(Mohon jangan boomlike) Pernikahan Zoya dan Zada yang sudah berjalan tiga tahun ini tampak rukun dan bahagia.
Namun siapa sangka, Zada yang tipekal suami setia tiba-tiba membawa pulang wanita lain ke rumah Zoya dan Zada.
Bagai tertusuk seribu sembilu, Zoya begitu kecewa dengan Zada yang diam-diam sudah menikah lagi tanpa persetujuan darinya.
Zoya meminta talak, namun Zada menolaknya. "Aku tidak akan pernah menjatuhkan talak untukmu. aku masih mencintaimu, Zoya." Begitulah alasan yang selalu terucap dari bibir suaminya.
"Tidak masalah aku di madu asalkan, aku tidak tinggal satu atap dengan maduku," lirih Zoya penuh luka dan nyeri di hatinya.
Biarlah Zoya menerima semuanya. Karena tanpa Zada ketahui, Zoya sedang mengandung anak yang selama ini di nanti-nantikan.
Biarlah Zoya menerima surganya, walau surga itu telah menorehkan luka dan lara yang mendalam.
Mampukah Zoya tetap bertahan ketika melihat suaminya bersanding dengan wanit
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Oktafiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Pelajaran untuk Zada
Tok, tok, tok.
"Masuk!" perintah Zada dari dalam ruangannya. Masuklah sekretaris Zada dengan nafas yang terengah-engah. "Pak, ada kabar buruk, Pak," ucap sekretarisnya terbata.
Zada mengernyit heran. "Kabar buruk apa yang kamu maksudkan?" tanya Zada masih santai. "Semua aset perusahaan sudah beralih nama menjadi milik Zoya Adhisty, mantan istri, Bapak," ucap Sang sekretaris yang berhasil membuat Zada membelalak tak percaya.
"Bagaimana bisa?! Siapa yang sudah bermain api denganku?" tanya Zada dengan amarah yang memuncak. "Tapi, Bapak masih memegang 25% nya. Sedangkan untuk 75%, sudah diambil alih atas nama Zoya Adhisty,"
Zada mengepalkan kedua tangannya, gigi-giginya mengetat menahan amarah. Rahangnya sudah mengeras dan matanya memancarkan aura kelam. "Zoya … aku pikir kamu polos. Tapi ternyata, kamu sangat licik," ucap Zada dengan penuh penekanan.
Tanpa berpikir panjang, Zada menyambar kunci mobilnya dan turun ke parkiran untuk menemui Zoya. Tidak butuh waktu lama, setelah mobilnya melaju, Zada akhirnya sampai di toko bunga milik Zoya. "Zoya! Zoya! Dimana kamu!" pekik Zada menggema di seisi ruangan.
Yasa yang berada di bawah pun sangat terkejut dengan orang yang baru saja dia jumpai namun, sudah bicara sekasar itu pada atasannya. "Dimana Zoya? Suruh dia turun!" Yasa membeku di tempat. Takut, satu kata yang bisa mewakili perasaannya.
Beruntung, Zoya segera muncul dengan wajah datarnya. Tidak lama kemudian, bu Maya dan pak Rama juga mengikuti Zoya dari belakang. Zada semakin kebingungan. "Mama sama Papa ada disini juga? Bagus, Pa. Zoya ini penipu, Pa. Dia sudah mengalihkan 75% perusahaan kita menjadi miliknya. Dia sudah menipu kita, Pa," ucap Zada menggebu-gebu mengira papa dan mamanya ada di pihaknya.
Zoya dan bu Maya terdiam dengan raut wajah bingung. Sedangkan pak Rama, dia hanya memasang wajah datarnya. "Pa? Papa mau menuntut Zoya kan kesini? Dia sudah mengambil alih perusahaan kita, Pa," adu Zada menatap nyalang Zoya.
"Maksud kamu apa, Mas? Jangan sembarang bicara," sentak Zoya merasa kesal. "Iya, Papa yang sudah mengalihkan 75% perusahaan atas nama Zoya. Dia berhak mendapatkannya. Dan papa percaya, Zoya bisa menjaganya," ucap pak Rama yang berhasil membuat semua yang berada di ruangan membelalak tak percaya.
"Papa …." lirih Zada tidak menyangka. Wajahnya sudah pias karena malu sudah menuduh Zoya yang bukan-bukan. "Kamu pantas mendapatkannya. Hiduplah mulai dari nol lagi bersama istri barumu. Bukankah dulu, kamu juga hidup dari nol bersama Zoya? Jadi, istrimu juga harus hidup seperti Zoya dulu. Jangan hanya ingin menikmati enaknya saja. Kalian juga harus bersusah payah lagi," ucap pak Rama tanpa beban.
Zoya jelas tidak mau menerima saham sebanyak itu. Dia juga merasa kurang pantas mendapatkannya. "Tidak perlu, Pa. Papa tidak perlu mengalihkannya atas namaku. Aku tidak butuh itu semua," ucap Zoya berusaha menolak dengan halus.
"Kamu pantas, Zoya. benar yang dikatakan Papamu, Zada memang harus berjuang dari nol lagi bersama istri barunya," sahut bu Maya yang seratus persen menyetujui keputusan suaminya.
Zada jelas tidak terima jika perusahaan yang dia bangun harus hilang begitu saja. "Jangan begitu dong, Pa. Itu sama saja tidak adil untukku, Pa," protes Zada merasa frustasi.
"Itu adil untuk Zoya. Suruh istrimu menemani kamu dari nol. Dia juga harus merasakan berjuang untuk hidup," ucap pak Rama tak goyah.
"Aaargggh!" pekik Zada merasa frustasi.
Setelah itu, Zada pergi dari toko bunga milik Zoya begitu saja. Zada memilih untuk bernegosiasi dengan papanya nanti. Dia akan pulang untuk menjernihkan semua pikirannya.
Sepeninggalan Zada, Zoya menatap memohon pada mertuanya. "Pa, aku rasa ini semua tidak perlu. Mas Zada juga berhak bahagia dengan pilihannya, Pa," ucap Zoya merasa kasihan dengan Zada.
"Kamu tidak perlu memikirkan Zada lagi. hiduplah dengan baik dan berbahagialah. untuk Zada dan Ghaida, biarlah mereka hidup susah terlebih dahulu," ucap Pak Rama tersenyum dan mengusap kepala Zoya yang tertutupi hijab.
____________________
Setelah sampai di depan rumahnya, Zada langsung disuguhkan dengan pemandangan Ghaida yang sedang menangis dengan membawa barang-barangnya.
Pikiran Zada semakin tidak karuan ketika melihat dua laki-laki berbadan tegap dan berbaju hitam mengeluarkan semua barang miliknya dan Ghaida. Zada berlari untuk tahu lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi.
"Ada apa ini, Da? mengapa barang-barang kita di keluarkan semua dari rumah?" tanya Zada panik. Ghaida masih saja menangis sesenggukan. "Kira diusir, Mas. katanya, papa yang sudah menyuruh mereka untuk membereskan semua barang kita," jawab Ghaida disela tangisnya.
Zada membuang nafasnya kasar dan menjambak rambutnya frustasi. Hidupnya akan berubah 180 derajat dari sebelumnya. Dengan terpaksa, Zada menarik tangan Ghaida untuk mengikutinya.
Setelah memasukkan semua barang-barangnya, Zada melajukan mobilnya menuju rumah kedua orangtuanya. Dia ingin bernegosiasi pada papanya yang telah berpengaruh besar dalam kehidupannya.
"Kita mau kemana, Mas? Sebenarnya apa yang sudah terjadi?" tanya Ghaida saat tangisnya sudah mereda. "Diamlah Ghaida, jangan tanyakan itu sekarang. Aku juga masih terlalu syok," jawab Zada kesal.
Tidak berapa lama, mobilnya telah sampai di depan rumah orangtuanya. "Turun, Da. Kita harus kesini terlebih dahulu," Setelah mengucapkan itu, Zada bergegas keluar dan meninggalkan Ghaida begitu saja.
"Mas, tunggu aku!" pekik Ghaida tidak terima ditinggal begitu saja. "Mau apa kamu kesini?" tanya pak Rama yang sudah menunggu di depan pintu.
"Pa, tidak adakah sedikit rasa kasihan Papa padaku? Masa aku harus berjuang dari nol lagi? Ini tidak adil untukku, Pa," rengek Zada pada papanya yang berjalan meninggalkannya untuk duduk.
Pak Rama sebenarnya tidak tega melihat Zada kesusahan. Tapi, ini demi kebaikan Zada juga agar tidak bertindak seenaknya pada seorang wanita, apalagi sampai menyakiti hatinya.
"Zada, duduklah terlebih dahulu. Papa akan kasih kamu bekal untuk hidup," ucap pak Rama begitu tenang. "Kamu juga Ghaida. Kesini dan duduklah," sambung pak Rama saat melihat Ghaida berdiri mematung di depan pintu.
menurut. Ghaida mendudukkan dirinya di tempat kosong sebelah suaminya. Pak Rama menghela nafasnya melihat anak dan menantu barunya. Bagaimana pun juga, Zada tetaplah anaknya.
"Zada ... belajarlah lebih baik lagi. Terima semua keputusan Papa. Kamu harus berubah menjadi lebih baik lagi. Kamu sadar? Sikap kamu sudah sangat menyakiti Zoya. Selama ini kamu kemana dan dimana, Zada? Anak kamu sudah tiada karena ulahmu. Apa kamu tahu dimana makam anakmu? Apa kamu tahu, seperti apa wajah anakmu? apa kamu tahu, anakmu laki-laki atau perempuan? Zada, kamu sudah menjadi suami yang gagal. Minta maaflah pada, Zoya," ucap pak Rama panjang lebar.
Deg.
Zada menunduk saat sadar apa yang sudah dirinya lakukan salah. Benar apa yang di katakan papanya, Zada adalah suami yang gagal. Seketika rasa menyesal menyusup di relung hatinya terdalam. "Apa yang sudah aku lakukan?"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Selamat hidup susah Zada dan Ghaida 😂
pasti pendukung Zoya bilang bgtu kan?😂
nggak papa. yang penting, jangan lupa dukungannya😘😘
aku up dobel dan lebih awal khusus untuk kalian.
bye, bye ...
lope untuk kalian semua😘💝