.bererti dia x begitu dekat dgn momynya
Maggie Toth Lim
anaknya kurang sayang mommynya
Endang Lestari
Seru bagaimana kira2 nasib Carissa dan Lulu.
Maria Longgak
bagus semngat,kk karya mu luar biasa
Rosnita Marbun
kok habis
HiSydneyy
bingung banyak typo
Susi Akbarini
akankah Arin menyuruh nikahi Rita demi ank Ruta dan Denis..

😉❤😘😍😗
Susi Akbarini
aknakh Rita mau pertahnkan anknya..
❤❤❤😘😍😙
Susi Akbarini
lanjutttt..

❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
lanjuuttt...
❤❤❤❤
Susi Akbarini
Arga mau lakukan apa???
❤❤❤❤
kelewatan lor pandu... halalkan bunga baru ambil hak mu... aduhai
Susi Akbarini
raaahhh..

Arina hanya kasih harapan palsu...

❤❤❤❤❤
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Nadia
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!