NovelToon NovelToon
Bukan Kamu Boss...Tapi Barista Berotot Itu

Bukan Kamu Boss...Tapi Barista Berotot Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Persahabatan / Romansa / Satu wanita banyak pria
Popularitas:774
Nilai: 5
Nama Author: whatdhupbaby

Vivian Shining seorang gadis dengan aura female lead yang sangat kuat: cantik, baik, pintar dan super positif. Dia tipe sunny girl yang mudah menyentuh hati semua orang yang melihatnya khusunya pria. Bahkan senyuman dan vibe positif nya mampu menyentuh hati sang bos, Nathanael Adrian CEO muda yang dingin dengan penampilan serta wajah yang melampaui aktor drama korea plus kaya raya. Tapi sayangnya Vivian gak sadar dengan perasaan Nathaniel karena Vivi lebih tertarik dengan Zeke Lewis seorang barista dan pemilik coffee shop yang tak jauh dari apartemen Vivi, mantan atlet rugbi dengan postur badan bak gladiator dan wajah yang menyamai dewa dewa yunani, juga suara dalam menggoda yang bisa bikin kaki Vivi lemas sekita saat memanggil namanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon whatdhupbaby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 26 Rencana Liburan Tanpa Drama

Vivian dan Mia sedang menikmati sarapan mewah peninggalan Nathanael, croissant, pie quiche, dan buah-buahan segar ketika ponsel Vivian bergetar.

ZEKE: “Aku di bawah, boleh naik?”

Vivian langsung panik, mata nya melotot ke Mia.

“Aku harus balas gimana?!”

Mia mengangkat bahu, mulut penuh croissant.

“Mana aku tahu... Terserah kamu. Tapi kalau aku jadi kamu, aku bilang ‘iya’, kali aja dia sarapan juga.”

" Mi.. seriusan ini Mi..."

Sebelum Vivian sempat membalas, ponselnya bergetar lagi.

ZEKE: “ Aku bawa sarapan, aku naik sekarang ya.”

Dua menit kemudian, ketukan di pintu.

Zeke masuk dengan wajah cerah dan bungkusan makanan di tangan, tapi senyumnya pudar ketika melihat wajah sembab Vivian.

“Pipimu kenapa? Merah sekali. Habis nangis?” tanya Zeke, jari nya dengan natural menyentuh pipi Vivian.

Vivian langsung menggeleng kencang, wajah nya memanas.

“Gak kok! Ini... makanannya pedas! Yeah, pedas banget!”

Zeke mengerutkan kening, lalu mengambil croissant di piring Vivian dan menggigitnya.

“Ini gak pedas, Vi." Ucapnya bingung.

" Oh.. Eh..anu itu...aku kebanyakan naburin mrica."

Zeke menatap Vivian yang gugup salah tingkah, namun tidak bertanya lebih jauh.

Dengan sigap, dia membuka bungkusan yang dibawanya, semangkuk bubur ayam hangat dengan irisan jamur dan daun seledri segar.

“Ini, makan ini. Aku masakin tadi pagi.”

Vivian langsung duduk dan mencoba sesuap, matanya langsung berbinar.

“Ini enak banget! Kamu yang buat?”

Zeke tersenyum bangga, duduk di samping Vivian dan menyuapinya lagi.

“Tentu saja. Habisin, jangan sampai tersisa. Biar cepat sembuh.”

Tangannya dengan lembut menepuk-nepuk kepala Vivian, persis seperti memuji anak kecil yang patuh.

Di pojokan ruangan, Mia dan Mini-Vivi terduduk lesu seperti dua patung yang terlupakan.

MIA: “Aku merasa seperti nyamuk yang lagi nonton romcom.”

MINI-VIVI: “AKU JUGA. TAPI NYAMUKNYA CUMA JADI SAKSI BISU YANG GAK GUNA.”

Beberapa saat kemudian Vivian dan Mia saling lempar pandang. Mereka seolah saling lempar argumen hanya dengan mata mereka.

Zeke hanya mengamati tingkah kedua sahabat itu.

Akhirnya Vivian menghela napas menyerah.

Vivian menatap Zeke yang masih duduk di sampingnya, wajahnya sedikit cemas.

“Aku dan Mia... rencananya mau liburan ke pantai 3 hari lagi. Selama seminggu.”

Zeke langsung mengerutkan kening. “Kamu masih sakit, Vi. Demam mu aja belum sembuh total. Harusnya istirahat di rumah, bukan ke pantai.”

Vivian mencoba meyakinkan, suara nya lembut tapi pasti.

“Kita berangkat 3 hari lagi, Zek. Aku janji akan istirahat yang cukup sampai hari itu. Dan ini cuma seminggu.”

Zeke menghela napas, matanya menunjukkan kekhawatiran yang dalam.

“Kalau begitu, aku ikut. Aku bisa jaga kamu kalau ada apa-apa...”

“TIDAK!” Mia tiba-tiba menyela membuat Zeke terkejut, berdiri dengan tangan di pinggang. “Ini girls time! Cowok dilarang ikut! No boys allowed!”

Dia melirik ke Zeke, senyum nya sedikit jahil.

“Bahkan Nathanael aja kita tolak! Dia mau ikut juga tapi kita bilang no!”

Vivian langsung menendang betis Mia dengan reflek, wajah nya memerah.

“Mia!”

Zeke terdiam sejenak, wajah nya sedikit tertunduk. Tapi kemudian dia mengangguk, meski raut nya masih khawatir.

“Oke. Tapi kamu harus janji sesuatu.”

Dia memegang tangan Vivian, jari nya hangat dan kuat.

“Pertama, jangan berenang kalau belum benar-benar sembuh. Kedua, telpon aku setiap malam. Ketiga...”

Dia menatap Vivian dalam-dalam.

“Kalau ada apa-apa, bahkan cuma pilek sedikit, kamu pulang. Aku jemput.”

Mia dan Mini-Vivi di pojokan ruangan saling pandang.

MIA: “Dia lebih parah dari ayahku.”

MINI-VIVI: “TAPI KAN ROMANTIS...?”

Vivian tersenyum, hati nya merasa hangat.

“Janji.”

_______

Satu hari sebelum keberangkatan Mia tiba di apartemen Vivian dengan empat koper besar dan satu tas ransel.

“Aku bawa semua yang kita butuhkan!” serunya dengan semangat, membuka koper pertama yang penuh dengan baju renang dan outfit pantai. “Aku punya 10 bikini, 5 sundress, 3 topi lebar, dan 2 sarung batik untuk sesi foto!”

Vivian hanya bisa terduduk di lantai dengan mulut menganga. “Mi... kita cuma pergi seminggu. Bukan pindah negara,” protes Vivian, matanya melirik koper kedua yang berisi sepatu dan aksesoris.

“Gak ada yang namanya ‘cuma’ seminggu!” bantah Mia, mengeluarkan tabir surya dengan SPF 100. “Kita harus siap untuk segala kemungkinan! Hujan? Aku bawa ponco! Dingin? Aku bawa jaket! Ada acara makan malam? Aku bawa gaun!”

Mini-Vivi muncul dengan kacamata hitam dan daftar packing, ikut bersorak. “JANGAN LUPA BAWA PERMEN ANTI-MABUK PERJALANAN! SAMA EARPLUG KALAU MIA MENDENGKUR!”

Vivian dengan senyumnya yang tidak bisa disembunyikan. “Aku cuma mau bawa yang penting-penting aja biar gak ribet. Buku, obat, baju ganti, dan...”

“DAN INI!” Mia menyodorkan topi jerami besar dengan pita merah. “Ini wajib! Buat foto di pantai saat sunset!. Pasti cocok banget buat upload Instagram."

Mia sudah sibuk memilih-milih bikini mana yang akan dipakai hari pertama.

Sementara Vivian hanya bisa memandangi kekacauan itu dengan geleng-geleng kepala, hatinya justru merasa ringan untuk pertama kalinya setelah sekian lama.

_______

Sorenya Zeke datang dengan membawa tas berisi berbagai kebutuhan liburan, wajahnya masih menunjukkan kekhawatiran tapi sekarang lebih ringan.

“Aku bawa ini,” ujar Zeke mengangkat sebuah kotak P3K lengkap dengan stiker kartun. “Obat demam, pereda nyeri, plester lucu, dan vitamin C.”

Vivian tertawa. “Zeke, kita cuma pergi seminggu, bukan ekspedisi ke Kutub Utara.”

“Buat aku, ini sama pentingnya,” jawab Zeke serius, tapi matanya berkedip-kedip. “Aku juga bawa ini...”

Dia mengeluarkan topi lebar dengan tali merah yang persis seperti yang pernah Mia rekomendasikan.

Vivian tersipu, menerima topi itu. “ Terimakasih Zeke."

“Gak perlu berterimakasih Vi, aku lakuin ini emang buat kamu.” jawab Zeke sambil merapikan kotak obat ke dalam tas Vivian yang hanya membuat dada Vivian bergetar hebat.

Mereka kemudian duduk di lantai dikelilingi barang-barang. Zeke membantu memilah-milah:

· “Bikini ini saja,” ujarnya memilih yang biru tua dengan simpul sederhana. “Yang lain terlalu ribet, nanti kamu malah sulit bernapas.”

· “Sunblock SPF 50, jangan yang 100,” tambahnya sambil melempar botol ke tas. “Kulitmu perlu vitamin D juga.”

Vivian hanya bisa memandangi Zeke yang cekatan, hati nya semakin berdebar-debar. “Kamu lebih ribet dari Mia,” godanya.

“Karena aku lebih peduli,” balas Zeke tanpa melihat, tangan nya masih sibuk meliput kaos. “ Aku peduli sama kamu.”

Mini-Vivi muncul di atas tumpukan handuk, memegang hati kecil. “ OH, DIA PERHATIAN BANGET... BENAR BENAR BOYFRIEND MATERIALS SESUNGGUHNYA."

Saat matahari mulai terbenam, semua sudah terpacking rapi. Zeke berdiri dan meraih jaketnya.

“Jangan lupa janjimu,” pesannya di depan pintu. “Telpon setiap malam. Kalau batuk lebih dari tiga kali, pulang.”

Vivian mengangguk, tiba-tiba memeluknya erat. “Terima kasih untuk semuanya, Zek.”

Zeke membeku sejenak, lalu pelukannya semakin erat. “Sama-sama. Sekarang pergilah, dan jangan terlalu banyak pikiran.”

Dia pergi meninggalkan Vivian dengan tas yang sudah rapi dan hati yang hangat. Dan jaket Zeke yang masih ada pada Vivian, Vivian selundupkan rapi ke dalam koper.

1
Naurila Putri
kereenn lanjutt terussssss kakkk
ethereal: terimakasih kak🙇🙇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!