NovelToon NovelToon
GADIS PILIHAN PERAWAT TAMPAN

GADIS PILIHAN PERAWAT TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Keluarga / Romansa
Popularitas:633.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Mutia Kim

Seorang gadis berparas cantik yang banyak disukai dan digilai oleh para lelaki, bahkan sampai seorang pria tampan yang berprofesi sebagai perawat pun terpesona dan langsung menyukainya sejak awal pertemuan mereka.

Perawat itu sampai berharap jika suatu hari nanti takdir akan mempertemukannya kembali dengan gadis yang ia sebut dengan kucing cantik. Nama panggilan yang manis bukan?

Hingga pada akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali ketika Ayah dari gadis itu di rawat di rumah sakit tempat si perawat bekerja.

Tapi apakah mereka ditakdirkan untuk bersama dan bersatu?
Yuk ikuti kisah mereka selanjutnya🤗



Instagram : @mutiakim09
FB : Firdamutia Ramadhina

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 34

"Oke apa yang akan kalian taruhkan kali ini?" tanya Aldi pada para peserta.

"Mobil Mercedes Benz S-Class," ucap Rian dingin.

Aurora menganga lebar mendengar ucapan Rian, mempertaruhkan mobil yang seharga 2,3 milyaran lebih. Berarti dia juga harus mengeluarkan uang tabungannya untuk taruhan kali ini.

"Kalau lo?" tanya Aldi melirik ke arah Juno.

"Motor ini dan uang lima ratus juta," jawab Juno. Geng Black Tiger yang hanya terdiam melihat drama dari tadi, terkejut mendengar ucapan dari ketuanya. Aurora semakin menganga mendengar ucapan Juno.

'Woah, taruhan mereka nggak main-main," batin Aurora.

"Bos, jangan gila deh! Itu kan motor kesayangan lo," ucap Gilang tak terima.

"Iya bener Bos, lo harus pikirkan lagi deh. Iya kalau lo menang, lo nggak bakal kehilangan motor ini. Kalau lo kalah gimana?" ucap Reyhan yang tak habis pikir dengan ketuanya itu.

"Heh itu pilihannya Juno. Kok lo berdua yang panas!" sambar Deo sewot.

"Diam lo anak setan! Bisanya cuma nyolot aja lo!" sentak Gilang menatap tajam Deo.

"Disini arena adu balap, bukan adu bacot! Kalau kalian masih mau lanjut nge bacot, mending kalian pergi aja dari sini," ucap Aurora kesal.

"APA LO BI--"

"DIAM!" sentak Aldi.

"Benar apa yang dikatakan sama Putri. Kalau kalian berdebat terus, kapan kita bisa mulai balapannya?" Aldi menatap mereka jengah.

"Kalau lo mau taruhkan apa Put?" tanya Aldi pada Aurora.

"Gue mau taruhkan uang seratus juta," jawab Aurora, ia menggunakan cek yang diberikan oleh Harun waktu itu dan menambahkan uang 50 juta dari tabungannya sendiri.

"Cih, apa-apaan cuman seratus juta? Si bos sama Juno aja taruhannya nggak main-main. Lah lo? Cuman segitu doang," celetuk Vito meremehkan Aurora.

"Vito diam," ucap Rian dingin.

"Iya maaf bos."

"Kalau gitu gue tambah juga pakai motor ini," ucap Aurora. Aurora menghela napas, dia harus memenangkan balapan ini. Jika tidak dia bisa kehilangan motor kesayangan sahabatnya ini, ia tak ingin membuat Andre jadi kepikiran nantinya walau laki-laki itu yang menyuruhnya untuk menaruhkan motor itu sebagai taruhannya.

"Nah gitu dong. Lo harus menang bos, apalagi motor dia keren banget," ucap Reyhan. Juno hanya mengangguk pelan, tak menjawab ucapan Reyhan.

Lalu Aldi menatap ke arah Vito dan Evan.

"Kalau kalian?"

"Gue uang lima ratus juta," ucap Evan.

"Gue motor ini, karena gue yakin gue bakal memenangkan balapan ini," ucap Vito dengan percaya dirinya.

"Oke, deal kan semuanya?" tanya Aldi. Semua peserta mengangguk sebagai jawaban ucapan Aldi.

Perempuan dengan tank top dan rok mini, berdiri di tengah-tengah arena balap sambil membawa sebuah kain.

"Oke kita akan segera mulai. Dimulai dari hitungan ketiga," ucap Aldi.

"TIGA"

"DUA"

"SATU"

Para peserta mulai melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, mereka berlomba-lomba untuk berada di urutan pertama. Tapi tidak dengan Aurora, ia melajukan motornya dengan santai.

Rian memimpin di paling depan, diikuti Juno, Evan, Vito dan Aurora yang terakhir.

Aurora mempercepat laju motornya, dia menyalip Deo dengan gampangnya.

"Sialan tu cewek!" umpat Vito kesal, sementara Aurora tersenyum miring mendengar umpatan laki-laki itu.

Aurora terus melajukan motornya dengan lincah, hingga kini dia kembali menyalip Evan dan Juno. Aurora melajukan motornya dengan pelan ketika ada tikungan.

Aurora dan Rian terus kejar-kejaran. Aurora sudah bisa melihat garis finis di depannya. Dia melajukan motornya dengan kecepatan penuh.

Wussshhh...

Aurora memenangkan pertandingan ini, dia selangkah lebih maju dari Rian, lalu disusul oleh Juno, Evan dan terakhir Vito.

Semua orang yang menonton pertandingan itu menganga tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Seorang Rian, raja jalanan dapat di kalahkan oleh seorang perempuan pendatang baru. Sungguh mereka tak mempercayai, jika tidak melihat secara langsung seperti saat ini.

"Sial!" umpat Rian pelan, ketika dia kalah cepat dari perempuan itu.

Aurora tersenyum senang, akhirnya dia memenangkan balapan ini. Ternyata bakat balapan yang sudah lama ia tinggalkan masih ada di dalam dirinya dan motor kesayangan sahabatnya ini tak jadi raib.

"LO PASTI CURANG KAN? NGAKU LO, JAL*NG?!" Vito tak terima di kalahkan oleh Aurora. Dia langsung mendorong tubuh Aurora yang baru saja turun dari motor. Juno yang berada di samping Aurora dengan cepat menahan tubuh Aurora yang hendak terjatuh.

Aurora mengepalkan tangannya kuat, lalu dia berdiri dengan benar.

Aurora menatap tajam Vito, "HEH BAJING*N! KALAU KALAH YA KALAH, NGGAK USAH LO CARI ALASAN BABI!" teriaknya dengan napas yang terengah-engah menahan amarah.

"Vito, apa-apaan sih lo?! Lo jangan malu-maluin geng kita!" sentak Rian. Vito mendengus kesal mendengar ucapan Rian.

"Tapi bos--" ucapan Vito langsung dipotong oleh Aldi.

"Sudah cukup! Gue nggak melihat adanya kecurangan disini dan sekarang semuanya sudah jelas, kalau Putri pemenang balapan kali ini." Mereka mengangguk pelan ketika mendengar ucapan Aldi.

Rian memberikan kunci mobilnya pada Aurora tanpa basa-basi.

"Thanks," ucap Aurora.

Rian mengangguk pelan, "Untuk surat-suratnya ada di mobil semua, mobilnya warna putih dan ada di parkiran," jelasnya. Entah apa alasan laki-laki itu bekerja di kantor walikota sekaligus menjadi seorang PNS, padahal orang tuanya termasuk dalam pengusaha terkaya di kota M.

Aurora hanya mengangguk. Setelah itu Evan memberikan kunci motor dan selembar cek senilai lima ratus juta rupiah pada Aurora.

"Bisa di ganti nggak taruhannya? Gue bakal kasi apa aja yang lo mau, asal jangan motor gue ini," ucap Vito dengan wajah memelas. Dia menurunkan harga dirinya. Vito tak tau akan terjadi hal seperti ini, kalau Rian menang sih gapapa, karena dia tau ketuanya itu tak pernah nerima taruhan dari temannya sendiri atau paling tidak dia nanti bisa bernegosiasi dengan Rian.

"Gak bisa," ucap Aurora.

"Seriusan? Lo mau mobil? Uang satu milyar? Atau apapun deh yang lo mau."

Aurora memutar matanya jengah, "Udah gue bilang, gue nggak mau. Budeg ya telinga lo?"

"Cih, belagu banget lo jadi cewek. Gue udah berusaha ya buat baik sama lo! Kalau lo cowok udah gue hajar lo habis-habisan!" Vito menatap ke arah Aurora dengan tatapan tajam.

"Kok lo yang sewot sih. Kalau gue cewek terus kenapa? Mau hajar gue? Silahkan," tantang Aurora.

"Berani ya lo?" Vito yang sudah emosi itu maju menghampiri Aurora, tapi bajunya langsung ditarik oleh Evan.

"Vito sudah! Sekarang lo kasi kunci motornya," titah Rian. Dengan berat hati Vito memberikan kunci motor kesayangannya pada Aurora dengan cara di lempar. Untung saja dengan sigap Aurora menangkapnya.

"Bos, coba lo bernegosiasi sama cewek itu, siapa tau dia mau menggantinya dengan lain," bisik Reyhan pada Juno. Namun Juno tidak menanggapinya, dia langsung memberikan kunci motornya pada Aurora.

"Lo nggak mau bernegosiasi kayak si kambing?" tanya Aurora pada Juno. Juno yang mendengar perempuan itu memberinya peluang pun langsung berbinar-binar.

"Memang boleh?"

Aurora mengangguk, "Ya, karena tadi lo juga udah bantuin gue," ucapnya seraya mengembalikan kunci motor milik Juno.

"Thanks Put, lo mau apa? bakal gue turuti," ucap Juno antusias.

"Gue mau uang saja Jun," jawab Aurora karena dia tidak butuh motor atau mobil saat ini, yang dia butuhkan hanyalah uang. Kalau ada uang kan bisa membeli semuanya, pikir Aurora.

"Nggak bisa gitu dong, kenapa dia bisa ganti? Sedangkan gue nggak!" kesal Vito.

Aurora memutar matanya, "Bodo amat, gue udah terlanjur kesel sama lo!"

"Awas lo ya!" geram Vito.

"Sudah Vito jangan diterusin lagi. Ayo kita pergi dari sini," titah Rian. Semua anggota gengnya pun mengangguk, lalu pergi dari arena balap.

Aurora menghela napas lega dengan kepergian Rian dan gengnya. Karena pengap, Aurora membuka helmnya. Ketika helmnya terbuka, semua orang disana langsung menganga. Mereka terpesona dan kagum melihat kecantikan wajah Aurora.

Aurora geleng-geleng kepala, melihat semua laki-laki di hadapannya ini.

"Jangan pada bengong, nanti pada kesurupan. Nggak etis banget kesurupan di sirkuit!" celetuk Aurora, sontak semua laki-laki di hadapannya ini langsung tersadar dari kekagumannya terhadap Aurora.

"Eh sorry Put," ucap Juno cengengesan seraya menggaruk tengkuknya.

"Oh ya tadi lo mau minta uang berapa? Biar gue transfer ke rekening lo," tanya Juno.

"Dua ratus juta," jawab Aurora sekenanya.

"Beneran cuma segitu? Lo nggak mau apartemen atau mobil?" tawar Juno. Aurora menggeleng, walaupun di hatinya cukup tergiur dengan tawaran Juno.

"Nggak usah Jun, cukup segitu aja."

"Berarti gue transfer uang ke lo sebanyak tujuh ratus juta kan?" tanya Juno.

Aurora mengangguk, "Iya"

"Oke, sekarang gue minta nomor rekening lo," ucap Juno menyodorkan handphonenya pada Aurora. Lalu Aurora dengan cepat mengetikkan nomor rekeningnya.

"Nih." Aurora kembali menyodorkan handphone milik Juno. Juno pun mengotak-atik handphonenya dan transferan uang untuk Aurora pun sudah terkirim.

"Gue udah kirimin lo, coba lo cek." Aurora mengangguk dan langsung mengecek M-banking miliknya. Ternyata benar saldo M-banking miliknya sudah bertambah.

"Thanks Juno," ucap Aurora.

"Sama-sama," balas Juno dengan tersenyum.

"Cantik banget sih lo Put, udah punya pacar belum?" celetuk Gilang mencoba merayu Aurora.

"Gue--" ucapan Aurora langsung terpotong oleh seseorang.

"Iya dia sudah punya pacar dan pacarnya itu gue," ucap laki-laki itu seraya merangkul pinggang Aurora. Ternyata dia adalah laki-laki yang sedari tadi terus memantau Aurora dari tribun penonton. Aurora pun langsung menatap ke arah laki-laki tersebut, betapa terkejutnya dia saat mengetahui siapa laki-laki itu.

"KAMU!"

...----------------...

To be continued.

1
Nartik Najs
kenapa ada pelakir dih thorr😭
Nartik Najs
knp ya irsyan ngak mau langsung nembak sih Thor..🤣
Nartik Najs
nyimak dulu aja Thor👍👍
Nartik Najs
lanjut Thor nyimak dl
Rahmah Hibah
semoga rumah tangga Caca dan Aril baik-baik saja 😅😅😅
Rahmah Hibah
iihh Aril jangan gitu harusnya kamu tidur bareng biar kalian Deket gituu looh 🤭🤭🤭
Rahmah Hibah
siapa ya? apa itu Ryan orang yang mau menghancurkan masa depan Aurora dan sekaligus rekan kerja Aurora. waduuh Irsyan harus hati-hati nih jaga istri mu Syan. 😅😅😅
Rahmah Hibah
o my God Aril SMA Caca mau nikah? waaah congratulation yaa jangan lupa undangannya 🤣🤣🤣
Rahmah Hibah
setelah sekian lama menanti update bab juga .. dah lama nii aku nunggunya and finally kesabaran ku terbayar juga nunggu update novel ini
Ira Caem💋
Luar biasa
Agus Yuwono
bGus
Ranindia Putri☘️
Kutunggu karya-karyamu selanjutnya Thor🌹
Rifqi_NH
Novel recommended👍
Cantika Putri
Aurora dan Irsyan cerita paling favorit ❤️
Ita🐰
Ditunggu novel-novel selanjutnya🙏
Laela Kurnia
novelnya panjang, tapi seru💃
Laela Karunia
Novel yg slalu aku tunggu-tunggu upnya🔥
Wiwit💅
Harus dibaca sampai akhir sih ini🥰
Rozi Hakki
Novel favoritku❣️
Suharni Gumba Ibrahim
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!