NovelToon NovelToon
CINTA DIBAYAR TUNAI

CINTA DIBAYAR TUNAI

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / istri ideal / Office Romance / Enemy to Lovers
Popularitas:3M
Nilai: 4.9
Nama Author: dtyas

Mihika Yodha yang menyamar sebagai karyawan baru pada salah satu perusahaan milik Ayahnya. Berada pada situasi dimana Mihika harus menikah dengan Arka, direktur perusahaan Ayahnya. Berusaha mengungkap segala permasalahan perusahaan juga sebagai asisten dan istri dari Direktur perusahaan milik ayahnya tidak membuat Mihika putus asa.

“Jangan harap aku akan berlaku seperti seorang suami, karena kamu bukan wanita idamanku,” ujar Arka tanpa mengetahui identitas asli Mihika termasuk wajah asli istrinya.

Arka benar-benar serius dengan ucapannya. Tidak menghargai Mihika sebagai istrinya, bahkan tetap berhubungan dengan wanita lain. Mihika mengira jika Arka adalah dalang dibalik masalah perusahaan. “Arka, kamu akan menyesal telah berbuat jahat termasuk menghina hubungan ini. Saat kamu menyesal semua sudah terlambat,” ucap Mihika lirih.

Bagaimana kelanjutan kisah antara Mihika dan Arka? Karma atau Cinta dibayar tunai yang akan diterima Arka dan Mihika.

IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ancaman Arka

Mandi bareng? Gila, bisa habis aku sekarang.

Mihika memalingkan wajahnya karena tidak ingin Arka kembali melanjutkan aksinya. “Pak Arka duluan aja,” ucap Mihika.

“Kalau aku mau bareng kamu, gimana?”

“Kalau aku nggak mau, gimana? Udah deh, Pak Arka duluan.” Mihika mendorong tubuh Arka agar lebih dulu masuk ke toilet.

Bener-bener nggak beres nih, kayaknya jebol peraw*nan aku. Makin ke sini, Pak Arka makin mesum aja, apa bener dia udah nggak main perempuan lagi dan kemarin karena kondisi mabuk makanya one night stand, batin Mihika.

...***...

Arka dan Mihika sampai di kantor tanpa ada drama kemesuman atau perselisihan yang berarti. Sepertinya keduanya mulai fokus untuk menyelesaikan kejahatan dengan bukti yang semalam mereka dapatkan. Bahkan Arka sudah meminta divisi IT untuk menyalin semua rekaman CCTV semalam, khususnya yang mengarah ke ruangannya bahkan meminta akses penuh ruangan arsip hanya bisa diakses olehnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari penghancuran atau pencurian dokumen dan bukti untuk mengungkap segala kejahatan.

Seseorang mengetuk pintu ruangan Mihika

“Masuk.”

“Permisi Nona Hika, saya mau menanyakan berkas project yang sudah di approve oleh Pak Arka,” ucap seorang pria yang sudah berdiri di hadapan meja Hika.

“Hm,” jawab Mihika masih fokus pada layar komputer dan membetulkan letak kacamata yang bertengger di wajahnya. Lalu menatap pria itu, “Aku tanyakan dulu ke Pak Arka, kalau sudah oke nanti ada yang antar ya.”

“Pak Arka,” ucap Mihika seperti biasa membuka pintu tanpa mengetuk.

“Shitt,” hardik Arka karena terkejut. Dia sedang mengecek hasil rekaman CCTV terkejut dengan kehadiran Mihika.

“Kamu bisa nggak sih ketuk pintu dulu?”

Mihika berdecak, “Jangan-jangan Pak Arka punya penyakit jantung, gitu aja pake kaget. Berkas yang semalam bagaimana Pak, sudah ditanyakan oleh divisi terkait. Sudah ditandatangani?”

“Kamu panggil aja orangnya lalu bawakan juga proposal yang sebelumnya,” titah Arka

“Hm, oke.” Mihika keluar dari ruangan Arka.

“Mae, hubungi divisi operasional yang bertanggung jawab dengan proyek B1 untuk temui Pak Arka,” titah Mihika menyebutkan kode proyek yang berlaku di perusahaan. “Kalau udah datang, kasih tahu aku yah,” titah Mihika lagi.

Sedangkan di ruangannya, Anjay Gunawan terlihat geram ketika mendapatkan informasi jika proposal belum disetujui. Padahal dia sudah senang bisa mencairkan dana dan tentu saja mendapatkan kelebihan anggaran yang sudah direncanakan olehnya. Pria yang semalam mendatangi ruangan Arka adalah Anjay Gunawan dan salah satu staf divisi operasional yang membawahi pekerjaan lapangan.

Brak.

Anjay melempar entah dokumen apa ke mejanya sendiri. “Susah amat, tinggal tanda tangan doang.”

“Ayah,” panggil Lela yang masuk ke ruangan Anjay. “Ayah kenapa sih marah-marah.”

Anjay berdecak, “Kamu lebih baik diam, daripada hanya membuat Ayah tambah pusing. Makanya kamu dekati Arka, jadi pekerjaan kita lebih mudah dan banyak keuntungan yang kita dapatkan.”

Lela duduk di kursi yang berhadapan dengan meja Anjay, “Bukannya aku tidak mau, tapi Pak Arka yang menolak.”

“Kamu bisa rayu dia, buat dia mabuk atau … kamu atur sajalah. Yang penting Arka ada dalam genggaman kita,” titah Anjay.  Lela pun harus memutar otak untuk menjalankan rencana mendekati Arka.

Kembali ke situasi yang terjadi di sekitar ruangan Arka. Aldi, staf divisi operasional sudah hadir karena panggilan dari Mae. “Sebentar aku panggilkan Hika dulu,” ucap Mae. Tidak lama Mihika pun datang dengan dokumen di tangannya lalu mengajak Aldi menemui Arka.

Mihika berdiri di samping Arka, sedangkan Aldi duduk dihadapan meja kerja Arka.

“Aku tidak mengerti, ini kalian salah ketik atau memang sengaja ada perubahan ya?”

Aldi tampak gugup, sepertinya dia termasuk orang yang mudah panik. Baru ditanya seperti itu sudah membuatnya tidak dapat berkata-kata. Bahkan terlihat keningnya berkeringat. “Ma-maksudnya bagaimana Pak?” tanya balik Aldi yang bicaranya agak terbata.

Arka meletakan dokumen yang sejak semalam ada di atas mejanya, lalu diarahkan pada Aldi. “Coba kamu lihat halaman tiga puluh lima. Di sana tertulis jumlah anggaran yang dibutuhkan, aku yang salah membaca situasi atau memang benar kalian rencanakan perubahan tanpa pengajuan?”

“Sa-saya tidak paham, Pak. Hanya bertugas mengambil dokumen yang sudah di approve,” sahut Aldi.

Arka menerima proposal awal dari project B1 dari Mihika, “Nah coba kamu perhatikan, ini anggaran proposal sebelumnya tapi dengan berkas pengajuan pencairan kenapa harus berubah. Coba kamu perhatikan!”

Aldi terlihat semakin gugup bahkan tangannya sedikit gemetar. “Kalau kamu tidak tahu ini ulah siapa, lebih baik serahkan dokumen ini pada divisi kamu kembali. Sampaikan arahan saya tadi.”

“Tapi, Pak.”

“Sudahlah, kembali ke ruanganmu dan bawa ini,” titah Arka.

Setelah kepergian Aldi, Mihika yang masih berada di ruangan Arka sedang menerima tugas yang harus dilakukannya. Menoleh karena ketukan pintu dan pintu dibuka dari luar.

“Pak Arka,” ucap Lela yang lalu menghampiri Arka bahkan sedikit mendorong bahu Mihika agar menjauh dari samping Arka.

“Lela!” teriakan Arka membuyarkan pandangan Lela pada Mihika. “Ada apa? Kenapa kamu mengganggu urusan pekerjaanku dengan Hika.”

“Aku ingin bicara Pak, jadi biarkan wanita itu pergi,” tunjuk Lela pada Mihika yang dibalas dengan cibiran.

“Aku sedang sibuk, kamu mau bicara apa. Katakan!”

Lela berdecak, “Kenapa Pak Arka tidak sehangat dulu, biasanya senang kalau aku datang ke sini,” tutur Lela dengan gaya dan bahasa yang manja.

Arka mengusap kasar wajahnya bahkan dalam hatinya mengumpat. Mihika bisa salah paham dengan ucapan Lela, namanya kucing mana ada yang menolak ikan di hadapannya, batin Arka.  Arka menoleh pada Mihika.

Mihika kini sudah duduk di depan meja Arka dengan kedua tangan dilipat di dada, bahkan menaik turunkan kedua alisnya seakan bertanya, apa maksud dari ucapan Lela.

“Lela, apa kamu tidak malu merayu pimpinan kamu di depan orang lain. Bagaimana jika aku mengatakan ini ke personalia atau bahkan ke pemilik perusahaan. Kamu tidak takut jika harus hengkang dari sini?” tanya Mihika.

“Heh, Pak Arka aja nggak masalah, kenapa kamu yang sewot. Lagi pula Pak Arka tidak mungkin menyingkirkan aku,” sahut Mihika.

Mihika terkekeh, bahkan dia membayangkan bagaimana respon Lela jika mengetahui jika dirinya adalah putri pemilik perusahaan. “Pak Arka, anda adalah pimpinan seharusnya kalau mau profesional ….”

“Lela, keluarlah,” titah Arka menyela ucapan Mihika.

“Pak Arka,” rengek Lela.

“Aku sibuk, lagi pula kita tidak ada hubungan pribadi yang mengharuskan aku menerima kamu di sini selain urusan pekerjaan,” ujar Arka. Lela menghentakan kedua kakinya lalu beranjak pergi.

“Dasar playboy,” ejek Mihika lalu beranjak berdiri dan meninggalkan Arka.

“Eh, mau kemana kamu?” tanya Arka.

“Ke korea cari oppa yang lebih ganteng dari Pak Arka.”

“Sampai kamu melewati pintu itu, aku pastikan kamu nggak akan bisa jalan dengan nyaman,” ancam Arka.

“Hahh.”

 

\=\=\=\=\= Mau diapain sih pake nggak bisa jalan segala.

1
Yuyun Arianti
jodoh yg TK terduka di blik musibah ada sebuah berkah❤❤❤❤
Nora♡~
E...eeh... dah habis rupa nya.... ceritanya ini macam 👍👍👍👍👍
NunuPoci
paling gk suka sm perempuan yg lembek terlalu sok yg paling tersakiti jd perempuan it harus tegas jgn lembek bertengkar sedikit gitu2 aj aduh terlalu drama quen. realitax bnyk perempuan yg kuat gk bersama org yg dia cintai
Zizi
halo, Kaka mampir yuk di karyaku genre CEO-Romance-One stand night. Judulnya "Indara&Indira" atau klik profilku biar lebih mudah untk mencari ✨ terimakasih yah🥰🥰
Diyah Agung
Luar biasa
Herlina Lina
lanjut thor
Anonymous
ok
Ida Kristyati
Typo 😀
Whatea Sala
Hika..terlalu banyak bermain main,gak gercep denga apa yang jadi tujuan awal dia masuk kerja,masa iya dekat dengan arka jadi bodoh dan o'on
Whatea Sala
Ahh...hika lama2 jadi orang bodoh,lupa dengan tujuan awal
Whatea Sala
Hika berantemnya gak keren...ngelabrak lela harusnya langsung tabok duluan,masa cuma jambak2an😆😆
Nurhayati Nia
hadirr othorrr
Ira
keren
Puji Rahayu
si anjayyy kabuurrrr....😄😄😄
anjayy beuuddd....
Putri Galuh
cabut ah aku paling g suka cerita yg intinya casanova dpt perawan kenapa g dikasih cewek kayak Teh MELLI EgP walupun dia suka tidur sm laki tp harus sm pacarnya selain itu g mau
Anonymous
keren
Rose 19
egois kamu Arka,mungkin kamu tersinggung dengan perkataan Hika.wajar Hika curiga ke kamu karna Hika awalnya gak knal kamu.
Rose 19
istri loe pingsan Arka kebangetan malah pergi.
Rose 19
Luar biasa
Rose 19
ganti pake minyak nyongnyong aja Ah. /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!